Ilustrasi Bintang Stephenson 2-18 (sumber : www.technopixel.org)
Matahari kita memang sudah menjadi benda yang sangat umum dan dikenal oleh semua orang. Bahkan aku terkadang malas untuk membahasnya saking sudah terkenalnya. Tapi, kelihatannya aku harus membahasnya hari ini karena kita akan membandingkan bintang yang kurang spesial ini dengan bintang yang lebih 'keren' dari Matahari. Hah, masa sih? Bukannya Matahari adalah satu-satunya bintang di angkasa? Apakah teman-teman pernah berpikir begitu saat kecil? Itu wajar saja, tapi kenyataannya adalah di angkasa ada bintang-bintang yang tidak terhitung banyaknya. Ada yang lebih besar dan lebih kecil dari Matahari. Dan hari ini, kita akan berkenalan dengan bintang terbesar di alam semesta ini! Karena itu, kita harus belajar dulu tentang bintang kita. Matahari adalah bintang tipe Kuning G2 berusia 4,6 miliar tahun dan tempat 99% zat di tata surya berada. Unsur-unsur itu adalah 92,1% hidrogen, 7,8% helium, dan 0,1% unsur-unsur besi, karbon, timbal, uranium, dll. Sementara 1% sisanya ada di planet, bulan, komet, dan asteroid. Bentuknya hampir bulat sempurna tanpa tonjolan di atas permukaannya. Cara Matahari dan semua bintang bisa bercahaya adalah karena bintang melakukan proses fusi atau penggabungan 2 atom hidrogen menjadi atom helium. Proses fusi ini mengubah sekitar 4 juta ton zat yang menjadi cahaya. Matahari dan tata surya butuh waktu 225 - 250 juta tahun untuk mengitari pusat galaksi dari jarak 26.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Dengan diameter 1.390.000 km, lebarnya sama dengan 10 kali lebar Jupiter dan 100 kali lebar Bumi sehingga bisa menampung 1.3 juta Bumi. Suhu rata-rata permukaannya 5.500 C, tapi suhu di bintik Matahari yang agak gelap hanya 3.316 C.
Sumber : www.universetoday.com
Dari bintik Matahari inilah terjadi ledakan Matahari, ledakan radiasi dari pelepasan energi magnetik. Ledakan ini menciptakan aurora di Bumi, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan beberapa planet lain. Bagian-bagian dari Matahari adalah intinya yang suhunya mencapai 15 juta C, fotosfer yang mencapai 6.000 C - bisa dilihat dengan teleskop sebagai gas yang bergerak - kromosfer yang mencapai 10.000 C, dan korona yang bersuhu 1 juta C karena dipanaskan plasma magnetik dan adalah lapisan terluar yang merentang jutaan kilometer. Kedua bagian terakhir hanya bisa dilihat saat gerhana Matahari. Dengan massa 1,989 × 10^30 kg, Matahari tidak berputar seperti planet pada umumnya karena permukaannya terbuat dari gas super panas bermuatan listrik bernama plasma, bukan permukaan padat. Karena itu, rotasinya juga berbeda-beda tergantung letaknya di permukaan. Di ekuatornya, plasma Matahari berotasi sekali dalam 25 hari Bumi, sementara plasmanya berputar sekali pada porosnya setiap 36 hari Bumi di kutubnya. Pada akhirnya, Matahari akan kehabisan energinya sekitar 5 miliar tahun lagi atau lebih. Sekarang, kita masuk ke edisi film. Dalam film fiksi ilmiah tahun 1990 berjudul Solar Crisis, diceritakan bahwa terjadi semburan Matahari besar yang menghanguskan Bumi, tapi berhasil dibelokkan dengan bom (?). Film 2007 berjudul Sunshine menceritakan tentang Matahari yang mau mati dan mengakibatkan Bumi membeku. Agar umat manusia selamat, para astronot mencoba menyalakan kembali Matahari dengan bom (bom lagi, bom lagi). Dan film terakhir yang menurutku paling bagus adalah film 2019 berjudul The Wandering Earth. Film ini juga menceritakan tentang Matahari yang sekarat. Tapi bedanya, di sini orang-orang membangun roket raksasa untuk memindahkan Bumi ke sistem tata surya baru.
