Hari ini kita tidak akan pergi jauh-jauh dulu. Kita akan mengunjungi Negeri Kangguru, yaitu Australia. Astronomi di Australia dinamakan Astronomi Aborigin Australia karena diciptakan oleh Suku Aborigin. Bangsa Aborigin adalah bangsa pertama Australia yang sudah hidup selama lebih dari 65.000 tahun dengan lebih dari 250 bahasa. Itu membuat Astronomi Aborigin menjadi astronomi tertua yang masih ada di dunia, bahkan jauh sebelum adanya Babilonia dan Yunani. Suku Aborigin sudah dinyatakan sangat mengenal Matahari, Bulan, planet, komet, dan meteor. Mereka menggambarkan pergerakannya dan mengajarkannya kepada anak cucu mereka. Suku Aborigin memiliki rasi bintang yang mereka buat sendiri. Uniknya, ada rasi bintang yang persis seperti rasi bintang gelap yang dibuat oleh Suku Inca. Rasi bintang gelap adalah bercak hitam di 'Great Rift' - daerah di Bimasakti yang terlihat dari Bumi seperti jalur panjang dengan awan gelap - yang dibayangkan sebagai hewan yang hidup di sana, menurut kepercayaan beberapa suku. Rasi bintang gelap Emu adalah rasi yang paling terkenal di Australian. Emu adalah hewan natta, yaitu burung terbesar di Australia setinggi 2 m dan juga burung terbesar kedua di dunia setelah burung unta. Di kepalanya ada Nebula Coalsack yang sangat gelap, sedangkan tubuh dan kakinya adalah Great Rift itu sendiri yang mengarah ke Rasi bintang Scorpio atau kalajengking.
Sumber : www.researchgate.net
Sama seperti kita, Suku Aborigin terbagi menjadi banyak jenis, misalnya Yolŋu (baca : Yolngu) di Australia Utara. Orang-orang Yolngu membayangkan Rasi Orion sebagai perahu kanoe atau sampan yang disebut Julpan. Kalau dibilang mereka salah membayangkan, tidak juga sih. Ini karena rasi bintang yang kita kenal adalah hasil imajinasi sendiri yang berbeda-beda untuk setiap orang. Julpan memiliki latar belakang yang lumayan menyedihkan. Ceritanya, ada 3 saudara yang pergi memancing dan menangkap ikan hiu todak. Salah satu dari mereka memakannya, padahal itu dilarang. Walu, sang Dewi Matahari, melihat mereka dan melemparkan mereka ke angkasa dengan air mancur. Pada akhirnya, mereka bertiga menjadi 3 bintang di Sabuk Orion, si ikan terlarang menjadi Nebula Orion di atasnya, dan haluan dan buritannya menjadi Bintang Betelgeuse dan Rigel. Masyarakat Yolŋu percaya saat mereka mati, mereka akan dibawa oleh perahu sampan bernama Larrpan ke Pulau Roh Baralku di langit. Saat sedang dalam perjalanan ke sana, perahu Larrpan akan terlihat menyala di sepanjang tepi Great Rift. Setelah itu, Larrpan akan dikirim kembali ke Bumi sebagai bintang jatuh atau yang kita kenal dengan meteor untuk memberi tahu kepada keluarga mereka di Bumi bahwa mereka telah sampai dengan selamat.
