Planet Goblin

Ilustrasi Leleākūhonua

Kalian tau apa itu goblin? Goblin adalah sejenis monster. Lalu apakah planet ini adalah planet hantu yang bisa muncul dan menghilang secara tiba-tiba? Tentu saja tidak! Planet goblin sebenarnya adalah julukan, bukan nama aslinya. Nama aslinya adalah 541132 Leleākūhonua yang diambil dari Bahasa Hawaii, tapi juga dinamakan 2015 TG387. 'Planet' ini adalah obyek angkasa jenis extreme trans-Neptunian object atau disingkat ETNO yang mengorbit Matahari dari luar orbit Neptunus yang ditemukan pada 13 Oktober 2015 dari Observatorium Subaru Jepang di Mauna Kea, Hawaii. Planet ini ditemukan oleh 3 astronom Amerika yang bernama David Tholen, Chad Trujillo dan Scott Sheppard pada saat mereka menyelidiki obyek angkasa di luar Sabuk Kuiper. Apa itu trans-Neptunian object? TNO adalah planet minor atau planet kerdil yang mengorbit Matahari di luar orbit Neptunus atau di atas 30 AU (Astronomical Unit), sementara 1 AU sama dengan 150.000.000 km atau jarak Bumi dengan Matahari. Tidak ada hal yang menyeramkan dari planet ini, jadi kenapa planet ini memiliki julukan seperti itu? Itu karena inisialnya, yaitu TG, maka dijulukilah The Goblin oleh penemunya. Dengan diameter sekitar 220 km, Goblin ditemukan saat berada di titik terdekatnya dengan Matahari - atau perihelion - di jarak 80 AU karena orbit kebanyakan planet berbentuk elips alias oval, jadi ada saatnya planet itu berada di titik terdekat atau terjauh (aphelion) dari Matahari. Menurut perhitungan, 2015 TG387 akan mengalami perihelion lagi pada tahun 2078. Ini wajar karena planet bernama rumit ini mengorbit dari jarak 65 sampai 2300 AU dari Matahari dengan 1 kali revolusi terhadap Matahari sekitar 40,000 tahun! 
Ilustrasi Sedna

Leleākūhonua adalah sednoid ketiga yang ditemukan setelah obyek angkasa Sedna dan 2012 VP113 atau Biden. Kedua obyek angkasa ini berjarak lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Goblin. Sednoid sendiri adalah TNO dengan jarak perihelion yang masih diluar Sabuk Kuiper, yaitu di jarak 47.8 AU. Masa perihelionnya saja sudah jauh dari Matahari, apalagi saat dia sedang aphelion. Saat ini hanya ketiga obyek angkasa inilah yang berada di dalam kategori sednoid. Penemuan Leleākūhonua menandakan ada sekitar 2 juta obyek di dalam Awan Oort dengan diameter lebih dari 40 km dan total massa beberapa kali lebih besar dari massa Sabuk Asteroid atau mungkin sekitar 10 kali lebih masif dari Bumi. The Goblin tidak membuktikan hipotesa tentang keberadaan planet 9 yang menurut para ilmuwan berada di bagian terluar tata Surya kita. Warna 2015 TG387 tidak diketahui karena cukup redup. Seperti yang aku katakan tadi, ada 2 sednoid yang lebih dekat dengan Matahari daripada sednoid bernama menyeramkan ini. Salah satunya adalah Sedna yang memiliki nama asli 90377 Sedna. Sedna diberi kode 2003 VB12. Sednoid sekaligus TNO ini diambil dari nama Dewa Laut Inuit dan memiliki nama panggilan Flying Dutchman karena pergerakannya yang lambat menyembunyikan wujudnya dari para astronom. Selain sednoid, Sedna juga dikategorikan ke dalam planetoid besar - sebutan lain untuk batu asteroid - yang ditemukan pada 14 November 2003 oleh 3 astronom Amerika bernama Michael Brown, Chad Trujillo dan David Rabinowitz. 
Lintasan orbit beberapa TNO yang sudah dikenal astronom 

