Konnichiwa (Selamat siang)! Hari ini aku akan menceritakan tentang batu angkasa. Ya, itu adalah batu asteroid. Pastinya kalian semua udah tau tentang asteroid, bukan? Tapi, apakah kalian semua udah tau sebenarnya apa itu asteroid? Atau aku ganti pertanyaannya deh. Kenapa bisa terbentuk batu asteroid di angkasa? Batu asteroid sebenarnya adalah sisa-sisa pembentukan tata surya kita 4,6 milyar tahun yang lalu. Batu asteroid dikenal juga dengan nama planetoid. Seperti yang kita ketahui, ada jutaan asteroid di tata surya kita dan hampir semua asteroid berbentuk tidak beraturan. Suhu di permukaan asteroid sangat dingin, yatu -73°Celcius. Siapa sangka asteroid bisa sedingin itu ya. Apakah kalian tau kalau ternyata setiap hari Bumi diserang oleh banyak asteroid? Lebih tepatnya sekitar 50 ton asteroid menghujani Bumi setiap harinya. Untungnya batu-batu asteroid yang menghujani Bumi setiap harinya itu kebanyakan tidak lebih besar daripada jeruk dan batu asteroid seukuran itu tidak bisa masuk ke Bumi. Sebenarnya, asteroid yang diameternya lebih kecil dari 25 meter akan terbakar di atmosfer Bumi. Batu asteroid yang bisa menembus atmosfer dan menabrak Bumi adalah asteroid yang berukuran lebih besar dari rumah. Tapi untungnya, jarang ada asteroid yang berbahaya bagi Bumi. Jadi, kita bisa tinggal di Bumi dengan tenang.
Tahukah kalian? Selain atmosfer, Bumi juga punya pelindung dari asteroid loh! Siapa pelindungnya? Dia adalah Jupiter. Jupiter punya gravitasi yang sangat kuat, kan? Nah, kalau ada asteroid yang menuju ke Bumi dan melintasi Jupiter, gaya gravitasi Jupiter akan menarik asteroid itu sebelum batu asteroid itu mencapai Bumi. Jadi kemungkinan besar asteroid itu akan menabrak Jupiter. Karena itulah Jupiter bisa dibilang sebagai pelindung Bumi. Untung saja ukuran Jupiter besar sekali sehingga dia tidak akan apa-apa kalau ditabrak oleh banyak asteroid. Ada 3 jenis asteroid yang sudah dikenal. Yang pertama adalah Asteroid Carboneceous atau disingkat Tipe C. Asteroid tipe C adalah asteroid yang paling sering ditemui dan yang berwarna abu-abu. Asteroid Tipe C ada sebanyak 75% dari semua asteroid yang sudah diketahui. Jadi ada banyak sekali asteroid Tipe C di luar angkasa. Tipe C mungkin terbuat dari tanah liat dan batuan silikat. Asteroid jenis ini berada di bagian luar Sabuk Asteroid. Jenis kedua adalah Asteroid Silicaceous atau disingkat Tipe S.
Berbeda dengan Tipe C, asteroid Tipe S berwarna kehijauan dan kemerahan dan ada sebanyak 17% dari semua asteroid yang sudah diketahui. Tapi aku belum pernah melihat asteroid yang berwarna seperti itu. Asteroid Tipe S terbuat dari bahan silikat dan besi nikel dan berada di bagian dalam Sabuk Asteroid. Jenis ketiga adalah Asteroid Metalik atau disingkat Tipe M. Asteroid Tipe M cuman berwarna kemerahan dan terbuat dari besi nikel saja. Dia berada di bagian tengah Sabuk Asteroid. Nah, karena asteroid Tipe C dan Tipe S kalau dijumlah maka ada sebanyak 92% dari asteroid yang sudah diketahui, menurutku asteroid Tipe M ada sebanyak 8% sisanya. Itu tadi adalah jenis-jenis asteroid. Nah ternyata asteroid juga punya 3 macam orbit di tata surya kita. Yang pertama adalah Sabuk Asteroid. Kita semua pasti sudah mengenal Sabuk Asteroid ini kan? Sabuk asteroid adalah tempat sebagian besar asteroid berada dan berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Sabuk asteroid terdiri dari jutaan asteroid, walaupun ada 1 obyek yang bukan asteroid sama sekali. Obyek itu adalah Ceres. Sebenarnya, awalnya Ceres dikira asteroid, tapi akhirnya diubah statusnya menjadi planet kerdil. Kembali ke Sabuk Asteroid. Sabuk asteroid memiliki lebih dari 200 asteroid yang berdiameter lebih dari 100 km, tapi sebagian besarnya adalah asteroid yang kecil.
