Kali ini kita akan kembali membahas tentang bintang-bintang dan semua jenisnya di alam semesta. Karena selain Matahari - yang memang jauh lebih besar dari Jupiter, yaitu 10 kalinya - ada bintang yang lebih kecil dari Matahari dan ada banyak bintang lain yang lebih besar, lebih terang, dan berumur lebih pendek dari Matahari. Beberapa dari bintang yang besar ini adalah bintang yang paling terang di langit malam seperti Bintang Arcturus. Bintang-bintang bermassa besar juga bisa membuat elemen-elemen berat di dalamnya, misalnya oksigen. Nama-nama mereka juga unik karena kebanyakan diambil dari nama mitologi Yunani dan Arab. Jadi satu hal yang harus kalian ingat dulu adalah bahwa tidak semua bintang di angkasa berukuran kecil seperti yang tertulis di lagu Twinkle Twinkle Little Star. Ada bintang yang bermassa besar dan bermassa kecil. Sebenarnya kedua jenis bintang itu masih bisa dipisah menjadi beberapa jenis lainnya sampai menjadi 7 jenis bintang. Ketujuh jenis bintang ini diberi kode O, B, A, F, G, K, dan M. Jenis-jenis ini dibuat oleh para astronom untuk mengukur tipe cahaya mereka yang menunjukkan komposisi kimia mereka karena ciri itulah yang diteliti oleh para astronom dari bintang.
Selain huruf-huruf itu tadi, ada juga suatu diagram yang bernama Diagram Hertzsprung-Russell, diagram tentang suhu permukaan bintang dan seberapa terangnya, yang ditemukan oleh kedua orang ini pada 1930-an. Matahari kita masuk ke kategori G, bintang kuning dengan suhu permukaan 5,000°C sampai 6,000°C. Bintang paling masif, terbesar, terpanas, dan paling terang adalah bintang tipe O dan B yang berwarna biru, sedangkan bintang terkecil yang jauh lebih kecil dari Matahari - otomatis membuatnya cukup dingin - adalah bintang yang memiliki tipe M yang berwarna merah. Mungkin memang agak aneh karena biasanya warna biru dingin dan warna merah kebalikannya. Tapi nyatanya bintang berwarna biru lebih panas daripada bintang berwarna merah. Apakah kalian ingat kenapa bintang tidak runtuh alias tertarik ke pusatnya oleh gaya gravitasinya? Aku dulu pernah menjelaskannya di artikel tentang Supernova. Itu karena ada tekanan ke arah luar dari dalam bintang yang melawan gaya gravitasinya yang menekan lapisan luar bintang ke dalam. 2 gaya yang saling berlawanan inilah yang menyebabkan sebuah bintang memiliki suhu yang tinggi dan juga bisa membuat elemen-elemen berat di dalamnya, termasuk bahan yang diperlukan untuk kehidupan. Tekanan dari dalam bintang terjadi karena adanya reaksi fusi di intinya atau penggabungan atom ringan - partikel terkecil di alam semesta - menjadi atom yang lebih berat. Reaksi fusi melepaskan energi yang menciptakan tekanan yang berlawanan dengan gaya gravitasi sehingga ukuran bintang itu tetap stabil. Energi yang terlepas keluar dari reaksi fusi ini berubah menjadi cahaya bintang yang kita lihat.
Kecepatan reaksi fusi akan mempengaruhi umur bintang itu. Bintang bermassa kecil dan bintang bermassa besar bisa diibaratkan sebagai 2 mobil berwarna merah dan biru dengan tangki bahan bakar yang terisi penuh. Kalau dilihat di gambar atas, mobil biru membutuhkan 10 galon per jam dan mobil merah hanya butuh 1 galon per jam. Mobil yang mana yang bisa berjalan lebih lama? Tentu saja mobil merah. Kalau setiap mobil memiliki ukuran tangki bahan bakar yang sama, maka mobil biru akan menghabiskan bahan bakarnya dengan sangat cepat sehingga hanya akan berjalan selama 1 jam, sedangkan mobil merah menghabiskan bahan bakarnya sedikit demi sedikit sehingga bisa berjalan sepuluh kali lebih lama dari mobil biru. Hal ini juga berlaku untuk para bintang. Bintang-bintang masif - yaitu mobil biru - dengan massa sekitar 10 atau 20 kali massa Matahari memiliki tangki bahan bakar yang lebih besar dari bintang bermassa kecil, tapi laju fusi bintang masif jauh lebih cepat sehingga mereka hidup lebih singkat, walaupun tangki bahan bakar mereka lebih besar. Total waktu hidup Matahari adalah sekitar 10 miliar tahun - jadi saat ini kita hampir berada di tengah-tengah masa hidupnya - sementara bintang yang 10 kali massa Matahari hanya hidup selama 10 atau 20 juta tahun saja, padahal tangki bahan bakar mereka 10 kali lebih besar dari Matahari. Bagaimana dengan bintang yang lebih kecil dari Matahari kita? Pastinya mereka bisa hidup jauh lebih lama dari bintang kita. Bintang katai merah atau bintang tipe M yang bermassa 10% massa Matahari memiliki persediaan bahan bakar 10 kali lebih kecil dari Matahari, tapi laju fusinya yang sangat lambat membuatnya bisa bertahan selama 1 triliun tahun, 100 kali masa hidup Matahari. Bintang tipe F yang sedikit lebih panas dari Matahari hidup selama sekitar 3 miliar tahun.
