Keajaiban Candi Borobudur dari sudut pandang astronomi


Minasan, konnichiwa (Selamat siang semuanya)! Hari ini aku akan membahas tentang candi Buddha terbesar di dunia! Pastinya kalian tau kan apa namanya? Ya betul, nama candi ini adalah Candi Borobudur yang berada di Magelang, Jawa Tengah. Aku sudah pernah ke sini dan mungkin kalian semua juga udah pernah berkunjung ke candi megah ini. Aku memilih untuk membahas tentang Borobudur karena pastinya ada sesuatu di Candi Borobudur yang terkait dengan astronomi. Sebelum aku membahas tentang candi ini, aku akan membahas dulu tentang pengamatan angkasa di Nusantara (aku memilih kata Nusantara karena aku akan menceritakan tentang Indonesia pada jaman dulu). Jadi, pengamatan angkasa di Nusantara sudah dimulai ribuan tahun lalu yang ditandai dengan lukisan-lukisan di batu atau di dinding gua misalnya. Para manusia prasejarah melukis berbagai bentuk gambar (bintang, bulan, Matahari, dll) yang menjadi bagian dari kehidupan mereka. Hal ini menunjukkan ketergantungan manusia pada alam dan angkasa sangat tinggi untuk mempermudah mereka mengenali tanda-tanda alam untuk kegiatan mereka (perburuan, mengukur waktu, pertanian, dll). Bahkan peradaban-peradaban kuno seperti Mesopotamia dan Mesir sudah mulai menghitung waktu dari jaman dulu. Hal ini menjadi hal yang sangat penting untuk perkembangan ilmu astronomi karena astronomi juga tidak bisa lepas dari waktu. 