Sumber : www.star-facts.com
Bagaimana dengan bintang yang akan kita bandingkan dengan Matahari? Namanya adalah bintang hypergiant UY Scuti yang pernah menjadi bintang terbesar yang diketahui di alam semesta dengan jari-jari sekitar 1.700 kali lebih besar dari jari-jari Matahari dan volume hampir 5 miliar kali Matahari! UY Scuti berada sekitar 9.500 tahun cahaya dari Bumi di dalam konstelasi Scutum, dekat pusat Bima Sakti. Orang yang pertama kali menemukan UY Scuti adalah astronom Jerman dari Observatorium Bonn pada 1860 yang memberinya nama BD -12 5055. Bintang yang bermassa sekitar 30 kali massa Matahari ini selama 740 hari tingkat kecerahannya berubah-ubah. Bintang seperti ini dinamakan bintang variabel. Perubahan kecerahan bintang bisa terjadi selama bertahun-tahun atau hanya sepersekian detik. Ada lebih dari 100.000 bintang variabel yang sudah diketahui, termasuk Matahari kita. Kecerahan Matahari berubah selama 11 tahun. Kalau UY Scuti menggantikan Matahari, fotosfernya akan melampaui orbit Jupiter. Itu berarti ukuran perkiraan UY Scuti mencapai hampir 8 AU, sedangkan gas yang dikeluarkan akan melampaui orbit Pluto atau 400 AU. Walaupun ukurannya sangat raksasa, tapi dia bukanlah bintang yang paling masif, melainkan Bintang R136a1 yang bermassa sekitar 300 kali massa Matahari, tapi jari-jarinya hanya sekitar 30 kali jari-jari Matahari. Ukurannya itupun masih tidak pasti karena cukup sulit untuk mengukur diameter suatu bintang. Alasannya karena bintang-bintang memiliki batasan yang menyebar dan tidak memiliki permukaan yang kaku sebagai garis pemisah antara daerah milik bintang dengan daerah milik angkasa. Untuk mencari tepinya, astronom menggunakan fotosfernya, tempat foton atau partikel cahaya bisa lepas. Ada sebanyak 30 bintang yang jari-jarinya mendekati atau bahkan melampaui perkiraan ukuran terkecil UY Scuti. Dari ke-30 bintang itu, ada 5 bintang dengan lebar sekitar 1.700 kali jari-jari Matahari :
1. Bintang hypergiant merah WOH G64 di Galaksi Awan Magellan yang pernah diduga berukuran 3.000 kali jari-jari Matahari, tapi turun pada sekitar 1.071 miliar km
2. Bintang raksasa merah super Westerlund 1-26 di gugus bintang super yang muda bernama Westerlund 1. Berjarak 15.000 tahun cahaya, Westerlund yang berumur sekitar 3 juta tahun berukuran lebih dari 1.500 kali jari-jari Matahari di Bimasakti menurut NASA.
3. NML Cygni pada 1.639 kali lebar Matahari
4. KY Cygni berukuran hampir 1.033 kali lebar Matahari
5. Bintang hypergiant merah VY Canis Majoris yang ukuran terakhirnya sekitar 1.420 kali jari-jari Matahari, tapi dulu pernah diperkirakan 1.800 - 2.200 kali jari-jari Matahari. Saat ini, masih ada beberapa sumber yang menyatakan bahwa Canis adalah bintang terbesar. Jadi tolong berhati-hati.
Ilustrasi Bintang KY Cygni (sumber : forums.frontier.co.uk)
Jadi, apakah UY Scuti adalah bintang terbesar di angkasa? Ya, dulu. Karena sekarang sudah diambil jabatannya oleh Stephenson 2-18 (St2-18) atau Stephenson 2 DFK 1 atau RSGC2-18. St2-18 adalah bintang supergiant atau hypergiant merah ekstrim di Rasi Scutum juga, dekat gugus terbuka Stephenson 2. Namanya diambil dari penemunya yaitu menemukannya pada 1990. Gugus terbuka Stephenson 2 adalah tempat 25 raksasa super merah lainnya berada, sekitar 19.800 tahun cahaya dari Bumi. Selain 1000% menjadi bintang terbesar, St2-18 juga adalah salah satu super raksasa merah paling terang di Bimasakti. Dengan suhu 2.927 C, Stephenson 2-18 memiliki jari-jari sekitar 2.150 kali jari-jari Matahari - selebar sekitar 10 AU - dengan volume hampir 10 miliar kali Matahari. Dengan lebarnya itu, fotosfer St2-18 akan menelan orbit Saturnus kalau ditempatkan di pusat tata surya kita!
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=6uUxj0nZr3o
Jadi, siapakah bintang yang paling kalian favoritkan di alam semesta?
Ilustrasi Bintang VY Canis Majoris (sumber : www.nasa.gov)
0 Comments