Gunung Padang dibangun di 4 era yang berbeda oleh para pembangunnya. Hasil pengeboran dan penggalian menemukan bahwa kelima tingkat di Gunung Padang dibangun satu per satu, dari 22.000-20.000 SM, 14.700 SM, 9.600 SM, 4700 SM dan tingkat terakhir dibangun pada 2800 SM. Karena banyaknya waktu yang berlalu antara setiap perkembangan piramida, orang-orang yang membangun di atasnya mungkin tidak tahu apa yang ada di bawahnya. Mungkin kalian berpikir bagaimana cara peradaban kuno itu menyatukan batu-batu untuk membangun piramida tertua ini. Batu-batu itu tidak hanya ditumpuk saja karena kalau begitu, maka pasti konstruksinya akan langsung ambruk. Ternyata mereka menggunakan 'semen purba' yang adalah campuran dari tanah liat, besi, dan silika sebagai perekat bebatuan dengan kandungan besi sebanyak 45%. Padahal katanya besi baru digunakan - atau baru banyak digunakan - pada suatu era bernama Zaman Logam. Itu berarti besi sudah digunakan 18,000 tahun sebelum Zaman Logam! Ini adalah salah satu bukti lain bahwa peradaban kuno tidak kalah pintar dari orang jaman sekarang (yah walaupun mereka belum tau apa itu listrik). Penggalian para arkeolog di Gunung Padang menemukan banyak sekali peninggalan orang purbakala yang sampai saat ini masih belum diketahui berasal dari suku apa. Sudah ada beberapa arkeolog yang melakukan penelitian dan penggalian di Gunung Padang. Salah satunya ada yang berasal dari Indonesia yang bernama Danny Hilman Natawidjaja dari Pusat Penelitian Geoteknik Indonesia. Para arkeolog ini menggunakan alat-alat canggih yang bisa secara akurat mengetahui kamar-kamar besar dan kecil, dinding, gerbang, dan tangga yang terkubur jauh di bawah Gunung Padang. Penggalian pada tahun 2014 menemukan sejumlah besar artefak buatan manusia dan struktur besar di dalam bukit. Ada sebuah ruangan besar yang terkubur sekitar 15 m dari atas permukaan bukit yang diduga sudah ada sejak 14.000 tahun SM. Danny Hilman juga sudah menemukan serangkaian pilar andesit yang berjajar di bawah permukaan bukit. Di kedalaman 25 m, ditemukan ruang berongga dengan lebar tinggi dan panjang 10 m dan katanya memiliki 2 pintu di lorongnya. Sementara itu, di bagian atas Gunung Padang ada serangkaian batu unik bernama Batu Gamelan. Kenapa dinamakan begitu? Itu karena batu-batu itu akan berbunyi seperti nada-nada di alat musik kalau dipukul. Dengan kata lain, Batu Gamelan bisa dibilang sebagai kentungan atau bahkan alat musik! Ini mengingatkan kita lagi tentang hebatnya peradaban kuno misterius ini karena mereka bisa menciptakan alat musik dari batu dan itu tidak ditemukan di tempat lain.
Sumbu azimuth - sudut yang dibuat terhadap arah utara - Gunung Padang adalah 342º atau mengarah ke kawah utama Gunung Gede yang ada di dekatnya. Alasan sebenarnya dari arah hadap 'piramida' ini juga masih belum diketahui, tapi menurut kepercayaan Masyarakat Sunda, saat Gunung Gede akan meletus, dilakukan ritual atau sembahyang di Gunung Padang untuk menenangkan Gunung Gede agar tidak jadi meletus. Menurut salah satu arkeolog bernama Rodney Hale, Gunung Padang dibangun dengan bantuan beberapa rasi bintang dan bintang, yaitu rasi Cassiopeia, bintang kutub Polaris, rasi Cygnus, rasi Ursa Major dan Ursa Minor, dan bintang Vega. Tapi ini masih dugaan saja karena umur pastinya masih belum diketahui. Hanya kalau umur pastinya sudah diketahui, maka mungkin kita bisa mengetahui pada zaman apa dibangunnya Gunung Padang dan untuk apa, siapa pembangun aslinya yang saat ini masih diduga sebagai orang Indonesia kuno, dan apakah ada keterkaitannya dengan astronomi atau tidak. Karena itu, para arkeolog sedang fokus untuk mencari tahu umurnya dan tentu saja itu butuh izin. Tapi pemerintah saat ini juga belum melakukan penelitian di situs kuno ini karena mungkin khawatir kalau nanti ada artefak berharga yang ditemukan dan dicuri seseorang, misalnya emas karena ada rumor tentang emas di bawah situs megalitik ini. Kalau situs tetra di dunia ini sudah digali sepenuhnya, penemuan-penemuan di sana mungkin akan mengubah banyak hal dalam catatan sejarah.
-------------
Lihat juga rekamannya ya :
0 Comments