Bola api yang mengguncangkan Bumi



Minggu ini aku mau melanjutkan ceritaku tentang batu asteroid, yaitu tentang meteor. Yang perlu kalian ketahui adalah meteor adalah serpihan angkasa (Mis : batu asteroid, komet, meteoroid) yang terbakar di atmosfer. Mungkin kita semua sudah tau hal itu. Sekadar info tambahan, meteoroid adalah serpihan angkasa yang lebih kecil dari asteroid dan kebanyakan meteoroid adalah pecahan dari asteroid dan komet. Kata 'meteor' diambil dari Bahasa Yunani 'meteōros' yang berarti 'tinggi di udara'. Setiap hari sekitar 25 juta serpihan angkasa memasuki atmosfer Bumi. Berat seluruhnya adalah sekitar 100 ton. Tapi jarang ada yang sampai ke permukaan Bumi karena semua serpihan angkasa itu kebanyakan hanya seukuran jeruk saja dan aku juga sudah menjelaskan bahwa serpihan angkasa seukuran itu tidak bisa menembus atmosfer Bumi. Walaupun ada meteor yang bisa menabrak Bumi, jarang ada meteor yang bisa menimbulkan kawah tumbukan yang jatuh ke Bumi, sekitar 10,000 tahun sekali. Meteor yang terbakar di atmosfer kadang-kadang terpecah menjadi beberapa meteor. Peristiwa ini disebut prosesi meteor (meteor procession).

Apakah kalian tau kenapa serpihan angkasa yang masuk ke atmosfer Bumi akan terbakar? Itu karena serpihan angkasa itu bertabrakan dengan molekul udara di atmosfer alias bergesekan. Kita semua tau bahwa kalau ada 2 benda padat yang bergesekan, maka kedua benda itu akan memanas. Begitu juga dengan meteor yang bergesekan dengan molekul udara di atmosfer. Karena terjadi sangat cepat dan kuat, gesekannya bisa membakar serpihan angkasa itu. Serpihan angkasa yang masuk ke atmosfer mulai terbakar menjadi meteor di ketinggian 76 - 100 km di atas permukaan Bumi. Salah satu jenis serpihan angkasa, yaitu meteoroid, yang masuk ke atmosfer Bumi akan menyebabkan 3 efek pada atmosfer, yaitu ionisasi pada molekul atmosfer, debu meteoroid, dan suara lintasan meteoroid. Yang dimaksud dengan ionisasi adalah mengubah atom, molekul, atau zat menjadi ion. Jejak ionisasi bisa bertahan di atmosfer selama 45 menit. Sementara debu meteor alias serpihan meteoroid yang tertinggal di atmosfer bisa bertahan di atmosfer selama beberapa bulan. Hal ini bisa mempengaruhi iklim dengan cara menyebarkan radiasi elektromagnetik dan memicu reaksi kimia.

Meteor bisa menimbulkan efek seperti itu pada atmosfer karena kandungan mineralnya. Kandungan mineralnya juga mempengaruhi warna meteor itu. Meteor bisa mengandung besi (meteor itu akan berwarna kuning), sodium (warna jingga kekuningan), magnesium (warna biru kehijauan), kalsium (warna ungu), dan oksigen dan nitrogen dari atmosfer (warna merah). Sekarang coba kalian lihat gambar pertama lagi. Ya, itu adalah gambar hujan meteor. Apakah kalian tau apa perbedaan meteor dan hujan meteor? Hujan meteor terjadi karena gravitasi Bumi yang menarik serpihan angkasa yang berada di salah satu bagian orbit Bumi. Serpihan angkasa itu biasanya adalah pecahan yang tertinggal dari komet yang melintas. Komet yang berkelana di angkasa kadang-kadang meninggalkan puing-puing (pecahan komet) di sepanjang orbit komet. Nah, ada beberapa orbit komet yang berpotongan dengan jalur orbit Bumi sehingga puing-puing komet itu juga tertinggal di salah satu bagian jalur orbit Bumi. Pada saat Bumi melewati bagian jalur orbit itu, gravitasinya menarik puing-puing komet itu sehingga masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar. Kita melihatnya dari Bumi sebagai hujan meteor dan hujan meteor bisa terjadi pada hari dan bulan yang sama setiap tahun. Tapi tidak hanya dari pecahan komet saja, hujan meteor juga bisa terjadi dari pecahan batu asteroid.

