Satelit Kebanggaan Kita, Palapa

Sumber : https://news.detik.com

Palapa? Siapa itu? Masa sih kalian tidak tau? Satelit ini adalah satelit pertama dari negara kita, Indonesia! Jangan lupakan itu. Ya sudah, hari ini kita akan mengenal tentang satelit kebanggaan bangsa kita ini. Palapa adalah sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) pertama yang dimiliki oleh Indosat. Ini membuat Indonesia menjadi negara berkembang pertama di Asia dan negara keempat yang mengoperasikan satelit buatan sendiri setelah Rusia, Kanada, dan Amerika. Sebagai satelit Indonesia pertama, Palapa memberikan layanan jaringan telepon, telegram, telex, dan televisi antar kota. Satelit Palapa dirancang oleh Hughes Aicraft Company di Amerika Serikat dalam waktu 17 bulan. Nama satelit ini diambil oleh Presiden Soeharto dari Sumpah Palapa yang ditulis oleh Gajah Mada untuk menyatukan semua kerajaan di seluruh Nusantara pada 1334 M. Cukup menarik. Kenapa Pak Soeharto memutuskan untuk membuatnya? Karena beliau ingin menyatukan Nusantara dan ini hanya bisa dilakukan dengan sistem telekomunikasi. Tujuan lainnya adalah untuk mempercepat pembangunan di Nusantara setelah Zaman Orde Lama. Kita tahu pada zaman itu Indonesia masih berkekurangan dan tertinggal dari sisi pendidikan sehingga meluncurkan satelit adalah hal yang sangat sulit. Untuk membuat satelit komunikasi dibutuhkan dana Rp 561 miliar, dengan 13% biaya untuk satelit, 82% untuk telepon, teleks, telegram, transmisi, dan 8% untuk televisi. Tapi, untungnya pada 8 Juli 1976, Palapa akhirnya diluncurkan dengan Roket Delta dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika. 

Sumber : https://boombastis.com

Dengan berat 574 kg, Palapa versi pertama memiliki tinggi 3,7 m, diameter 1,9 m, dan antena berdiameter 1,5 m. Satelit Palapa yang diberi kode A-1 ini bekerja sampai Juni 1985. Tidak hanya ke daerah Nusantara, Palapa A-1 juga melayani negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Sebenarnya, Satelit Palapa bisa mencakup sepertiga belahan Bumi dan tahan goncangan dan perubahan suhu. Palapa A-1 berada pada orbit geostasioner di ketinggian 30.500 km dan melakukan kontak pertama pada pukul pada jam 7.10 WIB, 40 menit setelah peluncuran. Tapi, masyarakat Indonesia baru bisa menggunakannya 10 hari setelah peluncuran. Palapa A-1 dikendalikan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) atau yang sekarang kita namakan PT Telkom. PT Telkom mengoperasikan Palapa sampai Palapa B-2 untuk sistem komunikasi, siaran TVRI, dan Kementerian Pertahanan dan Keamanan (Kemenhankam). Sementara itu di Indonesia, Pak Soeharto; Menteri Perhubungan, Emil Salim; Menteri Sekretaris Negara, Soedharmono; dan pejabat lain melihat peluncurannya melalui TVRI pada hari Jumat, 9 Juli 1976. Sejak saat itulah, tanggal 9 Juli diperingati sebagai Hari Satelit Palapa. Artinya tahun ini Palapa sudah berumur 46 tahun. Yang aku heran adalah kenapa tanggal 9 Juli tidak dijadikan hari libur nasional, ya? Padahal itu adalah salah satu momen terpenting di sejarah Indonesia. 
Sumber : https://twitter.com/indonesiabaikid

Setelah A-1, ada Palapa A-2 yang beroperasi dari Maret 1977 sampai tahun 1987 sebagai cadangan kalau satelit A-1 rusak. Palapa A-2 juga diluncurkan dengan Roket Delta 2914. Palapa A (A-1 dan A-2) lalu digantikan oleh Palapa B-1 dari 18 Juni 1983 - 1990. Palapa B-1 diluncurkan dengan Challenger pada misi ketujuh-nya. Pada 3 Februari 1984, Palapa B-2 diluncurkan dengan Challenger juga, tapi rusak setelah sampai di orbit dan dijemput oleh Discovery pada November 1984. Kemudian, pemerintah membuat satelit Palapa B3 - tapi diganti menjadi B-2 Pengganti atau disingkat B2P - yang beroperasi dari 21 Maret 1987 sampai Februari 1996. Palapa B2P dimiliki oleh Telkom sebelum Satelindo dan sempat mengalami penundaan peluncuran selama sekitar setahun karena Tragedi Challenger. Dari 13 April 1990 sampai tahun 2000, Palapa B2R mengambil alih. Ini adalah hasil perbaikan dari Palapa B2 oleh Sattel Technologies pada 13 April 1990. Versi terbaru dari Palapa B2 ini diluncurkan melalui Delta 6925 dan dikendalikan oleh Telkom. 
Palapa D (sumber : https://initu.id)

Karena tidak ada Palapa B3, maka dilanjutkan dengan Palapa B4. Palapa B4 beroperasi dari 14 Mei 1992 - 2005 dengan Delta dan masih dimiliki Telkom. Kedua Palapa C, C1 dan C2, diluncurkan pada tahun yang sama, yaitu tanggal 31 Januari 1996 dan 15 Mei 1996. Bedanya, CW hanya beroperasi sampai 1999, sedangkan C2 sampai tahun 2011. Palapa C bisa menjangkau sampai daerah China, India, Jepang, dan Australia. Palapa C dioperasikan Satelindo yang sekarang bernama Indosat. Karena itulah Palapa dinyatakan milik Indosat. Versi terbaru dan yang masih bekerja sampai hari ini adalah Palapa D, mulai dari 2009 - 2024. Dibuat oleh Thales Alenia Space di Prancis, Palapa D mencakup Asia, Asia Tenggara, dan seluruh Indonesia. Sebenarnya, Indosat berencana untuk meluncurkan Palapa E pada tahun 2016 dibantu oleh Orbital Sciences Corporation dari Amerika, tapi dibatalkan. Jadi secara keseluruhan, ada 9 satelit Palapa (tidak temasuk B-2 dan E). 
Satelit Nusantara Satu (sumber : www.liputan6.com)

Apakah Indonesia hanya memiliki Satelit Palapa? Awalnya iya, tapi semakin zaman berkembang, Indonesia semakin banyak meluncurkan satelit lain. Misalnya Satelit INDOSTAR-2 oleh PT. Media Citra Indostar, Satelit TELKOM 3S oleh PT. Telkom, Satelit PSN VR-2 oleh PT. Pasifik Satelit Nusantara, dan Satelit BRIsat oleh Bank BRI. Tidak hanya untuk keperluan internet, ada juga satelit untuk keperluan astronomi dan cuaca, yaitu LAPAN-TUBSAT, LAPAN-A2, dan LAPAN-A3. Satelit terbaru adalah Satelit Nusantara Satu sebagai satelit broadband pertama Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga berencana meluncurkan Satria atau Satelit Indonesia Raya tahun depan. Pembangunan Satria dimulai pada 3 September 2020 oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) dengan Thales Alenia Space (TAS) di Perancis seharga Rp 8 triliun. Ternyata satelit-satelit kita tidak kalah keren dari satelit-satelit luar negeri, ya.  
Satelit Satria (sumber : www.liputan6.com)

Post a Comment

0 Comments