Pengintai angkasa di angkasa


Apa yang kalian pikirkan saat membaca judul di atas? Mungkin ada dari kalian yang berpikir bahwa itu adalah alien yang mengamati kita dari angkasa. Tapi yang aku maksud bukanlah alien. Kita bisa mengamati obyek-obyek angkasa dengan mata telanjang pada malam hari, tapi kebanyakan dari kita pasti tidak akan mengetahui apa obyek angkasa yang kita lihat itu. Misalnya, kita melihat suatu obyek angkasa yang terang, lalu kita berpikir bahwa itu adalah bintang, padahal mungkin saja itu adalah supernova. Karena itu, agar bisa mengamati obyek-obyek angkasa (terutama yang jauh), kita menggunakan teleskop. Seperti yang kita ketahui, teleskop bisa dibangun di tanah dan ada juga teleskop angkasa yang berada di luar angkasa. Kali ini aku hanya akan membahas tentang teleskop angkasa saja. Apakah kalian tau apa keuntungan dan kerugian antara teleskop angkasa dengan teleskop darat?Teleskop darat tidak bisa selalu mendapatkan foto obyek angkasa dengan jelas karena terhalang oleh atmosfer, polusi cahaya, dan sebagainya. Tapi keuntungannya adalah teleskop darat mudah untuk dirawat. Sementara teleskop angkasa bisa melihat obyek angkasa yang jauh tanpa terhalang oleh atmosfer. Tapi kalau ada bagiannya yang rusak, para ilmuwan harus mengirimkan astronot ke lokasi teleskop itu untuk memperbaikinya dan itu butuh biaya. Belum juga kalau para astronot itu harus mondar-mandir dari Bumi ke teleskop yang rusak itu. 

Tapi, teleskop angkasa memiliki keunggulan yang lain. Ada beberapa jenis gelombang yang hanya bisa dideteksi dari angkasa karena tidak bisa sampai ke permukaan Bumi. Itulah alasan kenapa para ilmuwan juga membuat teleskop angkasa. Teleskop angkasa berbeda dengan wahana penjelajah (Mis : Voyager), karena wahana penjelajah menjelajahi angkasa, sedangkan teleskop angkasa hanya berada di sekitar Bumi saja. Mungkin kalian juga bertanya apa perbedaan antara teleskop angkasa dengan satelit. Perbedaannya adalah satelit tidak selalu mengamati angkasa karena ada satelit yang digunakan untuk komunikasi (salah satunya). Sudah ada banyak teleskop yang diluncurkan ke luar angkasa dan dari sekian banyaknya itu, ada banyak teleskop juga yang sudah tidak digunakan lagi. Saat ini ada sekitar 26 teleskop angkasa yang aktif. 

Teleskop angkasa (mungkin juga teleskop darat) dibagi menjadi 7 kelompok utama, yaitu teleskop sinar Gamma, sinar X, gelombang ultraviolet, cahaya optik, gelombang inframerah, gelombang radio, dan gelombang mikro. Kenapa teleskop - teleskop itu dibagi menjadi banyak jenis? Karena di alam semesta ini ada banyak jenis gelombang yang tidak bisa kita dengar dan gelombang-gelombang itu tidak bisa dideteksi semuanya oleh 1 teleskop saja. Kita tidak bisa melihat jenis-jenis gelombang di atas ini, kecuali cahaya optik alias visible light. Tapi, kita bisa merasakan gelombang-gelombang yang tidak bisa kita lihat itu. Semua jenis gelombang di gambar ini datang dari berbagai obyek angkasa (tentunya juga ada yang berasal dari Bumi). Sinar Gamma berasal dari ledakan supernova, Bintang Neutron, lubang hitam, dan pulsar. Teleskop Sinar Gamma pertama yang diluncurkan adalah Proton 1, yang diluncurkan USSR (Union of Soviet Socialist Republics) pada 16 Juli 1965. Proton 1 berada di ketinggian 183 - 589 km di atas permukaan laut dan misinya selesai pada 11 Oktober 1965 (kurang dari 3 bulan). Kok misinya cepat sekali? Mungkin karena saat itu baru uji coba saja. 