Meteor juga dikelompokkan sesuai dengan ukurannya dan tingkat kecerlangannya. Serpihan angkasa yang terbakar di atmosfer, tapi lebih besar dan lebih terang dari meteor disebut bola api. Bola api juga lebih terang daripada Planet Venus kalau dilihat dari Bumi. Kalau magnitudo bola api mencapai 14 atau lebih, kita menyebutnya bolide. Bolide juga dipakai untuk 'meteor yang meledak'. Ternyata masih ada tingkatan selanjutnya, yaitu superbolide. Superbolide dipakai untuk menjelaskan bolide dengan magnitudo 17 atau lebih.

Kawah di atas ini mungkin tidak asing untuk kalian, apalagi karena sudah tertera namanya. Kawah Barringer adalah kawah tumbukan dengan diameter sekitar 1 km dan dalam 170 m yang terbentuk di Arizona sekitar 50,000 tahun lalu. Di Bumi, sudah ditemukan sekitar 180 kawah tumbukan yang disebabkan oleh jatuhnya serpihan angkasa yang lebih besar dari rumah. Tapi tidak semua meteorit (serpihan angkasa yang berhasil menembus atmosfer dan menabrak Bumi) menimbulkan kawah tumbukan. Misalnya, pada 30 Juni 1908, sebuah pecahan komet dengan diameter sekitar 100 m dan berat sejuta ton meledak dan membuat 80 juta pohon tumbang di area seluas 2,150 km persegi di Tunguska, Siberia. Tumbukan ini menyebabkan gelombang kejut dan selama 2 hari sesudahnya ada banyak sekali debu halus di atmosfer Bumi.

Masih di Rusia, pada tanggal 15 Februari 2013, superbolide dengan diameter 17 m dan berat 10,000 ton menabrak Chelyabinsk dengan kecepatan 18 km/detik, tapi tabrakan itu tidak menimbulkan kawah. Australia (lebih tepatnya Australia Selatan) juga pernah ditabrak oleh meteor yang menimbulkan kawah tumbukan bernama Kawah Acraman yang berdiameter 90 km.

Indonesia juga pernah dilewati oleh meteor, atau lebih tepatnya bola api. Tapi kejadian ini bukan kejadian yang terjadi belum lama ini di Bali dan Lampung ya. Kejadian ini terjadi pada 8 Oktober 2009 di Bone, Sulawesi Selatan. Bola api berdiameter sekitar 10 m ini memiliki energi 2 kali bom atom Nagasaki lho! Tapi tidak ada kabar bahwa bola api ini jatuh. Dengan kata lain, mungkin bola api ini hanya lewat. Untung saja. Karena kalau bola api itu jatuh, kira-kira seberapa besar kerusakan yang terjadi ya? Kalau seandainya bola api itu menabrak Bumi, dampak kerusakannya jauh lebih kecil dari dampak tabrakan meteor di Chicxulub (Meksiko) 65 juta tahun lalu. Tahukah kalian? Tabrakan ini adalah tabrakan paling dahsyat yang terjadi di Bumi lho! Tabrakan meteor ini mengubah cuaca global sehingga mungkin membunuh para dinosaurus. Kita bisa melihat bekas tumbukannya karena tabrakan itu membuat kawah. Walaupun itu adalah tabrakan paling dahsyat, kawah yang terbentuk bukanlah kawah terbesar yang ada di Bumi. Kawah terbesar di dunia adalah Kawah Vredefort di Afrika Selatan yang berdiameter 300 km!

Kawah Vredefort terbentuk akibat jatuhnya meteorit selebar 10 km. Kawah yang berumur sekitar 4 miliar tahun ini adalah salah satu tabrakan tabrakan terbesar di Bumi. Dengan kata lain, kawah ini terbentuk sebelum dinosaurus mulai hidup di Bumi. Tua sekali ya! Pada tahun 2005 Kawah Vredefort dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.

Kawah seperti Vredefort mungkin bisa terbentuk lagi dalam ribuan tahun ke depan. Untung saja kita memiliki atmosfer yang melindungi kita dari serpihan angkasa yang mendatangi kita setiap harinya. Karena kalau Bumi tidak memiliki atmosfer, nasib Bumi akan sama dengan Bulan dan planet-planet lainnya, misalnya Merkurius. Jadi, meteor (terutama yang berukuran besar) berbahaya bagi kita, tapi ada suatu kejadian terkait meteor yang bisa kita nikmati. Kejadian itu adalah hujan meteor. Jadi jangan lupa untuk melihat beberapa hujan meteor yang akan terjadi di tahun ini ya. Jya, matane (kalau begitu, sampai jumpa)!






ーーーーー

Lihat juga rekamannya ya :



Post a Comment

0 Comments