Sumber : www.bubbletentaustralia.com
Masih dari Yolŋu, kali ini tentang Walu. Yolngu menceritakan hari dimulai dengan Sang Wanita Matahari yang menyalakan api kecil setiap pagi yang kita lihat sebagai fajar. Lalu, dia melukis dirinya dengan warna kuning merah, tapi sebagian warnanya tumpah ke awan dan menciptakan Matahari terbit. Pada siang hari, Walu menyalakan obor dan membawanya melintasi langit dari timur ke barat. Saat sore, lagi-lagi beberapa cat kuning merahnya tumpah ke awan sehingga menciptakan Matahari terbenam. Pada malam hari, Walu tidak beristirahat, melainkan dia memadamkan obornya dan berjalan kembali ke timur melalui bawah tanah. Begitu terus setiap hari. Masyarakat Aborigin lainnya di daerah utara Australia menyebut Dewi Matahari dengan Wuriupranili. Masih dari Yolngu lagi, tapi kali ini tentang planet. Venus disebut Barnumbirr yang berarti 'bintang fajar' dan 'bintang petang' dan planet ini menandai upacara penting Yolngu. Banyak juga ya cerita astronomi dari Masyarakat Yolŋu. Dari banyaknya kelompok Suku Aborigin, Masyarakat Yolngu-lah yang memiliki cerita astronomi paling banyak di list kali ini. Kembali ke rasi bintang. Rasi bintang lain yang ada di Astronomi Aborigin adalah Rasi Pleiades. Rasi yang dijuluki 'Ketujuh Saudari' ini diceritakan sebagai seorang lelaki bernama Wati Nyurli atau Yurlu yang mengejar 7 saudari bernama Nyarluwarri melewati Australia tengah dari barat ke timur.
Lukisan Nyarluwarri yang dikejar oleh Wati Nyurli (sumber : www.japingkaaboriginalart.com)
Kalender Aborigin - terutama milik Aborigin yang hidup di Australia Utara - kebanyakan menggunakan kalender 6 musim untuk menandai musim dengan melihat rasi bintang yang terlihat saat musim itu, salah satunya rasi bintang Pleiades. Misalnya, Masyarakat Pitjantjatjara menandai kemunculan Pleiades saat fajar di bulan Mei atau saat awal musim dingin. Selain kalender 6 musim, Aborigin juga memiliki kalender adat yang menandai waktu terbit atau terbenamnya bintang atau konstelasi. Itu akan menjadi tanda kepada mereka untuk pindah ke tempat baru atau mencari sumber makanan baru. Saat konstelasi Scorpio muncul, Suku Yolngu tahu bahwa nelayan dari Makassar akan segera sampai di Australia untuk menangkap ikan teripang. Suku lain tahu saat Orion pertama kali muncul, anak-anak anjing dingo - anjing khas Australia - akan segera lahir. Selain rasi bintang, Suku Aborigin juga mencatat sebuah bintang yang sekarang kita namakan Eta Carinae. Pada tahun 1840-an, orang-orang Boorong di sebelah barat laut Victoria melihat semburan Eta Carinae di rasi bintang Carina dan memasukkannya ke dalam tradisi mereka sebagai Collowgulloric War yang berarti 'Istri dari Perang'. Sistem bintang masif Eta Carinae berjarak sekitar 7.500 tahun cahaya dari Bumi sehingga cahaya dari bintang ini butuh waktu 7.500 tahun sebelum sampai di Bumi. Kita kembali dulu ke Yolŋu lagi. Suku Yolngu memiliki cerita tentang Bulan. Mereka menceritakan bahwa Ngalindi atau Manusia Bulan dulunya muda dan langsing, tapi dia menjadi gemuk karena malas yang kita sebut Bulan purnama. Orang-orang Kuwema di daerah utara mengatakan Bulan menjadi gemuk setiap bulan purnama karena melahap roh orang-orang yang tidak mematuhi peraturan suku. Cerita angkasa tentu saja tidak lengkap tanpa planet. Ada 2 planet yang disebut di Astronomi Aborigin, yaitu Venus dan Jupiter.
