5 Benda Angkasa Hipotesis

Ilustrasi bintang quark (sumber : www.advancedsciencenews.com)

Kita pasti sudah pernah mendengar tentang lubang cacing. Walaupun keberadaannya tidak ditemukan, tapi para astronom menduga obyek angkasa ini ada di luar sana. Tidak hanya lubang cacing, ada beberapa obyek angkasa lain yang juga masih berupa hipotesis para peneliti, tapi belum ditemukan. Dan inilah 5 obyek angkasa hasil hipotesis dari para ilmuwan. Yang pertama ada Bintang Quark. Sederhananya, bintang quark adalah bintang neutron yang neutron-nya runtuh menjadi quark karena neutron tersusun dari quark. Bintang neutron sendiri terbentuk saat bintang bermassa besar kehabisan bakarnya dan mati dalam ledakan supernova. Para astronom menduga kalau ada terlalu banyak neutron, suatu bintang neutron mungkin bisa berubah menjadi bintang quark. Bintang neutron yang terlalu padat bisa meledak dan berubah menjadi lubang hitam. Tapi, kalau bintang neutron lebih berat dari berat bintang neutron pada umumnya, tapi lebih ringan dari lubang hitam, itu bisa bertransformasi menjadi bintang quark. Ada dugaan lain yang mengatakan bahwa saat ada 2 bintang neutron yang bertabrakan, mereka bisa membuat bintang quark yang aneh, selain bisa saling melenyapkan, menjadi lubang hitam, atau bergabung menjadi sedikit lebih masif. 

Ilustrasi lubang putih (sumber : https://br.pinterest.com)

Kemudian ada Lubang Cacing, suatu terowongan yang menghubungkan 2 tempat di angkasa. Lubang cacing pertama kali diprediksi pada tahun 1916, walaupun sebutannya bukan 'lubang cacing' pada saat itu. Pada saat meneliti persamaan relativitas umum Albert Einstein, fisikawan Austria bernama Ludwig Flamm menggambarkan "lubang putih" yang adalah kebalikan dari lubang hitam. Pintu masuk ke dalam lubang hitam dan ke luar lubang putih bisa dihubungkan oleh lorong ruang dan waktu yang kita sebut lubang cacing. Jadi pada tahun 1935, Einstein dan fisikawan Nathan Rosen menggunakan teori relativitas umum untuk membuat hipotesis akan adanya "lorong" melalui ruang-waktu yang menciptakan jalan pintas ke tempat lain. "Lorong" ini disebut 'Jembatan Einstein-Rosen' yang sekarang kita kenal dengan lubang cacing. Tapi, ada masalah dalam hal kestabilannya. Menurut perhitungan, lubang cacing bisa 'tertutup' dengan cepat karena runtuh atau sambungannya terputus. Karena itu harus ada jenis materi khusus yang bisa menstabilkan lubang cacing agar bisa terbuka lebih lama. Tapi materi itupun belum tentu ada di alam semesta. 
Ilustrasi Lubang Cacing (sumber : www.livescience.com)

Yang keempat adalah Dyson Sphere, sebuah mesin berbentuk bola yang bisa menggunakan kekuatan maksimal dari bintang induk mereka. Karena ini ada kaitannya dengan kehidupan cerdas dengan peradaban yang sudah maju, maka benda angkasa ini 100% hanya berupa khayalan saja. Ide Dyson Sphere pertama kali diusulkan oleh fisikawan Freeman Dyson pada tahun 1960. Dyson mengatakan bahwa peradaban alien yang cerdas mungkin merakit mesin raksasa ini setelah mereka menghuni di beberapa bulan dan planet di sistem tata surya mereka. Setelah menyerap energi dari bintangnya, Dyson Sphere harus memancarkan kembali energi tersebut karena kalau tidak, maka strukturnya justru akan kelebihan beban sehingga menyebabkan bola meleleh. Karena populasi mereka meningkat, secara otomatis mereka membutuhkan semakin banyak energi. Menurut perhitungan Dyson, dengan asumsi populasi dan industri peradaban alien ini tumbuh sebanyak 1% per tahun, kuantitas energi yang dibutuhkan mereka akan menjadi 1 triliun kali lebih banyak hanya dalam waktu 3.000 tahun. Untuk pengamat dari jauh, sinar dari bintang yang dikelilingi Bola Dyson mungkin terlihat redup atau bahkan sama sekali tidak terlihat, tergantung dari seberapa tebal lapisan yang mengorbit bintang itu. Pernah terjadi pada tahun 2015, astronom bernama Tabetha Boyajian dari Universitas Yale melaporkan cahaya dari Bintang KIC 8462852 yang meredup secara misterius dan kedipannya tidak teratur. Lucunya, banyak sarjana yang menduga itu karena Bola Dyson yang baru dibangun sebagian. 
Ilustrasi Dyson Sphere (sumber : www.zmescience.com)

