
Sumber : supernova.eso.org
Hari ini kita akan belajar dengan serius. Jadi, siapkan diri kalian, duduk yang nyaman, dan siapkan otak kalian agar tidak terbakar. Satu kalimat pembuka untuk memulai pembahasan hari ini : Alam Semesta akan berakhir. Bumi nantinya akan musnah oleh Matahari kita. Itu sudah pasti 1000%, menurut yang para ilmuwan percayai. Tapi, tentang alam semesta akan berakhir, itu belum pasti. Kita tidak tau bagaimana masa depan dari alam semesta. Apakah alam semesta benar-benar akan mati atau akan tetap ada sampai selamanya? Semua orang bebas untuk berpendapat. Tapi, kita hanya akan membahas tentang 4 teori akhir dari alam semesta berdasarkan kalkulasi yang sudah ada. Teori kematian alam semesta muncul karena beberapa faktor berikut seperti hasil pengamatan, Teori Big Bang dan Teori Status Stabil, konstanta kosmologi Einstein yang sempat 'dibuang' oleh pembuatnya sendiri, parameter kepadatan Omega, dan gaya tolak energi gelap. Masa depan alam semesta kita juga ditentukan oleh bentuknya sendiri, apakah bentuknya terbuka, tertutup, atau datar. Kalau terbuka atau Ω < 1, maka bentuknya akan melengkung seperti permukaan pelana. Kalau tertutup atau Ω > 1, bentuknya akan seperti permukaan bola atau elips. Tapi, kalau Ω = 1, maka bentuk alam semesta adalah datar.

Sumber : www.physicsoftheuniverse.com
Alam semesta bisa mati dengan salah satu dari 4 teori ini, yaitu Big Crunch, Big Freeze, Big Rip, dan Big Slurp. Kita mulai dari Big Crunch. Pada tahun 1922, fisikawan Rusia bernama Alexander Friedmann membuat sebuah persamaan terkenal bernama Persamaan Friedmann yang menunjukkan 2 hal, yaitu bahwa alam semesta bisa mengembang dan menyusut dan nasib alam semesta ditentukan oleh kerapatannya. Ini berarti kita bisa menghentikan pengembangan alam semesta karena pengaruh energi gelap dengan gravitasi yang sangat kuat. Gravitasi ini bisa kita dapatkan dengan menjumlahkan seluruh materi - planet, asteroid, materi gelap, dan semua benda yang memiliki gravitasi - sampai bisa mengalahkan kekuatan energi gelap. Apa yang akan terjadi setelah itu? Alam semesta akan runtuh kembali atau mengalami kondisi yang melawan Big Bang. Ada beberapa orang yang menduga setelah menyusut menjadi sangat sangat kecil, alam semesta akan mulai mengembang lagi, tapi kali ini kita tidak menggunakan istilah Big Bang, melainkan Big Bounce. Setelah Big Bounce terjadi, alam semesta akan kembali runtuh menjadi Big Crunch dan begitu seterusnya sampai selama-lamanya mungkin. Itu kalau alam semesta menyusut.

Sumber : images.immediate.co.uk
Tapi, kalau alam semesta terus membesar, ada 2 teori yang paling masuk akal tentang nasib akhirnya. Yang pertama ada Big Freeze atau yang bisa disebut Big Chill atau Heath Death. Teori ini adalah teori yang paling disetujui oleh para fisikawan dan astronom tentang kematian alam semesta. Teori Big Freeze sangat terkait erat dengan energi gelap, berkebalikan dengan Big Crunch. Karena itu, kita harus mempelajari dulu tentang asal usul dari penemuan 'benda' misterius ini. Pada akhir 1990-an, ada 2 kelompok ilmuwan yang mengamati alam semesta yang jauh untuk mempelajari ledakan supernova tipe Ia. Tujuannya adalah untuk mengukur jarak atau yang sering disebut 'lilin standar'. Mereka berdua lalu menemukan bahwa supernova yang mereka lihat lebih redup dan lebih jauh dari yang diduga. Ini menandakan bahwa alam malah membesar dan pengembangannya dipercepat. Setelah energi gelap ditemukan, banyak astrofisikawan yang tidak setuju kalau alam semesta akan runtuh dalam Big Crunch karena gravitasi dari seluruh materi di alam semesta tidak akan bisa melawan energi gelap. Sekarang ini semua materi terlihat seperti planet dan bintang hanya mengisi 5% dari isi alam semesta, sedangkan materi gelap hanya 26%, dan energi gelap mengisi 69% sisanya.

