Seminggu yang lalu, ada kejadian di rumahku. Apa kejadiannya? Kebakaran? Bukan. Saat aku berjalan-jalan di taman belakang rumahku pada pagi hari, ada sesuatu yang bergerak di kolam ikanku. Ternyata yang bergerak itu adalah dua hewan kecil yang berbulu dan mirip berang-berang dengan ekor yang panjang. Itu adalah musang jenis Biul. Keduanya masih kecil. Kelihatannya, mereka terjatuh dari pinggir kolam lalu tidak bisa naik lagi. Kasihan! Untungnya kolam ikanku tidak ada airnya jadi mereka nggak tenggelam. Kedua musang itu melompat-lompat ingin keluar dari kolam itu, tapi sia-sia saja. Tembok kolam terlalu tinggi, sehingga mereka nggak bisa memanjatnya. Sebenarnya, hanya satu musang saja yang berusaha untuk keluar, karena yang satunya lagi cuma ngikutin kakaknya. Ciri-ciri dari Musang Biul adalah : ada corak putih di ujung ekor dan di punggungnya, warnanya abu-abu kehitaman, pipinya berwarna cokelat, suara mereka seperti babi, dan hidungnya berwarna merah jambu. Benar-benar imut!
Karena mereka kelihatannya lapar, aku mengupas pisang dan memasukkannya ke dalam kolam. Tapi mereka tidak memakannya. "Mungkin mereka nggak makan pisang", pikirku. Karena itu aku memberi mereka jambu, tapi mereka tetap tidak mau makan. Akhirnya aku mau memberikan mereka biji dari pohon yang ada di atas kolam itu, walaupun sebenarnya mereka sudah hampir "mengerokoti" pohon itu. Tapi aku lupa apakah mereka memakannya atau tidak. Pokoknya udah ada makanan untuk mereka. Setelah itu, karena di tempatku sering turun hujan, aku menaruh pecahan guci di dalam kolam itu dengan bantuan ayahku, membentuk kolong untuk tempat berteduh Yuuki dan Mata.
Yuuki artinya adalah "keberanian" sedangkan Mata artinya adalah "lagi" dalam Bahasa Jepang. Aku menamakan mereka begitu karena Yuuki yang kelihatannya secara objektif lebih tua daripada si Mata, berani mendekati aku dan orang tuaku. Sementara, nama Mata yang artinya adalah "lagi" diambil karena aku pengen ketemu sama mereka lagi. Kalau menurut kalian namanya aneh, ya terserah kalian mau panggil namanya apa.
Yuuki artinya adalah "keberanian" sedangkan Mata artinya adalah "lagi" dalam Bahasa Jepang. Aku menamakan mereka begitu karena Yuuki yang kelihatannya secara objektif lebih tua daripada si Mata, berani mendekati aku dan orang tuaku. Sementara, nama Mata yang artinya adalah "lagi" diambil karena aku pengen ketemu sama mereka lagi. Kalau menurut kalian namanya aneh, ya terserah kalian mau panggil namanya apa.
Kemudian, aku kepikiran. Bagaimana mereka minum? Kan nggak ada air di kolam itu. Jadi, aku menggunakan pecahan guci yang lain dengan posisi pecahan guci menghadap ke atas, sehingga membentuk cekungan, yang lalu kuisi dengan air.
Aku mengamati mereka dari jam 7 sampai setengah delapan pagi. Jadi itu adalah pengalaman yang langka menurutku. Akhirnya mereka kecapean melompat-lompat, sehingga mereka langsung tidur. Kok aku bisa tau? Ya karena Yuuki dan Mata tiba-tiba diam di pojok kolam, tapi bukan di dalam guci, yang dekat dengan kami berdiri lalu dengan mata (yang ini bukan nama musang) yang tertutup. Akhirnya kami meninggalkan mereka. Tapi rupanya, mereka sudah tidak takut dengan kami lagi. Buktinya mereka tidur dengan pulas. Kalian juga tau kan, mereka adalah binatang malam, yang artinya mereka hanya beraktivitas di malam hari dan tidur selama siang hari.
