Keajaiban dan Misteri Stonehenge



Kali ini aku akan membahas tentang sebuah monumen astronomi di Inggris, yaitu Stonehenge. Nama ini pasti tidak asing untuk kalian. Lebih tepatnya Stonehenge terletak di Wiltshire, Inggris. Stonehenge dibangun pada jaman Neolitik sampai jaman Megalitik (3,000 - 2,000 SM). Dengan kata lain, Stonehenge sudah sangat tua. Bagaimana para ilmuwan bisa menghitung umurnya? Dengan cara melihat bahan apa yang digunakan untuk membangun Stonehenge. Stonehenge dibangun menggunakan Batu Megalith. Batu Megalith ini dipakai dalam 3 bentuk arsitektur pada masa Neolitik sampai Megalitik. Jenis arsitektur pertama dan yang paling sederhana pada masa itu adalah menhir. Menhir adalah suatu batu panjang yang berdiri tegak. Menhir digunakan untuk membentuk lingkaran batu, persegi, cincin oval, dan bisa juga disebar menjadi beberapa baris. Bangunan kedua adalah dolmen. Dolmen adalah struktur 2 batu berdiri alias 2 menhir yang menopang sebuah batu besar di atasnya (seperti ambang pintu atau gerbang) yang biasanya digunakan untuk kuburan mereka. Arsitektur lain yang juga menggunakan menhir adalah henge, sebuah lingkaran batu yang dikelilingi parit yang tertutup tembok dari tanah yang digunakan untuk pertahanan. Seperti yang aku katakan tadi, Stonehenge adalah gabungan dari ketiga jenis arsitektur ini. Tapi Stonehenge dinamakan begitu karena struktur utamanya adalah henge, walaupun di dalamnya ada struktur menhir dan dolmen juga


Stonehenge juga termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO lho! Dulunya, Stonehenge memiliki Batu Megalith yang lebih lengkap daripada saat ini. Tapi karena ada beberapa monumennya yang sudah menghilang (mungkin hancur) dan ada beberapa yang bergeser, kita tidak bisa melihat bentuknya yang sebenarnya. Katanya walaupun terbuat dari batu abadi, monumen pertama Stonehenge bukan terbuat dari batu, tapi mungkin dari kayu. Monumen pertamanya yang bernama Lubang Aubrey ini adalah tepi parit besar yang dikelilingi lubang. Di gambar di atas ini, lubang Aubrey terlihat sebagai lingkaran-lingkaran kecil yang mengelilingi Stonehenge dari luar. Tapi, pada saat proses kedua pembangunan Stonehenge, para pekerja mengganti kayu dengan bahan lain, yaitu Batu Megalith tadi. Jadi, batu-batu besar di Stonehenge yang kita lihat saat ini adalah Batu Megalith yang memiliki berat 4 - 5 ton masing-masing dan tinggi sekitar 4 meter. Tapi, ada yang aneh tentang batu-batu Megalith ini (atau bisa juga disebut Batu Biru). Batu-batu biru ini dibawa dari tempat sejauh 240 km dari Stonehenge, yaitu dari Bukit Preseli, Pembrokeshire, dan Wales. Memangnya apa yang aneh dari itu? Yang aneh adalah bagaimana para pekerja membawa batu seberat itu dari jarak sejauh itu tanpa mesin (sudah jelas belum ada mesin pada saat itu). Itulah salah satu misteri dari Stonehenge. 


Misteri lain dari Stonehenge adalah fungsinya. Karena tidak ada bukti dari masyarakat Neolithic tentang kenapa mereka membangun Stonehenge, saat ini kita hanya bisa menduga saja. Para ilmuwan menduga bahwa Stonehenge digunakan untuk tempat beribadah masyarakat era Neolitik. Ada juga yang berpikir Stonehenge adalah simbol pembaharuan dan lahir kembali (karena kepercayaan masyarakat pada saat itu). Kemungkinan selanjutnya terkait tentang jalan menuju Stonehenge. Jadi, ada jalan menuju Stonehenge yang bermula dari Sungai Avon (nama sungai di dekat Stonehenge) dan berakhir di Batu-batu Megalith di Stonehenge yang berbentuk tapal kuda. Jalan ini mungkin adalah jalur untuk arak-arakan ke kuil, tapi mungkin juga adalah jalur untuk para leluhur dan untuk jalur kematian (jalur untuk orang yang meninggal). 


Tapi, salah satu fungsinya yang sudah jelas adalah Stonehenge memiliki keterkaitan dengan astronomi. Fungsi pertamanya adalah sebagai penanda Matahari terbit saat titik balik Matahari musim panas. Sumbu dari monumen Stonehenge mengarah pada Matahari terbit saat titik balik Matahari musim panas untuk belahan Bumi Utara. Pada saat itu, Matahari terbit di atas sebuah batu monolith yang bernama Batu Heel di arah Timur Laut. Batu Heel yang memiliki tinggi sekitar 5 meter ini berada di bagian luar Stonehenge dan disebut juga dengan Batu Matahari atau Friar’s Heel


Kemudian, pada saat titik balik Matahari musim dingin untuk belahan Bumi Utara, monumen Stonehenge (bukan Batu Heel) mengarah pada Matahari terbenam di arah Barat daya. Kalau kita berada di Stonehenge, kita akan melihat Matahari yang terbenam di antara 2 monumen tertentu di Stonehenge saat titik balik Matahari musim dingin. Tapi Stonehenge tidak hanya menandai titik balik Matahari saja. Ada 2 batu di Stonehenge - yang bernama Station Stone - berada segaris dengan posisi khusus Bulan di angkasa. Keren kan? 


Itu baru 3 fungsi saja. Ada juga yang menduga bahwa Stonehenge adalah jam Matahari dan juga jam Bulan. Tapi itu belum pasti. Yang sudah pasti adalah ketiga fungsi astronomi yang sudah aku jelaskan barusan. Mungkin Stonehenge masih memiliki fungsi yang lain yang belum diketahui. Kita tunggu saja sampai misteri-misteri itu berhasil dipecahkan dan sampai kita mengetahui fungsinya yang sebenarnya. Stonehenge juga mengingatkan kita bahwa nenek moyang kita sangat hebat karena bisa membangun monumen sebesar itu yang dengan akurat mengarah pada suatu peristiwa angkasa, padahal dulu belum ada kompas. Semoga kalian menyukai ceritaku kali ini! 

------------

Lihat juga rekamannya ya : 








Post a Comment

0 Comments