Di bagian lobi museum ini, aku melihat eksperimen Sisyphus, yang menggunakan bola besi dan pasir. Apa itu Sisyphus? Sisyphus mengkombinasikan matematika dan Taman Zen yang membentuk pola saat bola besi menggelinding mengelilingi pasir. Apa itu Taman Zen? Kalo menurutku, Taman Zen adalah metode untuk menenangkan hati dan pikiran. Caranya bagaimana aku nggak tau. Kembali ke Sisyphus. Kenapa bola besi itu bisa menggelinding? Jadi, dibawah pasir ada lengan yang berputar-putar di tengah-tengah pasir yang tersambung ke 2 buah magnet. Magnet ini maju ke depan dan belakang mengikuti pergerakan lengan itu, sehingga menyeret bola besi itu untuk menggelinding di atas pasir dan membuat sebuah pola. Pola yang terbentuk diprogram menggunakan sistem koordinat. Setiap titik dari pola ditentukan dengan mengukur dari tengah-tengah pasir yang berbentuk lingkaran ini sampai ke tepian nya. Sementara itu, kedua magnet membuat bola besi untuk membuat pola kedua yang memotong jalur pola yang pertama. Metode ini disebut Mode Tantalus. Kalau kalian pengen membuat eksperimen ini, menurutku kalian harus paham tentang sistem koordinat, sudut, dan juga metode yang disebut Taman Zen ini.
Oh iya, ngomong-ngomong dari 3 galeri yang aku kunjungi ini, kalo kalian nanya, galeri mana yang paling aku suka, aku paling suka tentang Born or Built. Di sini, aku belajar banyak pengetahuan tentang robot dan juga mencoba beberapa eksperimen tentang robot yang mungkin akan digunakan di masa depan. Robot-robot yang kulihat disini adalah robot yang bisa tau perasaan kita sekarang, robot yang mempunyai pikiran, robot yang bisa membaca pikiran, dll. Contohnya nih, kalo dulu kita pake sapu, sekarang kita menggunakan mesin penghisap debu. Kalo dulu kita hanya punya otak untuk mengingat segala sesuatu yang masuk ke pikiran kita, lama-lama orang-orang membuat buku yang masih digunakan sampai sekarang. Walaupun begitu, mungkin saja riwayat buku nantinya bisa menghilang dan digantikan dengan alat-alat elektronik, dan masih banyak lagi alat-alat jaman dulu yang digantikan dengan robot, karena alat-alat elektronik jaman now itu juga termasuk robot sebenarnya.
Oh iya, aku mau nanya ke kalian, apakah mungkin kita di masa depan bisa mengubah DNA kita? Jawabannya adalah mungkin saja. Kalian tau DNA itu apa? DNA adalah sel yang menentukan identitas diri kita, misalnya warna kulit, wajah, dan rambut kita. Semua makhluk hidup mempunyai kode dalam bentuk DNA ini. Para ilmuwan sudah menemukan teknologi bernama CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) yang adalah alat untuk mengedit DNA. Para ilmuwan bisa memindahkan potongan kode dan juga bisa menambahkan kode baru di antara ujung-ujung DNA. Kita bisa mengedit DNA untuk menambah ciri-ciri yang kita inginkan ke bentuk kehidupan atau membuang yang kita nggak mau. Tapi sebenarnya, teknologi ini nggak bagus, walupun kalo digunakan dengan hati-hati bisa berguna juga. Kenapa? Karena kadang-kadang alat itu bisa “memotong” di tempat yang salah, di suatu kode yang seharusnya digunakan, atau mempunyai efek yang tidak diduga. Di masa depan, organ-organ 3D yang dicetak dan teknologi genetik mungkin juga bisa mengubah kita kelihatan seperti apa, kita dibuat dari apa, dan apa yang akan kita wariskan ke anak-anak kita nanti.
