Tinggal di Planet Merah

Sudah lama sekali manusia ingin pergi ke Mars, si Planet Merah. Kita baru bisa mengunjungi planet tetangga ini pada tahun 1960-an. Tapi, itupun dengan menggunakan robot, bukan dengan diri kita sendiri dan sampai saat ini kita belum pernah menginjakkan kaki ke si Planet Merah. Sejak setelah itu, manusia mulai ingin menghuni Mars. Alasannya adalah karena rasa ingin tahu, penelitian secara langsung tentang planet ini, sumber dayanya yang mungkin tidak ada di Bumi, dan kemungkinan bahwa kolonisasi di Mars bisa mengurangi kepunahan manusia di Bumi, karena bagaimanapun juga Bumi akan terbakar miliaran tahun lagi karena Matahari yang membesar. Lalu, pada tahun 2011 didirikan sebuah organisasi bernama Mars One yang bertujuan untuk mengirimkan manusia ke Mars untuk menghuninya, tanpa kembali lagi ke planet kita. Di tahun itu, Mars One bertemu dengan lembaga angkasa di seluruh dunia - NASA, ESA, SpaceX, dll -untuk membahas rencana kolonisasi Mars itu. Mars One akan mengirim lebih banyak kru setiap 2 tahun sekali yang akan terus mendirikan kolonisasi permanen di planet berdiameter 6.791 km ini. Sementara itu, kru pertama harus menggunakan semua keterampilan yang mereka latih di Bumi untuk bertahan hidup di Mars tanpa bantuan dari Bumi selain informasi. Mereka juga harus bisa memperbaiki setiap masalah teknis dan medis, menciptakan makanan, dan memperluas pemukiman untuk kru selanjutnya. Karena itulah memilih kru yang tepat adalah tantangan terbesar dari misi kolonisasi di Mars. Rencana kolonisasi Mars diumumkan pada tahun 2012 dan ada lebih dari 200.000 orang yang mendaftarkan diri. Di tahun 2012 juga ditemukan bahwa ada 2 organisme bernama lichen dan cyanobacteria yang  bertahan dan beradaptasi dalam kondisi simulasi Mars di Mars Simulation Laboratory (MSL). Beberapa ilmuwan berpikir cyanobacteria bisa membantu pengembangan koloni di Mars karena ada kemungkinan cyanobacteria bisa digunakan secara langsung untuk membuat makanan, bahan bakar, dan oksigen. Selain itu, perkembangan-biakan mereka juga bisa membantu pertumbuhan organisme lain dan bukan tidak mungkin, memunculkan organisme lain yang berasal dari Mars sendiri. Pada 2016, Mars One kehabisan uang dan tidak bisa melanjutkan program seleksi peserta dan pengembangan teknis, walaupun sudah ada beberapa usaha yang dilakukan untuk menaikkan dana tambahan. Lembaga-lembaga angkasa seperti NASA, ESA, dan organisasi swasta seperti SpaceX juga membantu Mars One untuk mempersiapkan koloni di Mars. Paragon Space Development Corporation mengembangkan pakaian di Mars dan sistem pendukung kehidupan untuk para astronot dan SpaceX akan mengembangkan transportasi ke Mars dengan Starship yang menjadi kendaraan peluncur terkuat di dunia dan Super Heavy yang kedua-duanya bisa digunakan kembali. Setelah sampai di orbit rendah Bumi, Starship akan mengisi bahan bakarnya sebelum berangkat ke Mars yang bisa memperkuat Starship sampai mengangkut benda seberat 100 ton. Starship akan memasuki atmosfer Mars dengan kecepatan 7,5 km/detik. 