Sednoid yang mungkin juga adalah planet kerdil ini memiliki jarak perihelion 13 miliar km dari Matahari - yang jelas lebih jauh dari Pluto - dan jaraknya yang paling jauh adalah 130 miliar km dari Matahari, 900 kali jarak Matahari ke Bumi. Karena jaraknya yang jauh itu, saat sedang aphelion - titik terjauhnya dengan Matahari - Sedna akan berada di ruang antarbintang sehingga bahkan bisa dikatakan sebagai obyek antarbintang, obyek angkasa di ruang antarbintang yang tidak terikat gravitasi bintang terdekat ataupun kalau terikat maka gaya gravitasi bintang itu akan berada pada daerah terlemahnya. Tahun lalu Sedna mencapai 84 AU, 3 kali jarak Neptunus dengan Matahari. Jaraknya yang sangat jauh itu mengakibatkan revolusinya terhadap Matahari membutuhkan sekitar 11,400 tahun. Selain es, Sedna juga tersusun sebagian besar dari air, metana, dan nitrogen, dengan suhu yang tidak pernah di atas - 240°C. Diameter TNO ini masih belum pasti, tapi diameter maksimalnya adalah 1.700 km dan itu masih lebih kecil dari Bulan kita. Dengan ukurannya itu, periode rotasinya bisa jadi sekitar 10 jam Bumi. Kalau dilihat di gambar ilustrasinya, ada satu TNO lain di dekatnya, karena memang Sedna terikat dengan 2002 MS4 dan 2002 AW197, dua TNO yang ditemukan pada tahun 2002. TNO yang mungkin berwarna merah ini akan berada di titik perihelion sekitar Bulan Juli 2076. Setelah itu, planetoid ini akan memulai perjalanan 10.500 tahun kembali ke tata surya yang jauh lagi. Katanya saat Sedna terakhir kali perihelion, zaman es terakhir di Bumi baru saja selesai. Pada Mei 2018, seorang astrofisikawan bernama Ethan Siegel menyarankan sebuah misi ke Sedna saat batu asteroid ini mendekati perihelion. Kalau para ilmuwan melewatkan kesempatan ini, mereka harus menunggu selama ribuan tahun lagi untuk meneliti Sedna. Menurut perhitungan, perjalanan ke Sedna membutuhkan waktu 24,48 tahun dengan menggunakan bantuan gravitasi Jupiter. 

Ilustrasi Farfarout 

Dan TNO yang lebih jauh dari Sedna dan Leleākūhonua adalah 2018 AG37 atau yang diberi nama Farfarout. Farfarout ditemukan - lebih tepatnya diambil gambarnya - pada 15 Januari 2018 oleh 3 astronom yang sama dengan yang menemukan Si Goblin dan dari observatorium yang sama saat mereka sedang mencari Planet 9. Planet 9 sendiri adalah sebuah hipotesa tentang dunia besar yang menurut para astronom bersembunyi di tata surya luar yang jauh. Planet Sembilan bukan imajinasi saja, melainkan disimpulkan dari perhitungan matematika, simulasi komputer, dan pengaruh gravitasi yang diduga terjadi pada para TNO. Kalau Planet 9 benar-benar ada, maka jarak rata-ratanya dari Matahari adalah sekitar 20 kali jarak Neptunus ke Matahari, dengan periode revolusinya selama 10.000 - 20.000 tahun. Kembali ke Farfarout. Walaupun sudah diambil gambarnya, Farfarout tidak disadari oleh para astronom sampai Bulan Januari 2019 ketika Scott Sheppard memutuskan untuk melihat gambar Subaru yang diambil pada 2018. Selang beberapa tahun untuk pengamatan tambahan, sejak 10 Februari 2021 TNO ini sudah diakui sebagai obyek terjauh di tata surya yang baru ditemukan sampai saat ini. TNO ini dinamakan begitu untuk mengingat jaraknya dari Matahari, yaitu sekitar 132 AU, lebih jauh dari 2018 VG18 atau Farout yang berjarak 124 AU. Sebagai perbandingan, orbit Pluto adalah sekitar 39 AU dan Awan Oort - batas tata surya kita yang berada di daerah ruang antar bintang - dimulai sekitar 2,000 AU. Memang ada lebih dari seratus obyek trans-Neptunian yang diketahui memiliki jarak aphelion lebih jauh dari Matahari dibandingkan dengan Farfarout, hanya saja 'mereka' belum dikenali oleh kita. Dengan estimasi diameter 400 - 600 km, revolusinya terhadap Matahari membutuhkan lebih dari 1 millenium! Farfarout diduga akan berada di titik aphelion pada tahun 2158 setelah sebelumnya pada 1951 (aku belum tau jarak perihelion dan aphelionnya). Sampai tahun ini, Farfarout baru diamati 9 kali. Planet yang diduga memiliki permukaan yang penuh dengan es ini dulu mungkin berada di tata surya dalam, tapi terlempar ke luar tata surya karena terlalu dekat dengan Neptunus yang memiliki gravitasi yang lebih kuat. 

Sedna, Goblin, dan Farfarout hanya 3 dari banyak TNO yang tersebar di tata surya luar dan mereka saat ini sedang menunggu untuk ditemukan. Kalau di tata Surya kita sendiri masih ada banyak hal yang masih menjadi misteri, apa saja misteri yang ada di luar tata Surya kita ya? 

--------------

Lihat juga rekamannya ya : 

Post a Comment

0 Comments