Selanjutnya, ada Uncanny Valley. Apa itu Uncanny Valley? Aku jelaskan ya. Jadi, para robot di masa depan mungkin bisa melihat dan bertingkah laku seperti manusia. Tapi, kelihatannya semakin mereka menyukai kehidupan mereka, kita akan menjadi tidak nyaman. Itu disebut Uncanny Valley. Kenapa kita merasa nggak nyaman? Dan apa yang memicunya? What do you think? Kalo menurutku, itulah konsekuensi dari robot yang mempunyai pikiran (kayak Doraemon). Dengan kata lain, mereka bisa berpikir yang menyebabkan mereka bisa bertindak semau-mau mereka sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Karena itu, kalau kalian berpikir bahwa robot yang bisa berpikir itu keren, ada sisi buruknya juga ternyata.
Di galeri ini ada instrumen yang unik loh! Namanya adalah harpa cahaya. Harpa ini tidak memiliki senar tapi masih bisa dimainkan? Ajaib sekali! Mungkin ada yang berpikir begitu. Aku pun terkejut pada awalnya. Di sini dikatakan untuk memainkan harpa itu seperti biasa, dan akan keluar suaranya. Aku sudah mencobanya, yaitu dengan mengayunkan tanganku di dalam harpa itu dan ternyata memang bersuara. Apa rahasia di balik ini. Sebenarnya cahaya yang memancar dari dalam harpa adalah rahasianya. Jadi, cahaya yang memancar dari ujung bawah harpa tersambung dengan kamera yang ada di bagian atas harpa. Cahaya ini tidak kelihatan oleh mata kita. Jadi sederhananya adalah semua senar harpa itu diganti dengan cahaya yang tidak kelihatan. Saat seseorang memasukkan tangannya ke dalam harpa, otomatis tangannya akan menghalangi cahaya dengan kamera. Kemudian kamera mengirimkan sinyal ke komputer untuk memainkan nada yang tepat seperti harpa biasa. Apa keuntungannya? Keuntungannya adalah orang tidak harus membuat senar satu per satu lagi, tapi cukup dengan menambahkan cahaya sebagai penggantinya. Teknologi ini mungkin bisa digunakan di setiap alat musik yang menggunakan senar.
Sekarang, kita ke galeri selanjutnya, yaitu galeri Fundamental. Kalo disini adalah tempat untuk belajar sains, seperti gaya, elektromagnetik, cahaya, momentum sudut, cairan, dll. Kalian juga bisa mencoba banyak eksperimen yang terkait dengan sains. Aku mau bercerita tentang eksperimen yang terkait dengan cairan. Alat yang digunakan disini adalah peniup, 3 cincin yang dipasang di tiang, dan bola. Target nya adalah untuk memasukkan bola itu melewati ketiga cincin itu dengan peniup itu. Tapi aku hanya akan menjelaskan tentang tujuan dari eksperimen ini. Kalian pasti udah pada tau kalo cairan itu zat yang nggak punya bentuk dan menyesuaikan dengan wadah nya. Peniup ini mendorong udara sehingga udara itu berhembus dengan cepat dan mendorong bola itu. Teori Bernoulli menjelaskan bagaimana sebuah area cairan yang bergerak cepat memiliki tekanan yang lebih rendah daripada cairan di sekitar nya. Udara di sekitar bola memiliki tekanan yang lebih tinggi sehingga itu menjaga bola di arus tekanan rendah. Di kehidupan sehari-hari, prinsip ini digunakan di sayap pesawat dalam menghasilkan daya angkat.