Starship memasuki atmosfer Mars

Setelah mendarat, Starship bisa memanfaatkan sumber daya air dan karbon dioksida dari Mars untuk mengisi bahan bakarnya sebelum kembali ke planet kita, walaupun memang air di Mars sangat langka, bahkan kadarnya lebih sedikit daripada di Gurun Atacama, padang gurun terkering di Bumi. SpaceX berencana mendaratkan Starship mereka di Mars pada tahun 2024. Planet yang dipilih adalah Mars karena jaraknya yang dekat - hanya butuh 6 bulan ke Mars - dan suhu dan kadar Sinar Mataharinya yang mirip dengan di Bumi. Ada beberapa hal lain dari Mars yang mirip dengan Bumi, yaitu musimnya karena sumbu Mars yang miring 25.2°, sementara sumbu Bumi adalah 23.5°, panjang hari Mars yang sepanjang 24 jam 39 menit, dan kemungkinan bahwa Mars memiliki kehidupan sendiri yang berbentuk ekstrimofil. Kondisi di permukaan Mars sebenarnya juga mirip dengan puncak awan Venus, tapi kita tau bahwa permukaannya yang sangat panas sama sekali tidak ramah untuk kehidupan. Ada 3 wilayah di Mars yang mungkin cocok untuk dihuni. Yang pertama adalah di daerah khatulistiwa. Pengorbit Mars Odyssey menemukan semacam gua di dekat gunung berapi Arsia Mons yang bisa digunakan para astronot sebagai tempat perlindungan dari radiasi dan batu asteroid yang bisa menembus atmosfer tipis Mars dengan mudahnya. Yang kedua adalah 'tabung lava' (kalau aku terjemahkan jadi begitu). Kalau dalam pengertianku, tabung lava adalah lahar yang muncul ke permukaan dan lalu mengeras. Kalau di Indonesia disebut lahar dingin. Nah, ada beberapa tabung lava Mars yang ditemukan di dekat Arsia Mons juga. Yang petiga adalah kawah tumbukan Hellas Planitia di belahan Mars selatan karena tekanan udara di tempat ini yang cukup lebih tinggi dibandingkan dengan di belahan Mars lainnya. Apa saja yang perlu dibawa untuk memenuhi kebutuhan para astronot di Mars? Aku akan sebutkan satu-satu = 

1. Ruang dan peralatan pembuat makanan

2. Peralatan penyedia bahan bakar untuk mesin Starship

3. Bahan bakar atau sumber energi lain untuk digunakan dalam transportasi permukaan Mars (kalau memang nanti bisa dibuat) 

