
Sumber : https://timesofindia.indiatimes.com
Setelah dari Jantar Mantar, kita masih akan berkelana sebentar lagi di India. Hari ini kita akan pindah ke danau atau kawah yang bernama Kawah Lonar. Kawah Lonar atau Danau Lonar adalah kawah yang berada di Distrik Buldhana di negara bagian Maharashtra, India. Berbeda dengan kebanyakan tempat yang sudah pernah kita kunjungi, kawah berdiameter 1,8 km ini terbentuk karena tabrakan meteorit lebih dari 50.000 tahun yang lalu. Kawah Lonar ditetapkan sebagai suaka margasatwa. Danau ini memiliki air yang basa dan mengandung garam. Kawah berbentuk oval ini menjadi salah satu dari 4 kawah yang berada di batuan basaltik di dunia. Uniknya, warna air di Kawah Lonar berwarna pink karena adanya mikroba haloarchaea di dalamnya. Usianya belum diketahui secara pasti, tapi usianya diperkirakan 52.000 ± 6.000 tahun. Sementara penelitian yang baru mengatakan usianya 576.000 ± 47.000 tahun. Daerah di sekitar kawah seringkali kering dengan suhu saat musim panas mencapai 30°-40°C, sementara saat musim dingin mencapai 10°C. Di dekatnya juga terdapat candi yang sudah ada sejak sekitar 1.250 tahun yang lalu.

Lingkaran Batu Junapani (sumber : www.ancient-origins.net)
Selain 'kawah pink', di Maharashtra ada juga situs makam yang tersusun dari batu megalitik berbentuk lingkaran yang dinamakan Junapani. Lingkaran Batu Junapani ditemukan pada awal abad ke-19. Makam ini terletak sekitar 10 km di barat laut Kota Nagpur. Sebagian lingkaran berbentuk lonjong dan terbentuk dari batu-batu basal. Ada lebih dari 150 lingkaran batu seperti ini di India yang mungkin dibangun antara tahun 1000 SM - 300 M. Keunikan dari Junapani adalah adanya simbol atau ukiran berbentuk cangkir atau yang disebut 'cupula' di beberapa batu tersebut. Batu-batu yang memiliki cupula ini berada di sekitar lingkaran dan menunjuk ke arah terbitnya Matahari saat titik balik Matahari musim dingin. Karena itu para ahli menduga Junapani memiliki hubungan dengan astronomi. Tapi ini bisa juga hanya kebetulan. Yang jelas Makam Megalitik Junapani memberikan pengetahuan paling awal mengenai astronomi India di masa lalu. Mungkin makna dari dibangunnya Junapani adalah untuk menggambarkan keinginan orang-orang untuk tetap hidup dan terhubung dengan alam semesta.

Gua Udayagiri (sumber : www.worldhistory.org)
Di dekat Vidisha (Madhya Pradesh), ada 20 gua dari awal abad ke-5 M yang bernama Gua Udayagiri. Hati-hati karena ada beberapa tempat di India dengan nama yang sama, seperti Gunung Udayagiri di Rajgir (Bihar) dan Gua Udayagiri dan Khandagiri di Odisha. Gua Udayagiri berisi beberapa Kuil Hindu dan Kuil Jain tertua di India. Jadi ada satu kuil ditujukan untuk Hindu, sedangkan yang lainnya ditujukan untuk Jainisme. Jainisme sendiri singkatnya adalah suatu agama yang berkembang di India. Gua Jain terkenal karena ditemukannya salah satu Prasasti Jaina tertua dari tahun 401 M. Sementara Gua Hindu memiliki prasasti dari tahun 425 M. Gua Udayagiri menjadi salah satu situs arkeologi terpenting di India yang dilindungi oleh Survei Arkeologi India. Udayagiri sendiri memiliki arti 'Gunung Matahari Terbit.' Nama lainnya adalah Visnupadagiri yang berarti 'Bukit Di Kaki Wisnu'. Gua ini mungkin pertama kali dimodifikasi oleh Raja Samudragupta pada pertengahan abad ke-4. Lalu keturunannya, Chandragupta II melanjutkannya beberapa dekade kemudian. Gua Udayagiri memiliki tempat perlindungan, reruntuhan bangunan, prasasti, sistem air, benteng, dan tempat tinggal. Saat ini posisi Gua Udayagiri sedikit di atas Tropic of Cancer. Tapi lebih dari satu milenium yang lalu, posisinya lebih dekat sehingga masyarakat di Gua Udayagiri diduga pernah melihat Matahari yang berada tepat di atas mereka saat titik balik Matahari musim panas.

Sumber : https://traveltriangle.com
Tempat terakhir di India yang kita kunjungi terletak di tepi Sungai Gangga, tepatnya di negara bagian Uttar Pradesh Tenggara, India Utara. Ada yang menyebut tempat ini dengan Kota Benares, Banaras, Kashi, atau Varanasi. Varanasi adalah salah satu dari 7 kota suci bagi masyarakat penganut Agama Hindu. Kota ini juga menjadi salah satu kota tertua yang terus dihuni di dunia selama lebih dari 3.000 tahun. Sesuai dengan namanya, kota ini memiliki hubungan dengan Matahari. Di Varanasi, penghormatan terhadap Matahari dilakukan saat beribadah pada pagi hari, saat ziarah, dan sebagai simbol di kuil-kuil. Ini karena Matahari dipercaya sebagai dewa yang melindungi dan memberikan pertolongan dari penyakit kulit, ketidaksuburan, kelaparan, usia, kematian, dan sebagainya. Simbol-simbol itu dilambangkan dengan aditya yang diwakili oleh 14 kuil yang sudah hancur saat Mughal menduduki Varanasi setelah tahun 1192 M. Lokasi kuil-kuil ini ditandai dengan Cakram Matahari, batu berbentuk teratai, atau gambar Surya yang dipasang di dinding rumah atau di candi. Di Kota Varanasi, ada sebuah cerita yang berhubungan dengan Varanasi dan tradisinya yang bernama Kashi Khanda. Kashi Khanda menceritakan tentang mitos dan ritual mengenai bekas masing-masing Kuil Matahari dan menjelaskan tentang pentingnya Matahari untuk penduduk Varanasi. Kashi Khansa juga menjelaskan mengenai pengamatan bintik Matahari, hujan meteor, dan gerhana Matahari total yang terjadi pada tahun 1054 M.
Kota Varanasi (sumber : https://timesofindia.indiatimes.com)
Akhirnya kita selesai berkelana di India. Setelah ini kita akan pergi ke Afrika untuk mengunjungi sebuah situs astronomi yang 'terbengkalai'. Nantikan pembahasannya, ya!

Gua Udayagiri (sumber : www.yatra.com)
0 Comments