Selanjutnya tentang momentum sudut. Eksperimen tentang momentum sudut yang aku coba adalah ular pendulum. Gimana cara kerja dari ular pendulum ini? Eksperimen ini membutuhkan beberapa bola yang lebih kecil dari bola sepak (misalkan kelereng) atau benda yang bisa digantung dan sebuah papan. Cara kerjanya adalah saat papan diputar dan sedikit mengangkat bola-bola yang digantung itu, bola-bola itu akan berayun dan akan membentuk pola ular, tapi syaratnya adalah setiap bola harus mempunyai panjang yang sedikit berbeda. Perbedaan panjang itulah yang menyebabkan ada beberapa bola yang mengayun lebih cepat dari yang lainnya sehingga otak kita menangkap pola ular yang sedang merayap. Setiap 30 detik, mereka akan berayun secara serentak, dan di waktu yang lain mereka akan berayun sebaliknya. Karena ayunan nya yang sangat teratur, pendulum digunakan di jam kuno atau metronom
Hal terakhir yang kulihat di galeri ini adalah tentang suara. Apakah kalian pernah mendengar tentang gelombang tegak (standing wave)? Gelombang tegak menandakan frekuensi yang tinggi sedangkan gelombang bergerak (traveling wave) menandakan frekuensi yang rendah. Gelombang bergerak akan kelihatan bergerak maju dan mundur, sedangkan gelombang tegak tidak pergi kemana-mana, hanya bergerak ke atas dan kembali lagi ke bawah seperti melompat. Selain itu, kalian tau kan kalau suara mempunyai frekuensi? Tapi kalian tau nggak sebenarnya apa itu frekuensi? Frekuensi adalah satuan untuk menghitung seberapa besar getaran yang dihasilkan suara dalam satu detik (Hz/Hertz). Semakin banyak getaran, semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan dan itu artinya nada yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sebaliknya, nada yang rendah akan membuat gelombang suara merenggang. Sementara nada yang tinggi menghasilkan frekuensi yang tinggi dan gelombang yang rapat, suara yang keras akan menghasilkan gelombang yang besar. Kalau suaranya lembut, gelombang yang dihasilkan akan menjadi kecil. Kalau dilihat di osiloskop, getaran-getaran itu akan terlihat seperti gelombang yang naik turun menyesuaikan dengan frekuensinya.
Osiloskop adalah alat untuk merubah gelombang suara menjadi sinyal listrik, kemudian menggambar grafik dari sinyal yang berubah setiap detik menggunakan mikrofon. Selain osiloskop, ada alat lain yang bisa digunakan untuk melihat suara, yaitu dengan menggunakan air. Karena, kalau ada getaran maka air akan bergerak. Gelombang suara ada dimana-mana, misalnya di udara karena udara bisa merambat lewat udara, atau dari alat musik tiup seperti seruling. Alat musik yang lebih panjang akan menimbulkan nada yang lebih rendah, dan ada banyak alat musik yang lebih panjang dari seruling, misalnya bassoon, yang bisa mengeluarkan nada yang sangat rendah. Semua suara termasuk suara kita memiliki banyak nada dan frekuensi. Frekuensi-frekuensi yang berbagai macam ini disebut warnanada atau kalau di Bahasa Inggris menjadi timbre (baca=tember). Warnanada setiap orang berbeda-beda dengan orang lain.
Galeri terakhir yang aku kunjungi adalah galeri Awesome Earth. Sesuai dengan namanya, galeri ini berisi pengetahuan tentang bumi dan juga angkasa. Hal pertama yang kulihat disini adalah benda yang mengeluarkan gas. Jadi, saat ada gas keluar dari sebuah benda, gas itu bisa membuat benda itu berputar (tapi menurutku prinsip ini nggak berlaku untuk semua benda). Salah satu contohnya adalah komet. Komet adalah sisa-sisa dari pembentukan tata surya yang terdiri dari pasir, es cair, dan karbon dioksida. Saat komet mendekati matahari, mereka akan terkena panas matahari dan akan mengeluarkan gas atau lebih tepat nya asap yang dikenal sebagai outgassing. Komet melaju terlalu cepat untuk mengubah arah, tapi walaupun begitu, mereka akan mulai berputar saat mendekati matahari sehingga ekor mereka selalu menjauhi matahari. Beberapa hujan meteor adalah hasil dari bumi yang sedang melewati fragmen komet- komet yang tertiup oleh outgassing ini. Salah satu contohnya adalah Komet - Swift Tuttle yang menyebabkan hujan meteor yang bernama Perseid yang terjadi setiap Bulan Agustus.
