Bulan Kedua Bumi

Ilustrasi Bumi dengan dua Bulan (sumber : www.firstpost.com)

Bumi punya Bulan baru? Masa sih? Apakah ini bualan baru sekte Bumi datar lagi? Oh tenang dulu, yang dimaksud dengan 'Bulan baru' ini bukan berarti Bumi benar-benar mempunyai 2 Bulan. Ini hanyalah julukan saja. Hanya karena ada sebuah obyek angkasa numpang lewat mengitari planet kita tidak berarti bahwa itu adalah Bulan. Faktanya obyek itu adalah asteroid biasa. Ya, pada tanggal 28 Maret tahun ini, Teleskop Survei Pan-STARRS yang berada di puncak Haleakala di Pulau Maui, Hawaii menemukan batu angkasa yang berkelana ini. Lalu, keberadaan asteroid ini dikonfirmasi oleh Teleskop Kanada-Prancis-Hawaii di Hawaii dan 2 observatorium di Arizona. Minor Planet Center IAU atau International Astronomical Union - organisasi yang bertugas untuk menentukan planet, bulan, dan obyek astronomi baru lainnya di tata surya kita - resmi mendaftarkan asteroid ini pada tanggal 1 April ke dalam kategori Bulan / Satelit Kuasi.
Ilustrasi asteroid di dekat Bumi (sumber : www.scientificamerican.com)

Dengan hanya berdiameter 15 m, asteroid bernama 2023 FW13 ini terletak sekitar 14 juta km dari Bumi. Sebagai perbandingan, Bulan memiliki diameter 3.474 km dengan jarak 364.000 km pada jarak terdekatnya dengan Bumi. 2023 FW13 sendiri bisa jadi terbentuk dari pecahan Bulan kita atau bulan dari planet lain. Sebenarnya 2023 FW13 mengelilingi Matahari dengan waktu revolusi yang sama dengan Bumi. Tapi anehnya asteroid ini juga mengelilingi planet kita sejak 100 SM. Bahkan 2023 FW13 mungkin masih ada sampai tahun 3.700 M. Jalur orbitnya seperti inilah yang dimiliki oleh satelit kuasi. Bulan kuasi bisa dikatakan sebagai satelit semu alias satelit alami yang tidak benar-benar mengitari suatu planet. Lebih jelasnya, bulan kuasi merujuk pada benda langit yang walaupun tidak mengorbit langsung suatu planet, tapi memiliki jalur orbit yang sama dan mempertahankan posisi yang relatif stabil terhadap planet tersebut. Bulan kuasi bergerak dalam jalur orbit rumit berbentuk tapal kuda karena dipengaruhi oleh gravitasi planet serta gravitasi Matahari. Apakah 2023 FW13 memiliki kemungkinan jatuh ke Bumi atau setidaknya memberi dampak kepada planet kita? Untungnya, tidak sama sekali. Gravitasi Bumi bahkan hanya berefek kecil pada orbit asteroid tersebut.
Jalur orbit 2023 FW13 (sumber : https://commons.wikimedia.org)

Apakah Bumi hanya mempunyai satu bulan kuasi? Oh, tentu saja tidak. Ada bulan kuasi lain yang sudah menjadi tetangga kita sejak tahun 2016. Namanya adalah Asteroid Kamo'oalewa atau 2016 HO3. Bulan kuasi ini bahkan sudah mengelilingi matahari selama kurang lebih 2.121 tahun lamanya. 2016 HO3 digolongkan ke dalam 'bulan kuasi' karena jaraknya yang terlalu jauh untuk dianggap sebagai satelit alami Bumi. 2016 HO3 ditemukan oleh Teleskop Pan-STARRS 1 pada tanggal 27 April 2016. Ukurannya belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar berkisar antara 40 m - 100 m. Orbitnya sedikit miring sehingga jalurnya naik turun setiap tahun melalui bidang orbit Bumi. Jarak orbit 2016 HO3 juga berubah-ubah terhadap Bumi. Kadang 2016 HO3 melayang menjauh, tapi gravitasi Bumi menahan asteroid sehingga itu paling jauh berada sekitar 100 kali jarak Bumi-Bulan. Sebaliknya, Bumi juga menahan asteroid sehingga membuat asteroid bisa mendekat kurang dari sekitar 38 kali jarak Bumi-Bulan. Begitu terus dari tahun ke tahun.
Jalur orbit 2016 HO3 (sumber : www.space.com)

Bulan kuasi menjadi obyek penelitian baru yang unik. Pertama, jalur orbitnya yang aneh bisa digunakan untuk mempelajari pengaruh gaya gravitasi. Selain itu, jaraknya dengan planet induknya juga bisa membantu dalam mempelajari pembentukan dan evolusi sistem planet. Untuk ke depannya bulan kuasi juga bisa menjadi tujuan misi eksplorasi ruang angkasa. Misi ke 'bulan' ini bisa mendukung misi eksplorasi tata surya yang selanjutnya. 

Ilustrasi 2016 HO3 (sumber : www.bbc.com)

Post a Comment

0 Comments