Misi Satelit Astronomi Kecil Kedua (Second Small Astronomy Satellite / SAS 2) yang diluncurkan oleh NASA juga tidak begitu panjang, dari tanggal 15 November 1972 sampai 8 Juni 1973 (walaupun misinya memang lebih panjang dari Proton 1). SAS - 2 tidak hanya mendeteksi Sinar Gamma saja, melainkan juga mendeteksi Sinar X, radiasi inframerah, gelombang ultraviolet, dan cahaya optik. Laboratorium Astrofisika Sinar Gamma Internasional atau disingkat INTEGRAL yang diluncurkan ESA (European Space Agency) pada 17 Oktober 2002 juga adalah teleskop Sinar Gamma sekaligus Sinar X. Sinar X tidak bisa sampai ke permukaan Bumi atau dengan kata lain hanya bisa dideteksi dari luar angkasa. Sinar X dilontarkan dari lubang hitam, bintang, Bintang Neutron, gugus galaksi, sisa-sisa supernova, dan lain-lain. Saat ini, INTEGRAL masih bekerja di ketinggian 639 – 153,000 km. Ada juga Polarimeter Ledakan Sinar Gamma yang diluncurkan JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) pada 21 Mei 2010 yang juga masih aktif. 
INTEGRAL 

Teleskop selanjutnya diluncurkan oleh 2 organisasi, yaitu NASA dan ESA. Teleskop Angkasa Hubble adalah teleskop optik dan juga ultraviolet. Gelombang ultraviolet datang dari Matahari, bintang lain, dan galaksi. Ultraviolet tidak bisa mencapai permukaan karena terserap atmosfer Bumi sehingga harus dideteksi dari angkasa. Teleskop Hubble diluncurkan pada 24 April 1990 dan masih aktif di ketinggian 586–610 km. Apakah kalian tau apa yang membuat teleskop angkasa ini terkenal? Alasannya adalah karena kita bisa melihat hasil-hasil yang Hubble dapatkan karena dia juga mendeteksi cahaya optik dari planet, bintang, galaksi, dan lain-lain yang kita juga bisa lihat menggunakan teleskop biasa yang mungkin kita miliki. 


Kita kembali lagi ke teleskop Sinar X. Teleskop Sinar X yang pertama adalah Uhuru yang diluncurkan NASA pada 12 Desember 1970. Teleskop setinggi sekitar 2 kali tinggi orang dewasa ini berhenti pada Maret 1973. Setelah itu ada Chandra X-ray Observatory yang diluncurkan NASA pada 23 Juli 1999. Teleskop ini masih aktif di ketinggian 9,942–140,000 km. Di bagian teleskop radio ada Teleskop HALCA, singkatan dari Highly Advanced Laboratory for Communications and Astronomy (Bahasa Jepang = Haruka). 


Teleskop dengan nama panjang ini diluncurkan ISAS (Institute of Space and Astronautical Science) pada 12 Februari 1997 dan berada di ketinggian 560 - 21,400 km, tapi sudah tidak aktif sejak 30 November 2005. Teleskop HALCA mendeteksi gelombang radio dari sisa-sisa supernova, ledakan bintang galaksi (saat dimana banyak sekali bintang yang lahir di suatu galaksi dalam waktu yang cepat), dll. 

Ini adalah Teleskop Angkasa Spitzer yang mendeteksi radiasi infamerah dari obyek angkasa yang lebih dingin atau menjauh dari Bumi dengan kecepatan tinggi, misalnya katai coklat dan nebula. Spitzer sudah diluncurkan sejak tahun 2003 dan diberhentikan tahun lalu oleh NASA, yaitu pada 30 Januari 2020. Setelah Spitzer, ada Teleskop Wide-field Infrared Survey Explorer atau WISE yang diluncurkan oleh NASA juga dan masih aktif. Setelah itu, di bagian teleskop gelombang mikro, ada Teleskop COBE, singkatan dari Cosmic Background Explorer yang diluncurkan NASA pada 18 November 1989, tapi juga sudah tidak aktif sejak 23 Desember 1993. Teleskop gelombang mikro yang aktif saat ini adalah Odin yang diluncurkan oleh Swedish Space Corporation pada 20 Februari 2001. 