Selanjutnya, ada pelajaran tentang mendeteksi Big Bang. Kalian tau apa itu Big Bang? Big Bang adalah proses terbentuknya alam semesta. Menurut para ilmuwan, alam semesta meluas atau terbentuk dari benda padat yang panas yang terjadi kira-kira 13,8 miliar tahun yang lalu. Sebenarnya, Big Bang tidak menghasilkan ledakan seperti namanya, tapi itu meluas seperti balon yang diisi dengan angin. Semua energi dan zat terkontaminasi di dalam gas plasma yang sangat panas, tapi setelah ruang angkasa meluas itu menjadi dingin dan membuat cahaya bisa melewati nya. Cahaya atau radiasi yang tersisa atau sederhana nya sisa-sisa dari Big Bang pastinya masih ada di sekitar kita karena ruang angkasa meluas sambil membawa cahaya dan zat-zat lainnya.
Zat-zat itu masih terdeteksi sampai sekarang melalui radiasi cosmic microwave background (CMB)/latar gelombang mikro kosmik. Karena sangat tua, zat-zat berwujud CMB itu memiliki energi tersisa yang sangat sedikit bahkan hampir tidak ada. Radiasi CMB itu bersinar dari ruang angkasa yang meluas itu sehingga kita bisa mendeteksinya. Sebenarnya nggak diperlukan teleskop sebesar apapun untuk mendeteksinya sih, karena TV kita bisa mendeteksi sebagian dari radiasi ini. Statis berukuran kecil di layar (yang kalo kita lihat sebagai titik-titik hitam kayak semut di layar putih di TV yang biasanya terjadi pas TV nggak dapet sinyal atau pas hujan) sebenarnya adalah radiasi yang sudah ada sejak permulaan alam semesta atau saat terjadinya Big Bang yang artinya adalah 13,8 tahun yang lalu. Kalau kita melihat lebih dekat, kita bisa melihat kelahiran alam semesta melintasi seluruh angkasa. Sekarang, kita tau kalau ternyata kita juga bisa mendeteksi Big Bang lewat alat yang ada tepat di depan batang hidung kita masing-masing. Mungkin ini adalah hal yang mengejutkan untuk kalian semua, dan sebenarnya juga untuk aku.
Ngomong-ngomong, kalian pernah mendengar tentang paralaks tidak? Sebenarnya, arti dari paralaks sederhana, yaitu adalah efek dimana posisi dari suatu benda kelihatan berbeda kalau dilihat dari beberapa sudut yang berbeda. Sebenarnya ini adalah pengetahuan umum, yang pasti kalian udah ketahui. Tapi, kalian tau nggak, para ilmuwan menggunakan cara yang sama tapi untuk mengukur sudut dari objek-objek di angkasa yang jauh dalam waktu yang berbeda-beda dalam setahun. Ini seperti melihat suatu rumah. Kalau kalian melihat rumah itu dari depan, maka bagian rumah yang kelihatan adalah bagian depannya. Tapi, kalau kalian bergerak memutari rumah itu, yang kelihatan oleh mata kalian pastinya akan berbeda dengan yang kalian lihat sebelumnya. Sama seperti melihat benda-benda di angkasa. Bukan benda-benda itu yang bergerak, melainkan kita. Kenapa kita bergerak? Karena bumi berputar dan berevolusi (memutari) terhadap matahari. Dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda dan dengan mengukur jarak antara bumi dengan matahari, kita bisa menentukan seberapa jauh jarak antara kita dengan bintang itu. Paralaks juga membuktikan saat kita misalnya sedang berkendara, benda yang lebih dekat dengan kita akan lebih cepat berlalu daripada benda-benda yang lebih jauh. Tapi walaupun begitu, apakah itu artinya benda yang jauh itu lebih dekat ke kita daripada benda yang lebih dekat dengan kita yang udah berlalu karena benda yang jauh itu masih kelihatan oleh mata kita? Pastinya tidak, kan?