Tahukah kalian? Para astronom dan ilmuwan menggunakan informasi ini untuk mencari kehidupan juga lho! Menurut perhitungan, butuh 1 miliar tahun atau lebih untuk kehidupan di suatu planet menjadi kompleks. Kompleks ini maksudnya seperti kehidupan yang sudah terjadi di Bumi. Jadi kita butuh bintang yang hidup cukup lama agar setidaknya ada kemungkinan kehidupan yang mungkin ada di sekitar planet itu bisa bertahan lama juga. Ingat, setiap ada bintang yang terbentuk, pasti minimal ada 1 planet juga yang terbentuk. Bintang yang bisa hidup lebih dari 1 miliar tahun tergolong ke dalam bintang bermassa kecil, yaitu bintang tipe F, G, K, dan M. Dengan kata lain, bintang yang lebih masif dari tipe F sulit untuk 'menciptakan' kehidupan karena mereka hidup di bawah 3 miliar tahun. Permukaan eksoplanet di dekat bintang bermassa kecil akan terkena panas dalam waktu yang sangat lama sehingga memungkinkan hal-hal biologis terjadi di permukaan planet-planet itu yang nantinya mungkin bisa berkembang menjadi kehidupan. Berkebalikan dengan bintang-bintang masif yang bermassa lebih dari 2-3 massa Matahari, mereka mungkin terlalu masif sehingga tidak cocok untuk kehidupan hanya karena masa hidup mereka yang terlalu pendek. Kalaupun ada kehidupan di eksoplanet di sekitar mereka, nasib kehidupan itu akan hancur oleh ledakan supernova yang mengakhiri kehidupan bintang masif itu dan tidak mungkin ada kehidupan yang bisa selamat dari ledakan supernova di dekatnya. Untuk mencari eksoplanet layak huni, para astronom menggunakan banyak teleskop angkasa, salah satunya adalah Teleskop Angkasa Kepler. Teleskop Angkasa Kepler bisa melihat lebih dari 150 ribu bintang di sepetak kecil di angkasa, tapi tentu saja tidak semua bintang itu bermassa kecil. Karena itu, Teleskop Angkasa Kepler memilah data dari setiap pengamatannya, mana bintang yang bermassa kecil dan mana bintang bermassa besar. Kalau yang dia temukan adalah bintang tipe O, B, atau A, maka teleskop itu tidak akan melanjutkan pencarian di eksoplanet di daerah bintang itu. Tapi kalau yang dia temukan adalah bintang tipe F, G, K, atau M, maka dia akan memasukkannya sebagai kandidat bintang yang cocok untuk kehidupan. Biasanya Teleskop Angkasa Kepler hanya akan melihat bintang yang hidup ratusan kali lebih lama dari Matahari alias lebih kecil dari Matahari dan untungnya kebanyakan bintang di alam semesta adalah bintang bermassa kecil. Para astronom mengatakan bahwa Galaksi Bimasakti menciptakan sekitar 7 bintang baru per tahun dengan massa dan masa hidup yang cocok untuk kehidupan. Itu cukup banyak dalam setahun.
Metode pencarian bintang seperti itu juga disampaikan oleh seorang wanita bernama Cecilia Helena Payne-Gaposchkin, orang pertama yang mengetahui tentang banyaknya hidrogen di dalam bintang dan di alam semesta sehingga menjadi salah satu orang terpenting di sejarah astronomi. Karena kalau Cecilia tidak ada, maka mungkin kita masih belum tau apa yang ada di dalam bintang sampai saat ini. Sekadar informasi tambahan saja, aku ingin memberitahukan tentang Cecilia ini karena bertepatan dengan Pekan Antariksa Dunia tahun ini yang membahas tentang Women in Space. Cecilia memang bukan seorang astronot, tapi dia seorang wanita kan? Bintang di angkasa tidak selalu kecil, tapi ada yang besar. Bintang bermassa besar hidup jauh lebih singkat daripada bintang bermassa kecil karena mereka membakar bahan bakarnya lebih cepat sehingga tidak cocok untuk kehidupan berkembang di sekitarnya. Sementara bintang bermassa kecil bisa hidup miliaran tahun dan cocok untuk kehidupan dan semoga saja kita bisa menemukan kehidupan di salah satu bintang itu.
0 Comments