Aku mengamati mereka dari jam 7 sampai setengah delapan pagi. Jadi itu adalah pengalaman yang langka menurutku. Akhirnya mereka kecapean melompat-lompat, sehingga mereka langsung tidur. Kok aku bisa tau? Ya karena Yuuki dan Mata tiba-tiba diam di pojok kolam, tapi bukan di dalam guci, yang dekat dengan kami berdiri lalu dengan mata (yang ini bukan nama musang) yang tertutup. Akhirnya kami meninggalkan mereka. Tapi rupanya, mereka sudah tidak takut dengan kami lagi. Buktinya mereka tidur dengan pulas. Kalian juga tau kan, mereka adalah binatang malam, yang artinya mereka hanya beraktivitas di malam hari dan tidur selama siang hari.
Siangnya, aku menengok mereka lagi dan ternyata mereka tidak ada lagi di kolam. Aku sudah khawatir saja kalau mereka berhasil keluar tanpa mengucapkan selamat tinggal. Untungnya, ternyata mereka pindah ke dalam guci untuk berteduh dari panas matahari. Tapi makanan yang kuberikan pada mereka belum dimakan sama sekali. Yang memakannya malah kupu-kupu dan semut. Payah deh! Saat sore hari, mereka pindah lagi ke timbunan tanaman yang kelihatannya mereka tumbangkan untuk dijadikan tempat berteduh. Saat malam hari, ada kejadian yang membuatku sedih.
Saat aku kembali lagi ke kolam pada malam hari bersama dengan orang tuaku, Yuuki dan Mata bersuara berisik. Anehnya, saat aku menyinari mereka dengan senter, ada sosok lain di dalam kolam. Ternyata itu adalah teman mereka yang juga jatuh. Jadi yang tadinya ada 2, sekarang menjadi 3. Bukan tiga deng, tapi 4 termasuk ibu mereka! Ibunya jatuh juga? Nggak lah! Kan ibunya udah dewasa. Rupanya ibu mereka sadar kalo kedua anaknya hilang, lalu mencari mereka pada malam hari, pas saat aku berada di dekat kolam. Ibunya berusaha untuk membantu anak-anaknya keluar dari kolam dengan cara mengajarkan mereka untuk melompat. Walaupun sudah mencoba banyak kali, Yuuki, Mata, dan satunya lagi yang aku belum kasih nama tidak bisa melompati dinding kolam.
Akhirnya kami turun tangan. Ayahku mengambil batang bambu yang cukup panjang lalu membawanya ke kolam. Tapi, ibu mereka yang sedang menarik anak-anaknya ke atas malah lari melihat tongkat yang dibawa ayahku. Sementara ibunya lari, ayahku meletakkan batang pohon itu dengan ujung satunya dibawah kolam sementara yang satunya lagi ditaruh di atas sisi kolam. Tujuannya adalah agar ketiga musang yang jatuh itu memanjat ke atas kolam lewat batang pohon itu. Jadi batang itu gunanya adalah sebagai tangga. Mula-mula, ibu dan ketiga anaknya tidak tau untuk apa batang itu ditaruh di kolam, atau mungkin malah nggak tau kalo ada tongkat di situ. Tapi akhirnya mereka menyadarinya dan Yuuki, Mata, dan yang satunya lagi segera memanjat batang pohon itu, dan akhirnya mereka berhasil keluar dan langsung lenyap dari pandangan mata kami. Itu benar-benar perpisahan yang menyedihkan. Tapi aku juga senang karena mereka bebas kembali. Yang penting, buah jambu dan pisang yang sudah kusediakan untuk mereka habis dimakan mereka. Selamat tinggal Yuuki dan Mata! Kapan-kapan mampir lagi ke sini ya!
Jejak kaki Yuuki atau Mata
Untuk pengamatan yang malam hari, kalian bisa melihatnya di video di bawah ini :
0 Comments