Kalau kalian memikirkan soal warna yang kalian sukai, salah satu dari kalian mungkin akan menjawab warna biru. Bicara soal warna biru, kalian tau nggak kenapa langit berwarna biru? Jadi, saat cahaya matahari sampai ke atmosfer bumi, partikel-partikel gas di atmosfer membuat cahaya matahari itu menyebar. Apa maksudnya menyebar? Maksudnya adalah cahaya matahari yang kita lihat sebagai warna jingga itu terurai menjadi warna penyusunnya. Sederhananya, setiap warna yang kita lihat tidak selalu seperti kelihatannya. Semua warna selalu terdiri dari 3 warna utama ini, yaitu warna merah, hijau, dan biru. Proses ini disebut penguraian, dan mungkin kalian sudah mempelajarinya di IPA. Contoh lainnya adalah pelangi. Apakah kalian tau kenapa pelangi terjadi? Dan kenapa munculnya setelah hujan? Ada yang mengatakan kalau di salah satu ujung pelangi ada naga atau ular yang menyemburkan pelangi. Tapi, kalian pasti tau kalau itu cuma legenda orang jaman dulu. Pelangi terjadi karena cahaya matahari terurai oleh uap air di langit setelah hujan, sehingga kita bisa melihat warna-warna penyusunnya. Jadi, cahaya matahari bukan hanya berwarna kuning atau merah saja, tapi terdiri dari banyak warna yang kita lihat di pelangi.
Kalau begitu, kenapa warna langit tidak berwarna-warni seperti pelangi? Karena katanya, kalau dibandingkan dengan warna penyusun matahari selain biru, gelombang berwarna biru lebih sehingga saat siang kita melihat langit dengan warna biru, dan jingga pada saat sore hari. Kenapa pada saat sore hari warna langit berubah menjadi merah? Karena sudut juga mempengaruhi cahaya matahari yang masuk ke bumi. Semakin besar sudutnya, semakin banyak pula cahaya yang masuk, dan saat-saat itu terjadi di sore hari. Pada saat sore hari, warna hijau muncul dan menggabungkan diri dengan warna biru sehingga kita melihat warna merah. Tapi, aku masih belum tau kenapa warna hijau yang muncul, bukan warna yang lain.
Kalian tau nggak gambar apa ini? Warna kuning di pinggir gambar ini adalah bola yang sedang menggelinding menuju pusat dari sebuah "sumur gravitasi". Kenapa bola itu menggelinding? Karena sumur gravitasi ini cekung. Kalian pasti udah tau kan, apa itu gravitasi. Tapi, kalian tau nggak, bagaimana gaya gravitasi bisa terjadi? Sederhananya adalah, saat ada daya tarik antara beberapa objek, objek-objek itu akan saling tarik-menarik. Itu adalah sebuah hukum sebenarnya. Ada banyak orang yang mempelajari gravitasi. Dua diantaranya yang terkenal adalah Issac Newton dan Albert Einstein. Teori Newton menjelaskan gravitasi sebagai daya tarik antara beberapa objek yang massa dan jarak antara objek-objek itu menentukan seberapa besar gaya gravitasi objek-objek itu.
Sementara teori Einstein menjelaskan kalau gravitasi terkait dengan ruang dan waktu. Ada dua contoh mengenai gravitasi. Gaya gravitasi bumi membuat benda-benda di bumi tetap pada tempatnya, tidak melayang-layang seperti di luar angkasa, dan apa yang kita lempar ke atas akan kembali lagi ke tanah. Kita semua sudah tau hukum itu. Yang kedua adalah di angkasa. Di luar angkasa tidak ada gesekan, jadi semua objek jatuh ke orbit-orbit yang diantara orbit-orbit itu ada objek dengan gaya gravitasi yang tinggi, kayak matahari kita. Kalau ada suatu objek yang mempunyai massa yang sangat besar, otomatis akan membuat gravitasi nya juga sangat besar, sehingga membuat semua objek di sekitarnya akan terhisap ke dalamnya. Apa nama dari objek yang menghisap ini? Yang paling terkenal adalah lubang hitam.