Bicara soal waktu, aku jadi ingat bagaimana cara manusia menandai pergantian waktu pada jaman dulu. Dulu manusia menandai pergantian waktu dengan pergerakan Matahari (siang) dan Bulan (malam). Manusia mengingat pergerakan Matahari dan Bulan dengan cara menandainya dengan banyak cara, misalnya dengan melukis pergerakan mereka di batu. Itu jaman dulu. Nah sekarang manusia memiliki alat penanda lain, misalnya pergantian waktu dari sore ke malam ditandai dengan suara Maghrib atau suara jangkrik (kalau kalian tinggal di tepi sawah). Sekarang aku mau nanya dulu nih. Menurut kalian, apa fungsi candi? Kebanyakan dari kalian pasti akan menjawab bahwa candi adalah tempat untuk sembahyang, bukan? Itu memang benar, tapi bukan hanya itu saja. Candi-candi yang dibangun pada masa lalu juga adalah representasi dari alam semesta ini. Dengan kata lain, pembangunan semua candi di masa lalu ada hubungannya dengan alam semesta. Salah satu dari candi itu adalah Candi Borobudur. Seperti yang kita ketahui, Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi dan memiliki banyak sekali relief dan juga keajaiban. Candi Borobudur juga pernah menjadi salah satu dari 7 Keajaiban Dunia. 
Dari sekian banyak keajaiban yang dimiliki oleh Borobudur, ada 5 keajaiban di Borobudur yang terkait dengan astronomi yang aku ketahui. Keajaiban yang pertama adalah arah hadap Borobudur yang akurat terhadap arah mata angin. Candi Borobudur memiliki 4 pintu masuk dan katanya keempat pintu masuk itu tepat menghadap ke arah mata angin (Barat, Utara, Timur, Selatan). Padahal dulu belum ada yang namanya kompas. Kok bisa orang yang membangun Borobudur bisa mengetahui arah mata angin dengan akurat tanpa bantuan kompas? Jadi pada saat pembangunan Borobudur dimulai, ada suatu bintang yang bernama Polaris yang berada di arah Utara. Bintang ini bisa dilihat dari Jawa. Nah, arsitek sekaligus raja yang membangun Borobudur yang bernama Gunadharma menyuruh para pekerjanya untuk naik ke Bukit Menoreh untuk mencari tahu di mana arah Utara, Barat, dan Timur, tapi terutama untuk mencari bintang Polaris. Setelah menemukan Polaris, para pekerja itu otomatis juga akan tau mana arah Barat, Timur, dan Selatan. Dengan begitu, mereka bisa membangun Borobudur dengan arah hadap yang akurat terhadap mata angin. Kesimpulannya adalah Gunadharma menggunakan bintang untuk menentukan arah mata angin. Sekarang kita lanjut ke Keajaiban Borobudur yang kedua yang ada keterkaitannya juga dengan rasi bintang. Coba kalian lihat gambar di bawah ini. 
Kita semua pasti bisa langsung mengetahui bahwa gambar ini adalah gambar beberapa orang yang berada di atas kapal kayu (kalau soal kayunya mungkin nggak terlalu terbayang di pikiran kalian). Relief ini berada di sisi Timur Borobudur. Relief ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita menjelajahi lautan tanpa bantuan kompas dan sepenuhnya mengandalkan bintang-bintang untuk navigasi. Nenek moyang kita keren dan tangguh sekali ya! Ini mirip dengan film Moana sebenarnya. Keajaiban yang ketiga masih terkait dengan relief. Seperti yang sudah aku jelaskan, Candi Borobudur memiliki ribuan relief. Relief-relief itu bisa jadi adalah monumen astronomi yang merekam pergerakan benda-benda langit. Jadi manusia jaman dulu melukis pergerakan benda-benda langit yang mereka lihat di batu yang pada akhirnya menjadi relief. Sementara itu, keajaiban yang keempat adalah mungkin Candi Borobudur pernah menjadi observatorium di masa lalu, mirip dengan Piramida di Mesir. Kalau dilihat dari bentuknya, Borobudur mirip dengan bentuk Piramida di Mesir, hanya saja bentuknya Borobudur tidak benar-benar berbentuk limas segiempat seperti di Piramida. Aku juga pernah mendengar bahwa piramida di Mesir pernah digunakan sebagai observatorium juga. Kalau memang benar begitu, menurutku mungkin semua bangunan yang berbentuk seperti piramida pernah digunakan untuk observatorium. Tapi ini dugaanku saja ya. 
Keajaiban yang terakhir yang aku ketahui terkait dengan stupa utamanya. Stupa utama Borobudur berada di pusat lingkaran dengan stupa-stupa kecil di sekelilingnya, seperti gambar di atas ini. Stupa utama ini mirip dengan jam Matahari yang bernama Lingga. Apa itu Lingga? Lingga adalah alat berupa tiang tegak yang digunakan manusia jaman dulu sebagai penanda waktu. Cara kerjanya mirip dengan jam biasa, hanya saja Lingga membutuhkan sinar Matahari agar bisa berfungsi. Jadi sinar Matahari yang mengenai Lingga akan membuat bayangan. Bayangan itu akan menunjukkan pada saat itu jam berapa. Misalnya = kalau bayangannya jatuh ke sebelah kiri Lingga, maka pada saat itu jam 9. Kembali ke Borobudur. Katanya bayangan stupa utama yang terbentuk karena terkena sinar Matahari membentuk pola bayangan tertentu pada stupa-stupa tertentu di bawahnya yang digunakan masyarakat sebagai penanda masa, misalnya masa bercocok tanam. Sebenarnya, Borobudur yang mungkin adalah jam Matahari ini masih berupa hipotesa saja yang disampaikan oleh peneliti dari Indonesia. Tapi kalau dugaan ini benar, maka Candi Borobudur tidak hanya memiliki keajaiban sebagai candi terbesar di dunia, tapi candi megah ini juga akan memiliki keajaiban sebagai jam Matahari raksasa. 
Kesimpulannya adalah nenek moyang kita (termasuk yang membangun Borobudur) sudah mengenal astronomi dengan baik dan menerapkan nya dalam kehidupan mereka sehari-hari, salah satunya dengan dibangunnya candi-candi. Selain itu, astronomi bukan hanya tentang obyek angkasa saja tapi juga sangat terkait dengan waktu. Oke, jadi menarik sekali kan, cerita tentang candi megah ini? Kita seharusnya beruntung karena candi terbesar di dunia ini berada di negara kita. Oh iya, sekadar informasi saja, minggu depan aku akan membahas tentang Bintang Neutron. Apa itu Bintang Neutron? Lihat saja artikelku minggu depan. Jya, matane (kalau begitu, sampai jumpa)!
Replika dari relief kapal di Timur Borobudur  

-----------------

Lihat juga rekaman dan diskusinya di bawah ini ya : 








Post a Comment

0 Comments