Candi Sukuh
Bicara soal candi dengan konstruksi yang sederhana, Candi Sukuh adalah salah satunya. Candi Sukuh berada di lereng kaki Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Letaknya cukup unik karena berada di antara hutan, sawah, dan ladang, tapi juga di tengah permukiman warga. Dengan luas 5.500 m2, Candi Hindu ini dibangun pada masa Majapahit pada abad ke-15 M - tepatnya dari tahun 1429 sampai 1446 - saat Agama Hindu memudar dan mulai digantikan Islam. Bagaimana para arkeologi mengetahui umurnya? Ada banyak tanda berupa angka di sana yang menunjukkan akhir dari pembangunan Candi Sukuh, salah satunya di gapura pertama ada relief dengan angka 9531 yang dibaca 1359 saka atau 1437 M. Di samping gapura ini juga ada makhluk bersayap yang kepalanya hilang yang mencengkeram ular berkepala 2. Candi Sukuh menghadap ke arah barat karena ditujukan untuk Dewa Siva dan terdiri dari 3 pintu gerbang dan 3 tingkat yang melambangkan perjalanan hidup manusia. Tingkat pertama untuk dunia bawah yang menggambarkan kehidupan dunia yang selalu sulit karena nafsu dan dosa pada manusia. Di tingkat pertama ini ada banyak patung dan relief raksasa yang terlihat sedang memangsa sesuatu. Tingkat kedua kalau diterjemahkan menjadi 'semi suci'. Di tingkat ini manusia menghilangkan dosa mereka dengan ritual penyucian diri. Sementara tingkat ke-3 adalah yang paling suci dan dipercaya sebagai gambaran akhir perjalanan manusia dan tingkat yang juga memiliki paling banyak artefak. Di tingkat ketiga inilah piramida di gambar pertama berada. Piramida seluas 225 m2 ini mirip dengan Piramida Castillo milik Suku Maya.
Salah satu panel Kidung Sudamala
Denah Candi Sukuh
Candi yang terbuat dari batu andesit kemerahan dari sungai ini memiliki beberapa patung manusia bersayap dan manusia berkepala besar. Misalnya arca bernama Garudeya, makhluk mitologi yang berbentuk manusia berkepala burung dengan 17 bulu sayap dan 45 bulu di ekornya. Patung-patung inilah yang kemudian dianggap oleh orang umum sebagai tanda alien yang pernah mengunjungi Candi Sukuh. Alien-alien itulah yang diduga memberikan informasi tentang teknologi canggih kepada orang jaman dulu sehingga penghuni Nusantara dulu bisa jadi sudah memakai teknologi canggih yang bisa membangun struktur raksasa seperti misalnya Stonehenge atau Gunung Padang. Tapi, apakah benar patung manusia bersayap di Candi Sukuh menandakan bahwa pembangun Candi Sukuh pernah bertemu dengan manusia bersayap yang adalah alien (karena tentu saja tidak ada manusia bersayap di Bumi)? Bisa jadi itu hanya 'gosip' yang beredar. Anggap saja ada 2 orang yang memperdebatkan tentang sejarah dari patung manusia bersayap di Candi Sukuh seperti ini :
A : Alien pernah datang ke Nusantara, lho.
B : Memangnya apa buktinya?
A : Buktinya ada patung manusia bersayap di Candi Sukuh.
B : Siapa yang membuat patung itu?
A : Yang membuatnya adalah orang yang pernah melihat alien datang.
B : Apa buktinya orang itu pernah melihat alien datang?
A : Buktinya ada patung manusia bersayap di Candi Sukuh.
Aku mengutip percakapan itu dari artikel milik Kompas, jadi bukan aku yang menulisnya. Sekarang, apakah percakapan di atas sudah berakhir? Jawabannya adalah belum atau malah tidak akan berakhir kalau jawaban si A hanya seperti itu. Yang ada malahan percakapan itu terus berulang. Di jaman sekarang, ada banyak sekali film-film action tentang manusia yang bisa terbang, manusia robot, manusia yang bisa berubah mengikuti hijau, dan masih banyak lagi. Kalau seandainya orang-orang di masa depan - misalnya abad 23 M - menemukan film superhero yang ada saat ini, mereka juga sangat mungkin akan berpikir manusia pada abad ke-21 pernah bertemu dengan manusia yang bisa terbang, manusia berbaju besi, dan bahkan alien cerdas yang ingin menghancurkan Bumi. Pemikiran manusia masa depan itu sama dengan saat kita menemukan patung manusia bersayap dan patung hewan aneh yang dibuat pada tahun 1400-an yang sebenarnya adalah 'film' pada jaman itu. Karena dulu belum ada layar yang bisa bergerak - maksudnya film - maka masyarakat jaman dulu menuangkan imajinasi mereka ke dalam relief. Relief yang berisi imajinasi mereka itu kemudian ditemukan oleh manusia sekarang. Kemudian, kita menyimpulkan bahwa manusia saat itu sudah pernah didatangi manusia bersayap dari luar angkasa. Ini juga yang akan dipikirkan oleh manusia di masa depan tentang diri kita. Jadi, belum tentu patung manusia bersayap di sana adalah gambaran alien yang pernah mengunjungi Candi Sukuh karena sampai saat ini belum ada bukti tentang alien yang pernah datang ke Bumi.
Simbol pesawat di Candi Cetho
Selain di Sukuh, ada 'ukiran' lain yang membuat banyak orang berpikir bahwa alien mungkin pernah datang ke candi ini juga. Sebenarnya, lokasinya tidak jauh dari Candi Sukuh. Candi yang berjarak 2 km dari Sukuh ini bernama Candi Cetho. Di Candi Hindu ini, ada satu simbol yang disusun dari batu-batu yang menyerupai bentuk pesawat, padahal tentu saja dulu belum ada pesawat terbang. Entah itu simbol pesawat atau bukan, tapi kalau memang itu adalah simbol pesawat, maka - sama seperti yang terjadi di Sukuh tadi - ini bisa jadi adalah bukti yang lebih kuat tentang datangnya alien menggunakan pesawat ke daerah Gunung Lawu atau mungkin itu adalah imajinasi masyarakat di sana yang kreatif. Karena kalau dipikir-pikir, kelihatannya tidak mungkin kalau gambaran pesawat itu adalah dewa mereka atau kalau ada pesawat dari masa kini yang melakukan perjalanan waktu ke masa lalu, bukan? Ada kemungkinan juga Candi Cetho segaris dengan Bintang Alhena. Tapi, kesegarisan Sukuh dengan Pollux dan Cetho dengan Alhena hanya dugaan saja karena bisa jadi peristiwa ini hanya kebetulan saja. Selain itu, kedua bintang ini tidak terkait dengan kebudayaan Jawa, padahal kebanyakan bangunan kuno yang terkait dengan astronomi pasti juga ada hubungannya dengan kebudayaan masyarakat yang membangunnya. 3 bintang yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa adalah Matahari, Betelgeuse, Bellatrix, ditambah dengan Bulan.
Saat ini memang informasi tentang keterkaitan Candi Sukuh dan Candi Cetho masih terbatas. Kalau menurut aku sendiri, kedua candi ini atau setidaknya salah satunya pasti terhubung dengan suatu obyek angkasa atau dengan peristiwa astronomi dan juga terhubung dengan kebudayaan kita. Ini adalah cerita terakhirku di tahun ini, jadi kita bertemu lagi tahun depan. Selamat Hari Raya Natal untuk yang merayakan dan Tahun Baru untuk kita semua!
-----------
Lihat juga rekamannya ya :
0 Comments