Orbit juga tidak lepas dari gaya gravitasi. Ada 3 jenis orbit, yaitu melingkar, elips (lonjong atau oval), dan hiperbolik, tapi kebanyakan orbit berbentuk elips karena momentum dari objek yang ada di orbit itu dan juga karena objek yang menarik orbit itu, misalnya sebuah bintang. Ada planet di tata surya kita yang orbitnya berbentuk elips, misalnya Planet Pluto dan Eris. Tahukah kalian, suatu orbit lebih sulit untuk melingkar daripada berbentuk elips. Kenapa begitu? Aku juga belum tau, tapi kelihatannya seperti yang aku udah jelaskan di atas, yaitu karena momentum dari objek yang ada di suatu orbit dan karena objek yang menarik orbit itu. Sementara tentang orbit hiperbolik, aku kurang tau tentang orbit ini, tapi menurut gambar di bagian gravitasi ini, aku bisa menyimpulkan kalau mungkin benda angkasa yang mempunyai orbit seperti ini adalah komet.
Kenapa komet? Karena orbit hiperbolik digambarkan menuju ke matahari, kemudian mengelilingi matahari setengah putaran, dan kembali ke arah saat orbit hiperbolik ini mengarah ke matahari. Dengan kata lain, benda yang orbitnya berbentuk hiperbolik akan kembali lagi ke tempat asalnya, dan komet selalu kembali ke tempat asalnya. Eksperimen yang bernama Sumur Gravitasi di atas mendemonstrasikan hilangnya orbit saat objek, atau kalau di konteks ini berarti bola kecil itu jatuh ke lubang atau pusat dari sumur ini.
Sekarang kita masuk ke bagian bumi. Yang pertama adalah fluidisasi. Apa itu fluidisasi? Fluidisasi adalah proses yang bisa terjadi saat gas atau air bercampur dengan pasir. Tanah gunung berapi kadang kadang terbentuk selama terjadi nya gempa bumi saat pasir yang penuh dengan air tersembur dari lapisan yang mendasari sedimen. Selain itu, butiran pasir-pasir bisa bergerak dalam wujud cair saat gas melewati nya. Selanjutnya, tentang cairan. Tidak semua cairan itu cair. Ada beberapa material yang kelihatan nya padat, padahal sebenarnya mereka mengalir sangat lambat. Bukti yang ada saat ini menjelaskan 3 fakta, yaitu : inti bumi padat, bagian yang di luar inti terbuat dari cairan, dan mantel bumi adalah benda padat yang mudah dibentuk yang bernama "rheid" yang mengalir selama jutaan tahun.
Beberapa cairan mengalir dengan mudah sementara yang lainnya lebih sulit untuk mengalir, yang dinamakan dengan kekentalan, yang pastinya kita masing-masing sudah mempelajarinya. Semakin kental cairan, kekentalan cairan itu juga semakin tinggi, termasuk lengketnya cairan itu. Madu dan lahar adalah dua diantaranya. Lahar adalah cairan yang mengalir dari cepat menjadi lambat karena lahar lama kelamaan akan menjadi kental yang disebut sebagai lahar dingin. Cepat atau lambat nya lahar menjadi kental ditentukan dari temperaturnya dan konten silika (jenis batuan).
Kita masuk ke bagian listrik. Ada 4 bagian di sini. Yang pertama adalah konveksi, tapi aku nggak jelasin konveksi itu apa, karena kalian semua nanti akan belajar konveksi di kurikulum nasional. Jadi, kita lanjutkan ke Tesla Coil. Kalian pasti udah pernah mendengar tentang Tesla Coil, kan? Tesla Coil diciptakan oleh Nikola Tesla untuk mengubah listrik bertegangan rendah menjadi percikan listrik bertegangan tinggi yang dipancarkan dari puncak gulungan kabel. Sederhananya adalah mengubah listrik bertegangan rendah menjadi tinggi. Tesla Coil terdiri dari 2 gulungan kabel. Kedua gulungan kabel ini beresonansi satu sama lain secara elektromagnetik. Resonansi bisa dibilang sebagai getaran. Contoh lain dari resonansi adalah saat suatu ruang bergetar karena ada pengeras suara di dalamnya yang menyebabkan ruangan itu bergetar, atau saat ada gelas kaca yang pecah karena beresonansi terhadap suara penyanyi.