Yang terakhir adalah Cosmic Strings. Teori ini berbeda dengan String Theory. Singkatnya, cosmic strings adalah retakan yang terjadi saat suhu alam semesta menurun drastis setelah Big Bang. Retakan ini terjadi di dalam ruang-waktu alias luar angkasa itu sendiri. Cosmic strings mungkin masih ada sampai sekarang sehingga ada yang menduga cosmic strings bisa menjadi 'mesin waktu' ke masa lalu. Alam semesta kita mungkin saja penuh dengan retakan-retakan seperti ini. Bagaimana cara retakan ini muncul? Untuk mempermudah, bayangkan air yang dimasukkan ke dalam kulkas. Apa yang terjadi pada air itu? Tentu saja membeku, bukan? Air akan mengalami perubahan fase dari cair menjadi padat. Tapi, transisi fase ini tidak terjadi dengan sempurna di seluruh permukaan es batu sehingga akan ada retakan di sebagian permukaanya. Setiap es batu memiliki retakan seperti ini karena 2 proses transisi fase yang berbeda yang 'tidak sempurna'. Begitu juga yang terjadi pada alam semesta. Pada awalnya, alam semesta sangat kecil, sangat panas, dan sangat padat, menurut teori Big Bang. Sepersekian detik kemudian, alam semesta mengembang dan mengalami perubahan suhu yang drastis menjadi dingin. Akhirnya terjadilah cosmic strings. Selama alam semesta mengembang, retakan ini juga ikut melebar. Apakah itu berarti retakan ini sangat besar? Belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar teori menduga lebarnya kira-kira hanya selebar proton.
Ilustrasi Cosmic Strings (sumber : https://searchoflife.com)

Cosmic Strings memiliki massa. Para ilmuwan menduga cosmic strings dengan lebar besar 2,5 cm memiliki massa hampir sama dengan Gunung Everest, dan kalau lebarnya 1,6 km bisa sama dengan massa Bumi! Kalau kita berada di dekat cosmic strings, kita akan merasa aneh karena cosmic strings membengkokkan ruang dan waktu di sekitarnya. Jadi kalau kita memutarinya dengan lintasan berbentuk lingkaran, kita hanya butuh kurang dari 360 derajat untuk kembali ke posisi awal. Di luar nalar memang. Sekali lagi, struktur ini belum ditemukan, tapi masih berupa teori dan masih dicari-cari keberadaannya. Cara untuk mencarinya adalah dengan melihat cahaya yang terbelah di sekitar cosmic strings. Contohnya kalau ada suatu gambar galaksi yang jauh, gambar galaksi itu akan terbelah dua. 
Ilustrasi (sumber : https://medium.com)

Itulah dugaan-dugaan dari kelima obyek angkasa yang tidak diketahui keberadaannya. Walaupun mereka 'ada' hanya berdasarkan kalkulasi, bisa jadi mereka benar-benar ada di luar sana dan menunggu untuk kita temukan. 
Ilustrasi (sumber : https://stock.adobe.com)

Post a Comment

0 Comments