Pantheon adalah monumen yang paling dirawat pada masa kerajaan Roma. Monumen agung ini meniru pengaruh kuat dari arsitektur sejak era Renaisans, era kebangkitan seni dan sastra klasik dari abad ke-14 sampai abad 16. Apa fungsi dari Pantheon? Sayangnya sama seperti di Stonehenge, belum ada yang tau pasti apa kegunaannya. Tapi para ilmuwan menduga Pantheon adalah jam Matahari raksasa. Kembali ke nama monumen agung ini, ada seorang sejarawan bernama Cassius Dio yang menduga tentang asal nama 'Pantheon' - atau kenapa monumen ini dinamakan begitu - adalah karena atap kubahnya yang menyerupai surga.
Jadi, Pantheon terdiri dari 3 bagian, yaitu beranda dengan tiang berjajar, gedung melingkar di belakangnya, dan kubah setengah bola di atas di atas gedung melingkar. Diameter dan tinggi kubah dan gedung berbentuk tabung itu sama. Di puncak kubah, ada lubang yang dinamakan oculus yang mungkin berguna untuk mendinginkan ruangan saat musim panas. Lubang ini adalah tempat satu-satunya untuk sinar Matahari masuk ke dalam gedung karena sinarnya tidak bisa masuk melewati pintunya yang menghadap utara. Karena itulah bagian depan Pantheon selalu gelap, tidak seperti gedung pada umumnya. Sebenarnya sih, pintunya tidak benar-benar tepat menghadap utara, melainkan 5 derajat ke arah barat dari utara. Pintu masuknya mengarah ke mausoleum- nya Kaisar Agustus.
Di Pantheon, ada peristiwa menarik yang terjadi setiap tahunnya yang disebabkan oleh sinar Matahari yang masuk melalui oculus ini. Corong sinar yang dihasilkannya tentu saja tidak hanya menerangi sebagian kecil kubah, karena sinarnya bergerak. Itu artinya, sinar Matahari akan membentuk 'lintasan' di dalam Pantheon dan titik jatuhnya sinar tergantung dari musim.
Saat titik balik Matahari musim dingin, sinarnya berada di titik tertinggi kubah. Kemudian, sinarnya berpindah ke bagian kubah dekat pintu sehingga sinarnya mengenai dasar kubah pada saat equinoks musim semi. 1 bulan kemudian, sekitar tanggal 21 April, Matahari semakin tinggi sehingga sinarnya menerangi kisi-kisi di atas pintu masuk, pintu melengkung, dan seluruh sisi oculus. Menuju ke titik balik Matahari musim panas, sinarnya mulai bergerak ke pusat bangunan, tapi tidak pernah sampai ke pusat bangunan karena Matahari tidak melewati zenith garis lintang Roma. Dengan kata lain, Matahari tidak pernah berada tepat di atas Roma. Dari titik balik matahari musim panas, sinarnya kembali melintasi pintu masuk antara akhir Agustus dan equinoks musim gugur. Di equinoks musim gugur, sinarnya kembali menyinari bagian kubah dekat pintu. Setelah kembali menyinari titik tertinggi kubah saat titik balik Matahari musim dingin, sinar Matahari kembali mengulang lintasannya.
Pada saat equinoks musim semi dan gugur dan tanggal 21 April, perhatian para pengunjung terarah pada sorotan sinar Matahari dari oculus yang menyinari bagian kubah dekat pintu dan pintu masuknya seperti gambar di atas. Bagaimana dengan saat titik balik Matahari musim panas? Ini bisa diabaikan dulu, karena pada saat itu cahaya Matahari mengenai dasar kubah, bukan dindingnya. Sementara saat titik balik Matahari musim dingin, cahayanya menyinari luasan yang lebih sempit dan lebih tinggi daripada saat equinoks dan 21 April. Pertanyaannya adalah kenapa harus pada equinoks dan 21 April? Ada kutipan pendek dari penulis Latin yang menunjukkan bahwa titik keseimbangan kosmik tertentu diberikan pada kaisar di surga dalam tanda ekuinoks, yaitu Libra. Libra adalah salah satu rasi bintang dan zodiak. Sementara Bulan April secara tradisional ditujukan untuk Venus, dewi dari keluarga Gens Julia, keluarga kaisar. Untuk tanggal 21 April adalah tanggal tradisional berdirinya Roma lho! Jadi, peristiwa simbolik terkait dengan Matahari pada kedua hari itu dimaksudkan untuk “menempatkan Roma di antara para Dewa”.
Kesimpulannya adalah selain sebagai karya arsitektur keren yang tak tertandingi, Pantheon juga menunjukkan keteraturan hubungan antara Matahari dan waktu dengan Bumi. Setelah Pantheon di Roma, 'bangunan astronomi' mana lagi yang akan kita kunjungi ya?
ーーーーーー
Lihat juga rekamannya ya :
0 Comments