Sumber : https://m.megalithic.co.uk
Tempat terpencil, sepi, dan gersang. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan Situs Pilar Kalokol atau Nasura, sebuah lingkaran batu basalt berbentuk lonjong yang berada di sisi barat Danau Turkana di Kenya, Afrika. Situs Pilar Kalokol diduga sudah ada sejak sekitar tahun 300 SM. Tapi hasil penggalian yang lebih baru menunjukkan bahwa usianya jauh lebih tua. Situs Pilar Nasura kemungkinan besar dibangun bertepatan dengan orang pertama yang membawa penggembalaan ke Lembah Turkana. Lingkaran batu seperti Kalokol banyak ditemukan di lembah ini. Tapi ada yang aneh dari tiang-tiang batu ini. Para penggembala yang menggembalakan ternak di Lembah Turkana tidak menetap di sana. Mereka lebih sering berpindah-pindah ke berbagai daerah setiap musim dan mereka belum tentu kembali ke tempat yang sama yang pernah mereka kunjungi. Lantas, kenapa mereka membangun suatu monumen di daerah gersang dan terpencil ini yang lalu mereka tinggalkan begitu saja? Ini masih menjadi misteri dari Situs Pilar Kalokol.

Ada mitos setempat yang menceritakan tentang asal usul monumen yang terlihat terbengkalai ini. Suatu hari, ada sekelompok orang yang berkumpul di sekitar perapian sambil menari-nari pada malam hari. Mereka bersenang-senang sampai secara tiba-tiba ada Iblis yang datang dari padang pasir. Iblis itu berkata bahwa dia ingin bernyanyi dan kalau ada yang tertawa, menangis, atau bergerak, maka orang itu akan dia ubah menjadi batu. Orang-orang pun mendengarkan nyanyiannya. Tapi mereka tidak tahan dan tertawa. Dalam sekejap mereka langsung berubah menjadi batu. Sementara orang-orang yang lain berusaha untuk tidak menangis, tapi liciknya Si Iblis membuat mereka menangis. Sampai tersisa pemimpin dari orang-orang itu. Sayangnya dia tidak kuat juga dan tersenyum kecil. Apesnya, dia ketahuan tersenyum oleh Iblis dan dia menjadi orang terakhir yang diubah menjadi batu. Saat ini, pemimpin itu masih berdiri di tengah dengan orang-orangnya berdiri di sekelilingnya, 'membeku' menjadi batu. Karena itulah monumen ini juga dinamakan 'Namoratunga 2' yang berarti "Orang Batu" dalam bahasa Turkana.


0 Comments