Bagaimana cara kerjanya? Tesla Coil mempunyai 3 bagian, yaitu kumparan utama, kumparan kedua, dan toroid yang berada di puncaknya. Kumparan utama bertugas untuk menyalakan dan mematikan arus listrik bertegangan tinggi beberapa kali dalam sedetik dengan cara memutar sebuah piringan. Hal ini membuat resonansi di kumparan utama yang tebal. Kemudian, kumparan utama beresonansi dengan gulungan yang lebih tipis, yaitu kumparan kedua. Resonansi ini menyalurkan energi menggunakan cara induksi elektromagnetik dari kumparan utama ke kumparan kedua. Sementara itu, arus induksi yang terjadi di kumparan kedua disalurkan ke puncak dari kedua kumparan ini yang berbentuk donat yang disebut toroid ini.
Cara kerja induksi di kumparan kedua adalah begini. Medan elektromagnetik di kumparan kedua menginduksi ion (salah satu jenis zat) di tabung neon yang bernama Tesla Siluet yang ada di dalam kumparan ini yang mengakibatkan tabung neon ini memancarkan cahaya. Proses induksi ini ternyata juga digunakan untuk mengisi baterai HP dan alat elektronik yang lainnya tanpa menggunakan kabel. Nikola Tesla terkenal karena berhasil dalam mengganti persediaan arus listrik dan juga karena meneliti banyak eksperimen termasuk X-ray (sinar yang digunakan untuk melihat keadaan di dalam suatu benda yang sulit untuk dibuka misalnya tubuh manusia) dan gelombang radio.
Nah, setelah listrik diubah menjadi bertegangan tinggi oleh Tesla Coil atau lebih tepat nya tranformator, listrik bertegangan tinggi itu nantinya bisa menciptakan plasma. Kalau tidak salah, plasma adalah gas yang terionisasi yang terdiri dari ion positif dan elektron yang menghasilkan muatan listrik yang terseterum. Plasma biasanya ada di tekanan yang rendah atau di suhu yang tinggi. Ngomong-ngomong, tadi kan udah kujelaskan di bagian Tesla Coil, listrik bertegangan tinggi yang dihasilkan berwujud percikan. Percikan ini terbentuk dari 2 kawat yang memindahkan penyeteruman percikan lewat celah di antara kedua kawat sampai ke ujung kedua kawat ini, tapi pemindahannya juga perlu udara. Udara yang dimaksud bukan udara seperti yang ada di sekitar kita, karena udara seperti itu adalah konduktor (konduksi adalah proses dimana listrik atau panas merambat dari satu tempat ke tempat yang lain lewat benda padat) yang tidak terlalu bagus untuk merambatkan listrik. Contohnya di lingkungan sehari-hari adalah petir alias halilintar. Kalau ada tegangan yang cukup kuat, udara akan terbelah menjadi dua, yang satu mengandung komponen positif dan yang satunya lagi negatif, sehingga menciptakan plasma. Plasma ini kemudian membuat penyeterumannya berpindah dari langit ke bumi yang berwujud petir.
Sekarang kita akan belajar tentang magnet. Kalian tau kan apa itu magnet dan cara kerjanya? Yang aku ingin jelaskan di sini adalah kalau ada dua medan magnet yang berlawanan, mereka bisa membuat pergerakan. Eksperimen yang digunakan disini adalah peluncur cincin. Peluncur ini digunakan untuk meluncurkan cincin yang ada di atasnya. Tapi, kalian tau nggak cara kerjanya gimana? Jadi, di dalam peluncur ini ada gulungan yang membuat arus magnetik di cincin yang terbuat dari aluminium berubah. Arus magnetik itu kemudian menghasilkan medan magnetnya sendiri. Karena magnet mempunyai dua kutub alias medan, kedua kutub ini saling menolak satu sama lain sehingga cincin aluminium yang ringan itu terlontar. Sementara itu, kalau ada konduktor yang terkena perubahan dari medan magnet ada suatu gaya yang terjadi. Gaya ini bisa digunakan untuk membuat motor elektrik (bukan sepeda motor ya) salah satunya.