Sebenarnya, kenapa sih celah di antara Mars dan Jupiter ini yang terbentuk adalah Sabuk Asteroid, bukan planet yang terbentuk? Jawabannya terkait dengan gaya gravitasi Jupiter yang sangat kuat. Pada awal pembentukan tata surya kita, gaya gravitasi Jupiter mengacaukan obyek-obyek angkasa di celah antara Mars dan Jupiter sehingga obyek-obyek itu saling bertabrakan sehingga tidak bisa membentuk planet. Pada akhirnya obyek-obyek itu menjadi Sabuk Asteroid seperti yang kita lihat sekarang. Kadang-kadang, saat Jupiter mengitari Matahari, gaya gravitasinya mendorong beberapa asteroid sehingga batu-batu asteroid itu keluar dari Sabuk Asteroid dan mengarah ke Planet Terrestrial (Merkurius, Venus, Bumi, Mars). Saat itu terjadi, batu-batu asteroid itu bisa menabrak salah satu Planet Terrestrial. Untung saja kita punya atmosfer yang bisa melindungi kita dari batu asteroid.
Orbit kedua adalah Trojan. Trojan adalah asteroid yang memiliki orbit yang sama dengan suatu planet atau bulan, tapi tidak bertabrakan dengan planet atau bulan itu. Beberapa planet di tata surya kita memiliki Trojan, tapi Trojan yang memiliki paling banyak asteroid adalah Trojan Jupiter, yang katanya memiliki asteroid sebanyak di Sabuk Asteroid. Tidak hanya Jupiter saja, Bumi, Venus Mars, Uranus, dan Neptunus juga memiliki Trojan. Orbit ketiga adalah NEAs, singkatan dari Near-earth Asteroids (asteroid dekat Bumi). NEAs adalah asteroid yang memiliki orbit yang melewati dekat Bumi. Saat ini ada sekitar 10,000 batu asteroid yang dikenal yang memiliki orbit NEAs. Sekarang aku akan menjelaskan beberapa fakta unik dari batu asteroid.
Apakah kalian tau berapa diameternya Ceres? Ya, diameternya adalah 940 km. Ternyata ada asteroid yang bisa sebesar itu loh! Ada juga batu asteroid bernama 16 psyche yang tersusun dari logam sehingga sangat mahal sekali. Apakah kalian tau berapa harganya? Harganya adalah Rp145 juta kuadriliun! Super duper mahal ya! Di bawah ini adalah gambar (atau mungkin ilustrasi) asteroid 16 psyche.
Sementara itu, untuk asteroid terbesar yang pernah mendekati Bumi adalah berukuran 4 km yang bernama 52768 (1998 OR2). Ngomong-ngomong, apakah kalian tau siapa wahana antariksa pertama yang mengambil foto jarak dekat dengan asteroid? Wahana antariksa itu adalah Galileo. Galileo mengambil foto asteroid itu pada tahun 1991 dan ternyata Galileo juga sekaligus adalah yang pertama kali menemukan asteroid yang memiliki bulan pada tahun 1994. Lho, memangnya asteroid juga memiliki bulan? Ternyata iya tuh! Jadi ternyata tidak hanya planet saja yang bisa memiliki bulan. Tidak hanya bulan saja, kadang-kadang ada 2 atau 3 asteroid yang saling mengitari satu sama lain. Jadi bentuk rotasinya agak aneh. Selain itu asteroid sendiri juga bisa menjaga bulannya suatu planet. Misalnya Phobos dan Deimos, bulannya Mars. Phobos dan Deimos sebenarnya adalah 2 asteroid yang tertangkap gaya gravitasi Mars sehingga menjadi bulannya Mars.
Oh ya, ada 1 lagi wahana antariksa yang meneliti asteroid juga. Namanya adalah NEAR (aku nggak tau itu singkatan dari apa). Uniknya adalah NEAR menjadi wahana antariksa pertama yang mendarat di atas batu asteroid pada tahun 2001. Mirip seperti Philae yang menjadi wahana antariksa pertama yang mendarat di atas komet. Tahukah kalian? Asteroid tidak selalu berbahaya untuk kita loh! Malah mungkin asteroid adalah penyebab kenapa kita bisa hidup di Bumi. Kok bisa begitu? Jadi pada awal pembentukan tata surya kita, Bumi masih kering dan masih ada banyak asteroid dan komet yang bertabrakan dengan Bumi. Nah, mungkin ada beberapa asteroid dan komet yang membawa es air dan molekul karbon yang bisa membuat kehidupan berkembang di Bumi. Sementara tata surya kita sedang terbentuk alias belum stabil, tabrakan asteroid dan komet itu bisa membuat kehidupan kecil di Bumi bertahan hidup sampai tata surya kita menjadi stabil. Kalau dugaan ini benar, maka kita seharusnya berterima kasih pada para asteroid dan komet yang dulu bertabrakan dengan Bumi, sebelum kita hidup di Bumi. Jadi mungkin saja tabrakan asteroid pernah berguna sekali untuk kita. Tapi kalau sekarang ada asteroid yang jatuh ke Bumi, menurutku tidak terlalu banyak berguna untuk kita ya.
Wah, panjang juga ya ceritaku kali ini. Oke, jya matane (kalau begitu, sampai jumpa)!
---------------
Lihat juga rekaman dan diskusinya di bawah ini ya :
0 Comments