Selain ketujuh jenis teleskop utama itu, ada 2 jenis lainnya, yaitu teleskop pendeteksi partikel dan pendeteksi gelombang gravitasi. Teleskop pendeteksi partikel adalah teleskop yang mencari sinar kosmik dan elektron yang dilontarkan dari Matahari, galaksi kita, dan dari galaksi lain. Alpha Magnetic Spectrometer 02 (AMS-02) yang diluncurkan NASA pada 16 Mei 2011 adalah salah satunya yang masih bekerja. Tapi dia tidak bekerja sendirian karena AMS-02 dipasang di Stasiun Angkasa Internasional.


Teleskop pendeteksi partikel lain yang masih aktif adalah Dark Matter Particle Explorer -atau disingkat DAMPE - yang diluncurkan oleh 2 organisasi dari China pada 17 Desember 2015. Kedua organisasi itu adalah China National Space Administration (CNSA) dan Chinese Academy of Sciences (CAS). Sementara teleskop gelombang gravitasi mendeteksi gelombang gravitasi dari tabrakan 2 atau lebih Bintang Neutron atau lubang hitam. Untuk teleskop jenis ini, aku hanya tau 1 teleskop saja, yaitu LISA Pathfinder yang diluncurkan ESA pada 3 Desember 2015, tapi misinya dihentikan pada 30 Juni 2017, kurang dari 2 tahun kemudian. 

Itu tadi adalah teleskop angkasa yang ada saat ini dan yang sudah tidak aktif. Untuk kedepannya, pastinya akan ada banyak teleskop angkasa lainnya yang lebih canggih yang akan diluncurkan cepat atau lambat. Aku hanya akan menyebutkan 6 di antaranya. Yang pertama ada International Lunar Observatory atau ILO-X yang akan diluncurkan oleh International Lunar Observatory Association pada 11 Oktober 2021. Kemudian ada Teleskop Angkasa James Webb atau JWST, yang akan diluncurkan oleh NASA, ESA, dan CSA (Canadian Space Agency). Jadwal peluncuran JWST adalah pada 31 Oktober 2021, dengan tugasnya yaitu menyelidiki radiasi inframerah. 


Kali ini giliran JAXA yang meluncurkan teleskopnya yang bernama X-Ray Imaging and Spectroscopy Mission (XRISM). Jadwal  peluncurannya adalah Bulan Januari 2022. Pada tahun 2025 NASA dan DOE (United States Department of Energy) berencana untuk meluncurkan Nancy Grace Roman Space Telescope. Nama lainnya adalah Wide Field Infrared Survey Telescope (WFIRST). 10 tahun dari sekarang (2031), ATHENA -singkatan dari Advanced Telescope for High Energy Astrophysics - yang dibuat oleh ESA, NASA, dan JAXA, akan diluncurkan. Yang terakhir, pada tahun 2034, sebuah teleskop angkasa yang dibuat ESA akan diluncurkan. Nama teleskop angkasa ini adalah Laser Interferometer Space Antenna (LISA), yang akan mendeteksi gelombang gravitasi. 


Kira-kira hasil seperti apa yang akan para teleskop masa depan ini dapatkan ya? Kita tunggu saja penemuan-penemuan yang mengejutkan yang akan mereka temukan. Dari ceritaku kali ini, masih ada banyak teleskop angkasa yang tidak sempat aku bahas. Tapi sekarang, kita bisa mengenal 'robot-robot' yang kita gunakan untuk mengamati angkasa dari angkasa. 


-------------

Lihat juga rekamannya di sini ya : 





Post a Comment

0 Comments