Kiri : tempat tinggal Bunjil (www.atlasobscura.com), Kanan : elang ekor baji (www.ar.pinterest.com)
Kita mulai dari Venus atau Barnumbirr yang berarti "Bintang Fajar dan Bintang Petang". Saudari Bumi ini sangat penting untuk Yolngu yang selalu menunggu kemunculannya setelah Matahari terbenam. Saat Venus terbit saat fajar, planet ini menarik tali cahaya yang menempel pada Pulau Baralku di Bumi. Di sepanjang tali ini, Yolngu bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal. Kelompok lain yang bernama Dja Dja Wurrung menyebut Jupiter sebagai "Api unggun milik Bunjil". Bunjil sendiri adalah dewa pencipta, pahlawan budaya, dan makhluk leluhur yang sering digambarkan sebagai elang ekor baji - burung pemangsa terbesar di Australia - dalam Mitologi Aborigin. Tadi planet, Bulan, Matahari, meteor, dan bintang sudah dibahas. Ada satu benda angkasa lagi yang bisa terlihat dari Bumi, yaitu galaksi kita sendiri. Orang Kaurna di Dataran Adelaide, Australia Selatan menyebut Bima Sakti wodliparri yang berarti "sungai rumah" karena mereka percaya bahwa Karrawirra Parri atau Sungai Torrens - sungai di Australia - adalah cerminan dari wodliparri. Setelah kita belajar tentang Budaya Aborigin langsung dari orangnya, sekarang kita akan mengunjungi 3 situs astronomi di Negeri Kangguru.
Sumber : www.researchgate.net
Di Taman Nasional Ku-ring-gai Chase, ada ukiran berbentuk bulan sabit dengan tanduk tajam mengarah ke gambar pria dan wanita di bawahnya. Bentuk bulan sabit ini diduga oleh sebagian besar peneliti sebagai gambaran bumerang karena memang ada kisah dari Suku Aborigin Cape York yang mengatakan bahwa Bulan terbentuk dari bumerang raksasa yang dilempar ke langit. Tapi, beberapa orang berpikir gambar ini adalah simbol Gerhana Matahari. Situs kedua bernama Ngaut Ngaut yang menjadi situs penggalian arkeologi pertama di Australia pada tahun 1927. Di Ngaut Ngaut, ada banyak ukiran hewan, manusia, dewa, Matahari, dan Bulan. Ngomong-ngomong soal Bulan lagi, ada serangkaian titik dan garis yang diukir di batu di situs ini yang menggambarkan siklus Bulan menurut Pemilik Tradisional. Di Victoria, ada beberapa tempat yang terbuat dari susunan batu, misalnya Wurdi Youang di dekat Little River. Wurdi Youang berasal dari kata Wada-wurrung yang berarti "bukit besar". Karena berbentuk lingkaran, Wurdi Youang juga sering dijuluki Stonehenge Australia. Bahkan, ada kemungkinan bahwa observatorium pertama di dunia adalah Wurdi Youang dan bukannya Gobekli Tepe di Turki! Walaupun bisa jadi fungsi lingkaran batu berbentuk telur ini mungkin hanya sekedar tempat upacara. Usia pastinya belum diketahui, tapi diperkirakan sekitar 10.000 tahun dan bisa lebih tua. Susunan lingkaran batu tidak beraturan ini berdiameter sekitar 50 m dengan sumbu utama sejajar timur dan barat. Wurdi Youang terdiri dari sekitar 100 batu setinggi sekitar 200 mm sampai sekitar 1 m. Ada sekitar 7 susunan batu seperti ini di Victoria, tapi banyak yang sudah dirusak. Uniknya, situs-situs ini jarang sekali disentuh manusia. Wurdi Youang dan 'kawan-kawannya' juga membuktikan bahwa Bangsa Australia yang pertama bukanlah pemburu-pengumpul yang nomaden alias sering berpindah tempat tinggal. Susunan batu di sebelah barat Wurdi Youang mengarah ke posisi Matahari terbenam saat equinoks dan titik balik matahari. Sementara sisi lurus susunannya juga mengarah ke posisi terbenamnya Matahari pada kedua peristiwa itu.
Sumber : www.bbc.com
Akhirnya kita selesai menjelajahi Australia! Kesan yang aku dapatkan setelah belajar tentang budaya mereka adalah mantap jiwa! Aku menyesal sih, kenapa saat aku ke Australia 2 tahun yang lalu, aku tidak belajar tentang budaya mereka. Tapi memang pada saat itu aku belum mengenal astronomi. Yang membuatku sedih adalah sebagian besar budaya, bahasa, dan pengetahuan tentang astronomi ciptaan mereka hampir punah. Tapi, aku harap masih ada sebagian Orang Australia yang menyimpan cerita tentang budaya astronomi mereka pada jaman dulu.
0 Comments