Bagian terakhir adalah tentang gempa bumi. Kalian pernah merasakan gempa nggak? Kalau aku sih pernah, tapi aku nggak sadar, jadi aku nggak tau rasanya kalau terkena gempa. Bagaimanapun juga, gempa tidak bisa diprediksi, entah gempa itu tektonik atau vulkanik. Gempa tektonik terjadi saat ada dua lempeng yang saling bergesekan. Kerak bumi lentur, jadi kerak bisa menyerap sebagian dari tekanan yang dihasilkan dari lempeng tektonik yang terus menerus bergerak. Bagaimanapun, saat ada tekanan, tekanan itu bisa membuat kerak bumi retak. Retakan itu bisa kecil ataupun besar, tergantung dari magnitudo gempa itu.
Yang dikhawatirkan saat terjadi gempa adalah bangunan yang mungkin akan roboh dan tanah retak. Kita tidak bisa mengantisipasi terjadinya tanah retak, tapi kita bisa mengantisipasi bangunan agar tidak roboh selama terjadinya gempa bumi. Caranya bagaimana? Yaitu dengan membuat resonan. Kalian harus tau dulu kalau sebuah benda akan berguncang pada frekuensi yang berbeda-beda tergantung dari ukuran, bentuk, dan berat benda itu. Setiap objek punya resonan alami terhadap getaran yang akan membuat mereka bergetar saat ada frekuensi. Beberapa objek mempunyai resonan yang lebih dari satu. Kalau gempa menghasilkan getaran dengan frekuensi yang pas, gempa itu bisa membuat bangunan-bangunan berayun secara keras. Untuk menanganinya, terutama untuk gedung-gedung, alat peredam dibuat untuk melawan kecenderungan gedung yang berayun mengikuti getaran gempa bumi.
Untuk mengetahui di mana pusat dari suatu gempa atau episenter, digunakanlah seismometer. Setiap gempa menghasilkan beberapa macam gelombang. Gelombang yang sering dicatat adalah gelombang P dan S, yang melaju dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kita bisa menggunakan perbedaan waktu antara kedatangan dari gelombang P dan gelombang S untuk menentukan seberapa jauh gempa itu terjadi. Dengan menggunakan beberapa seismometer kita bisa menggunakan "trilaterasi" untuk mencari episenter. Oh iya, aku tadi kan ngomong magnitudo ya? Mungkin kalian bertanya-tanya apa arti magnitudo.
Jadi, magnitudo adalah salah satu satuan untuk mengukur besarnya suatu gempa. Para ilmuwan sudah menggunakan banyak metode untuk mengukur magnitudo gempa bumi, walaupun beberapa metode seperti Skala Richter sudah tidak banyak digunakan lagi. Pengukuran modern menggunakan momen magnitudo, yang mengukur kerasnya batu dan area yang terkena gempa. Seberapa besar gempa yang kita rasakan tergantung dari magnitudonya dan seberapa jauh kita dengan pusat gempa itu. Setiap kali magnitudo naik menjadi 1, pergerakan tanah naik 10 kali, jadi kalau suatu gempa magnitudonya 5, maka pergerakan tanah menjadi berapa? Kalikan saja dengan pergerakan tanah kalau magnitudonya 1.
Wah, selesai juga deh! Sebenarnya, belum selesai sampai akhir sih, karena aku juga nggak sempet liat semuanya. Ketiga galeri yang udah aku ceritakan di atas tadi pun belum lengkap semuanya. Karena itu, kalo kalian pergi ke Australia, jangan lupa untuk berkunjung ke Questacon ya! Kalau kalian ke sini pun aku jamin kalian nggak bakal nyesel! Jadi, see you di ceritaku yang selanjutnya!
0 Comments