Sumber : spacecentre.co.uk
Teori Big Chill mengatakan bahwa dalam beberapa triliun tahun lagi kita tidak akan bisa melihat bintang-bintang, para galaksi, maupun benda-benda angkasa lainnya karena mereka sudah terlalu jauh untuk terlihat. Ibarat kalau kita membuat beberapa titik di balon yang kempes, lalu kita meniupnya, maka titik-titik itu akan saling menjauh. Bahkan mungkin 100 triliun tahun lagi, pembentukan bintang berhenti total. Nah, kalau pengembangan alam semesta lebih dipercepat lagi, maka alam semesta atau struktur ruang dan waktu itu sendiri bisa robek atau yang disebut Big Rip. Artinya, bintang, planet, galaksi, bulan, atom, dan quark - susunan terkecil dari atom yang menyusun proton dan neutron - robek. Apa sih yang dimaksud dengan robek? Aku kurang tau gambarannya. Tapi kalau dalam imajinasiku, semua benda yang ada di alam semesta akan terbelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, misalnya Bumi - atau manusia kalau ada yang berani membayangkan - akan terbelah menjadi dua. Sekali lagi, ini dalam imajinasiku. Tidak tau benar atau salah.

Sumber : www.medium.com
Teori terakhir adalah teori yang paling rumit bernama Big Slurp. Berbeda dengan ketiga teori tadi, teori ini berkaitan dengan yang namanya Peluruhan Vakum atau Vacuum Decay. Teori Big Slurp mengatakan bahwa alam semesta kita sekarang ini tidak stabil karena berada dalam kondisi ruang hampa palsu dan bisa berubah menjadi ruang hampa yang sebenarnya setiap saat. Nasib alam semesta menurut teori ini tergantung dari massa dari partikel bernama Higgs Boson. Satu hal yang pasti, aku yakin hampir 100% dari kalian tidak tau apa itu Higgs Boson. Higgs Boson adalah partikel yang memisahkan gaya elektromagnetik dari gaya lemah dan yang memberikan segala sesuatu massa. Partikel yang ditemukan pada tahun 2012 ini. Mungkin kita sudah tau bahwa menurut kuantum fisika, benda yang semakin masif akan semakin tidak stabil dan bisa cepat runtuh menjadi lebih ringan. Karena itu Higgs Boson sangat menentukan apa yang akan terjadi pada alam semesta. Kalau Higgs Boson ringan, mungkin alam seresta akan baik-baik saja. Tapi kalau sangat masif, alam semesta akan menjadi tidak stabil dan akan runtuh menjadi alam semesta yang baru. Lalu, yang mana yang benar? Pengukuran saat ini menunjukkan massa higgs boson mengakibatkan kondisi alam semesta berada di antara stabil dan sedikit tidak stabil atau metastabil. Metastabil adalah kondisi yang stabil untuk saat ini, tapi bisa goyah kalau ada situasi yang salah. Kondisi metastabil menunjukkan bahwa alam semesta bisa bertahan selama miliaran sampai triliunan tahun atau bisa juga berarti alam semesta sudah mulai berubah.
Sumber : www.quora.com
Higgs boson akan menjadi kacau hanya dengan sedikit 'gangguan', tapi ke arah yang salah. Ibarat menyusun beberapa balok yang ditumpuk masing-masing di atas satu sama lain secara berdiri sampai menjadi sebuah tiang. Aku jamin tiang balok itu akan tumbang hanya dengan satu kali sentuhan jari telunjuk. Setelah mengalami kondisi yang tidak stabil, medan kuantum akan menemukan model baru yang lebih stabil sehingga muncullah sebuah daerah alam semesta yang baru di dalam alam semesta lama. Daerah yang baru itu akan menyebar ke seluruh alam semesta dengan kecepatan cahaya dan mengubahnya menjadi baru. Ini bisa menciptakan sebuah alam semesta yang penuh dengan kekuatan, medan, dan partikel baru. Tapi, Teori Big Slurp ini belum tentu benar karena selain masih berupa teori, teori tentang peluruhan vakum pulsu juga belum lengkap alias masih harus diteliti lebih lanjut. Ada kemungkinan juga sebagian kecil dari alam semesta akan hancur, sementara sisanya tidak akan terpengaruh karena benda-benda angkasa seperti para galaksi yang berjarak lebih dari 13 miliar tahun cahaya antara satu sama lain bergerak menjauh lebih cepat dari kecepatan cahaya (masih karena energi gelap). Sedangkan, Big Slurp tidak bisa bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya sehingga kalah cepat dengan kecepatan pengembangan alam semesta.

Ilustrasi (sumber : www.space.com)
Apakah teman-teman mengerti? Kalau tidak, ya sudah, lagipula memang rumit parah sih. Yang penting adalah kalian tau bahwa alam semesta mungkin akan berakhir suatu hari nanti. Sudah itu saja yang perlu diingat kalau kalian tidak mau repot menghafalkan penjelasan di atas. Oke, kita bertemu di cerita selanjutnya.

Sumber : www.wired.co.uk
---------------
0 Comments