Kiri atas : mikroba, Kiri bawah : Red Flat Bark Beetle, Kanan : Tardigrada

Di lingkungan ganas yang berlawanan dengan sebelumnya adalah tempat di mana air akan mendidih saking panasnya. Jenis bernama Termofil ini bisa bertahan bahkan pada suhu jauh di atas titik didih air, yaitu mungkin sekitar 145ºC. Termofil inilah yang sering ditemukan di dekat sistem air panas di bawah laut dan juga ditemukan jauh di bawah tanah yang panas karena dekat dengan inti Bumi. Di suhu sepanas itu, DNA - molekul penyimpan informasi yang membentuk kehidupan - akan mulai rusak sehingga organisme biasa tidak mungkin ada pada suhu itu karena DNA mereka rusak. Ekstrimofil juga bisa bertahan terhadap radiasi tinggi. Jadi jenis ini tidak begitu membutuhkan atmosfer dan medan magnet Bumi yang melindungi kehidupan dari radiasi luar angkasa.

Beberapa dekade yang lalu, para ilmuwan menemukan mikroba unik bernama Deinooccus radiodurans di dalam kaleng daging yang disinari untuk mensterilkannya. Anehnya, ekstrimofil ini malah bisa menahan puluhan ribu kali tingkat radiasi biasa yang akan membunuh manusia dalam hitungan detik! Tidak hanya Deinooccus radiodurans, ada mikroba lain yang juga bisa berkembang di dalam kondisi radiasi yang tinggi. Jenis ekstrimofil lainnya bisa menangani lingkungan yang beracun seperti di sebuah tempat pertambangan. Di situs beracun inilah ditemukan ekstrimofil yang hidup di air sangat panas yang dilarutkan dengan unsur-unsur yang beracun untuk kita, seperti timbal, kadmium, merkuri, dll. Jadi mikroba ini benar-benar memakan logam-logam ini untuk bertahan hidup. Ajaib, bukan?

Tempat selanjutnya yang akan kita lihat adalah tempat yang gersang - biasanya tempat seperti itu banyak terkena radiasi Matahari - mirip dengan tempat yang sangat panas tadi. Ada jenis ekstrimofil bernama Xerofilia yang hidup dalam situasi yang sangat gersang itu, misalnya di Gurun Atacama utara di Chili yang adalah padang gurun terkering di dunia. Di sana ada tempat-tempat yang bahkan tidak pernah turun hujan selama lebih dari satu abad atau dalam catatan sejarah! Padahal kehidupan biasa selalu membutuhkan air, apalagi kita. Bagaimana mereka bisa hidup di tempat ganas itu? Mereka menurunkan metabolisme mereka ke tingkat yang sangat rendah sehingga xerofilia tidak membutuhkan banyak air atau mungkin tidak sama sekali. Selain itu ada juga ekstrimofil yang hidup di tempat-tempat ganas lainnya, seperti Tardigrada yang bisa hidup di luar angkasa tanpa udara dan ada juga ekstrimofil yang diluncurkan ke ruang hampa di kaki pesawat luar angkasa dan bertahan di sana selama berhari-hari. Pada awal 1950-an, dilakukan sebuah eksperimen tentang bagaimana kehidupan terbentuk yang bernama Percobaan Miller-Urey. Uji coba untuk itu memang tidak bisa menciptakan ekstrimofil atau semacamnya. Tapi uji coba itu menunjukkan bahwa di kondisi Bumi awal unsur kimia yang paling sederhana - yang hanya terdiri dari beberapa atom dalam satu molekul - bisa menjadi unsur kimia yang lebih rumit dengan beberapa lusin atom dalam satu molekul. Molekul adalah gabungan dari beberapa atom, sedangkan atom bisa dibilang sebagai partikel terkecil di alam semesta. Menurut para ilmuwan, begitulah mungkin manusia bisa beralih dari molekul sederhana menjadi DNA yang terdiri dari jutaan atom.
Tempat tinggal ekstrimofil
Penemuan ekstrimofil yang hidup di tempat ganas di Bumi itu kemudian dipakai untuk mencari kehidupan kecil di planet lain yang memiliki kondisi ganas seperti itu. Saat sebuah sistem tata surya terbentuk dan ada beberapa planet layak huni di sekitar bintang itu, seberapa sering kehidupan akan berkembang di planet-planet itu? Itulah yang ditanyakan oleh para astronom dan ilmuwan. Di tata surya kita ada 2 planet yang berpotensi layak huni atau bisa jadi 3, yaitu Mars, Venus awal yang beriklim sedang, dan tentu saja planet kita sendiri. Jadi para astrofisikawan saat ini sedang mencari apakah kehidupan pernah berevolusi di Venus dan Mars. Dari perhitungan, kemungkinan 50% kehidupan akan muncul di planet layak huni di tata surya kita kalau itu termasuk Mars sebagai planet yang bisa dihuni atau mungkin juga Venus. Sementara di sistem eksoplanet, kemungkinannya hanya 1%, yang berarti kehidupan hanya berkembang di 1 dari setiap 100 planet yang layak huni. Atau bisa juga 100% yang berarti bahwa setiap kali planet layak huni terbentuk, maka ada kehidupan yang berkembang di sana. Memang ini sangat rumit dan hal ini masih tidak bisa dipastikan apakah benar atau salah.
Apakah dari semua pencarian itu tidak ada bukti atau tanda-tanda tentang adanya alien berbentuk ekstrimofil di planet lain? Ada 1 tanda sebenarnya yang mungkin berasal dari si Planet Merah, Mars. Apakah kalian tau atau ingat dengan sebuah meteorit bernama ALH84001 yang menabrak Bumi lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu di Antartika? Setelah ditemukan oleh para ilmuwan, pada tahun 1996 mereka menemukan bentuk seperti mikroba di salah satu sisi meteorit itu. Tapi sampai saat ini penemuan itu belum bisa dipastikan apakah sebuah fosil mahkluk hidup atau bukan. Batu meteorit yang jatuh di Antartika itu sudah ada cukup lama di Bumi sehingga mungkin saja mikroba berbentuk cacing itu berasal dari Bumi. Mungkin juga salah satu sisi meteorit itu memang berbentuk seperti mikroba dan belum tentu juga meteorit itu berasal dari Mars, bukan?
Jadi, ekstrimofil adalah organisme sederhana yang hidup di Bumi awal dan beberapa di antaranya sampai sekarang masih ada di Bumi dan bisa hidup dalam kondisi yang tidak bisa ditempati oleh bentuk kehidupan kompleks lainnya seperti tanaman, hewan, dan manusia. Ekstrimofil bisa hidup di tempat yang sangat panas, sangat dingin, sangat gersang, tempat yang terkena radiasi tinggi, dan juga beracun. Ekstrimofil mungkin adalah 'jenis alien' terbaik untuk mencari tahu apakah kehidupan seperti itu juga bisa beradaptasi atau berkembang di planet lain dengan kondisi yang ganas.

Yellowstone National Park di Amerika, salah satu tempat tinggal Termofil
-------------
Lihat rekamannya di sini ya :
0 Comments