4. Peralatan komunikasi antar planet

5. Peralatan untuk bergerak di atas permukaan, terutama pakaian di Mars

6. Kebutuhan dasar (oksigen, listrik, sistem komunikasi, pembuangan sampah, sanitasi, dan daur ulang air)

7. Tempat tinggal

8. Tempat penyimpanan

9. Ruang kerja

10. Airlock untuk menjaga tekanan dan debu

11. Peralatan penggali sumber daya salah satunya untuk bahan bangunan

12. Peralatan untuk menghasilkan tenaga surya dan nuklir dan tempat penyimpanan energi

Koloni manusia di Mars bisa juga disiapkan oleh para rover seperti Perseverance Rover dan Curiousity. Mereka bisa membantu menemukan sumber daya air tanah atau es yang akan membantu koloni tumbuh dan berkembang. Sistem robotik membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya kalau astronot yang memulai kolonisasi dan juga dengan resiko yang lebih kecil. Para rover bisa memasang listrik, komunikasi, tempat berlindung, pemanas, dan dasar-dasar pembangunan sebelum kru pertama dikirim ke Planet Merah. Tapi, para rover harus dipastikan benar-benar bersih dari bakteri sesak dari Bumi karena kalau tidak, ada resiko kru yang menghuni di sana akan tertular oleh bakteri dari Bumi yang menempel di tubuh rover dan kalau lebih parahnya bisa juga menular ke Mars sendiri. Itu sudah bisa diatasi, tapi bagaimana dengan bakteri yang selalu ada di dalam tubuh manusia? Sayangnya, tidak mungkin untuk mensterilkan manusia karena manusia adalah tempat tinggal untuk 100 triliun mikroorganisme. Mungkin saja bisa, tapi para astronot tidak bisa disterilkan sambil mereka bertugas. Satu-satunya pilihan adalah mengurung para astronot di dalam kubah besar seperti yang ada di gambar-gambar. Sebenarnya ada beberapa penelitian tentang solusi untuk masalah ini, tapi belum ada hasilnya. Para kru juga akan dalam kondisi rentan saat kembali ke Bumi dan akan lebih berbahaya lagi kalau mereka membawa mikroorganisme dari Mars kalau di Mars ada kehidupan kecil. Itu tadi hanya satu dari banyak bahaya yang akan dihadapi oleh para astronot yang akan menghuni Mars. Bahaya yang lain adalah paparan radiasi selama perjalanan ke Mars dan di permukaannya, tanah beracun, gravitasi rendah, kekurangan air, dan suhu dingin yang bisa mencapai -87°C sampai -5°C, tergantung dari musim dan dari tempatnya. Suhu itu sebenarnya tidak lebih dingin dari suhu terdingin di Bumi yang mencapai -89.2°C di Antartika. Tapi kadang-kadang Mars bisa memiliki suhu yang mirip dengan suhu di Bumi. Salah satu kendala lain yang mungkin akan dihadapi oleh penghuni Mars adalah kalau ada seseorang yang hamil selama perjalanan. Seorang wanita yang hamil di pesawat luar angkasa - anggap saja Starship - akan berbahaya untuk semua penumpang. Ibu hamil akan membutuhkan nutrisi tambahan dan perawatan khusus. Orang itu juga tidak bisa bertugas. Bayi di dalam perutnya juga akan lebih rentan terhadap radiasi Matahari yang bisa berdampak pada sel dan tubuhnya. Air adalah kebutuhan yang paling penting untuk para astronot penghuni Mars karena sebagian besar tubuh manusia tersusun dari air. Menurut penelitian, penurunan 5–8% total air di dalam tubuh akan menyebabkan lelah dan pusing, sedangkan penurunan kadar air sebanyak 10% akan menggangu fisik orang itu. Bagaimana para penghuni Mars bisa minum air yang cukup kalau di sana jarang sekali ada air? Mereka bisa menggunakan sistem pendaur ulang air seperti yang digunakan para astronot di Stasiun Angkasa Internasional. Selain itu, tim di Bumi bisa mengirimkan air ke Mars beberapa kali dalam setahun, walaupun itu akan sangat mahal. 

Lingkungan Mars tentu saja bisa berdampak buruk ke kesehatan. Dampak pertama adalah kepada fisik astronot. Gravitasi yang hanya sebesar 38% besar gaya gravitasi Bumi bisa melemahkan tulang dan otot. Kalaupun para astronot itu kembali ke Bumi, butuh waktu lama untuk menyembuhkan tulang mereka. Magnetosfer Mars yang lemah dan atmosfer setebal 1% ketebalan atmosfer Bumi ini menyebabkan radiasi bisa mencapai permukaan Mars dengan mudahnya. Ada satu cara untuk mengurangi dampak radiasi Matahari tanpa banyak bantuan dari atmosfer, yaitu dengan memasang pelindung baja di atas tanah, sementara para penghuni hidup di bawah tanah. Efek ketiga adalah dari sisi psikologis. Kolonisasi Mars sudah dimasukkan ke dalam banyak sekali film fiksi ilmiah, cerita sci-fi, dan buku. Aku hanya akan menyebutkan beberapa saja, yaitu Surviving Mars, sebuah game pada tahun 2018 untuk membangun koloni di Mars, Red Planet pada tahun 1949, The Martian pada 2011, Seri TV Netflix Away pada 2020, film dokumenter Mars pada 2016 oleh National Geographic, dan masih banyak lagi. Saat ini kita kita bisa menikmati keindahan di Bumi dulu sebelum kita pindah ke Planet Merah ini. Tapi bagaimana menurut kalian, apakah kalian ingin pindah ke Mars dan meninggalkan planet kita?

Pelepasan Super Heavy dengan Starship

Game Surviving Mars


(Semua gambar di atas kecuali 2 gambar terakhir adalah ilustrasi)

-----------

Lihat juga rekamannya ya : 

Post a Comment

0 Comments