Oumuamua

Obyek antarbintang belum tentu sejak dari dulu berada di ruang antarbintang, karena bisa jadi obyek angkasa itu dulunya mengorbit bintang, tapi kemudian terlontar ke luar tata surya karena berinteraksi dengan suatu obyek angkasa masif. Misalnya seperti pada awal 1980-an, saat Komet C/1980 E1 yang awalnya terikat ke Matahari melewati dekat dengan Jupiter sehingga dipercepat sampai mencapai kecepatan lepas dari Matahari dan kemudian menuju ruang antarbintang. Kecepatan lepas Matahari adalah kecepatan yang dibutuhkan suatu obyek angkasa untuk melepaskan diri dari ikatan gravitasi Matahari. Menurut para astronom, di Awan Oort ada lebih banyak komet yang dikeluarkan ke ruang antarbintang daripada yang tertahan di dalamnya. Awan Oort sendiri mungkin terbentuk dari planetesimal - sisa-sisa pembentukan tata surya - yang dilontarkan dari bintang lain di daerah kelahiran Matahari, karena memang masih ada beberapa astronom yang menduga bagaimana cara Awan Oort terbentuk, misalnya 2 astronom bernama Amir Siraj dan Avi Loeb. Walaupun jauh, para astronom masih ingin mengirimkan misi setidaknya ke salah satu dari obyek antarbintang ini. Salah satunya adalah Proyek Lyra yang akan menilai kemungkinan misi ke Oumuamua dan hasilnya adalah adanya saran untuk mengirim wahana antariksa ke Oumuamua dalam waktu 5 sampai 25 tahun. Sampai saat ini baru ada 2 obyek antarbintang yang ditemukan melintas di tata surya kita. Yang pertama adalah 1I/ʻOumuamua atau yang biasa disebut Oumuamua.
Pengamatan pergerakan Oumuamua
Obyek antarbintang ini ditemukan dengan menggunakan teleskop Pan-STARRS pada 19 Oktober 2017. Dengan kecepatan yang lebih besar dari kecepatan lepas Matahari - yaitu 26,3 km/detik saat di luar tata surya kita - Oumuamua memiliki bentuk pancake atau (kalau kalian lebih suka) pesawat angkasa yang mungkin terbuat dari es nitrogen padat. Setelah beberapa pengamatan, para ilmuwan menduga Oumuamua keluar dari suatu sistem bintang 400 juta - 500 juta tahun lalu. Awalnya, Oumuamua dinamai C/2017 U1 karena dianggap komet dan diubah namanya menjadi A/2017 U1 setelah tidak ada aktivitas komet yang ditemukan. Tapi, setelah sifatnya dikonfirmasi namanya diganti menjadi 1I/ʻOumuamua. 1 karena objek pertama yang ditemukan, "I" untuk antarbintang, dan "'Oumuamua" berasal dari Bahasa Hawaii yang berarti "pembawa pesan dari jauh yang tiba lebih dulu". Oumuamua sudah kehilangan semua permukaannya yang mudah menguap karena terkena paparan radiasi kosmik di ruang antarbintang sehingga ada yang menyebutnya sebagai asteroid, komet punah atau damocloid. Komet punah adalah komet yang sudah mengeluarkan sebagian besar esnya dan hanya tersisa sedikit untuk membentuk ekor dan koma, sedangkan damocloid adalah planet minor seperti Farfarout yang memiliki orbit periode panjang periodik - mirip Komet Halley - tapi tidak memiliki ekor komet. Obyek antarbintang sepanjang 800 m ini mungkin menyemburkan gas dari sisi yang diterangi Matahari yang mendorongnya seperti roket sehingga kalau dilihat, Oumuamua akan benar-benar terlihat bergerak seperti pesawat angkasa. Kalian pasti tau bahwa batu angkasa yang memiliki ekor akan disebut komet. Tapi, kalau Oumuamua adalah komet, obyek berbentuk aneh ini seharusnya tidak memiliki gas yang keluar seperti ekor komet karena bentuknya yang tidak seperti komet dan juga dorongan seperti roket yang lebih kuat dari dugaan para astronom.
Hal ini membuat beberapa ilmuwan bahkan berpikir Oumuamua adalah 'kiriman' para alien. Tapi tentu saja itu tidak sepenuhnya benar, karena Oumuamua mungkin berasal dari dunia seperti Pluto yang kita bahas belum lama ini. Para ilmuwan menduga Oumuamua tidak berbentuk datar seperti itu saat pertama kali masuk ke tata surya kita. Bisa jadi bentuk awalnya adalah bulat seperti planet, tapi radiasi kosmik dan mungkin panas dari bintang mengubahnya menjadi seperti pancake, dan hal ini juga terjadi dengan semua komet yang tersusun dari es. Karena berasal dari tata surya lain, Oumuamua mungkin adalah sampel pertama dari eksoplanet yang terbawa ke dalam tata surya kita sehingga bisa membuat para ilmuwan mempelajari tentang eksoplanet itu dan bagaimana cara terbentuknya). Menurut mereka juga, seharusnya sekitar 1 dari 1,000 komet di tata surya kita berbentuk seperti Oumuamua atau seharusnya ada ratusan obyek antarbintang seukuran Oumuamua di tata surya kita. Obyek antarbintang kedua yang ditemukan bernama 2I/Borisov atau C/2019 Q4 (Borisov).
Dilihat dari gambarnya saja kita bisa tau bahwa obyek antarbintang ini adalah sebuah komet. Komet ini diitemukan pada 30 Agustus 2019 oleh Gennadiy Borisov. Titik terdekatnya dengan Matahari adalah sedikit diatas 2 AU alias sekitar 300 juta km pada 8 Desember 2019 dan melintas paling dekat dengan Bumi 20 hari setelahnya. Komet Borisov memiliki komposisi permukaan yang cukup jarang ditemukan di tata surya kita. Pada November 2019, ada astronom dari Universitas Yale mengatakan ekor komet ini berukuran 14 kali ukuran Bumi! Diameter inti 2I/Borisov awalnya dikira antara 1,4 sampai 16 km, tapi kemudian Teleskop Angkasa Hubble mengukur bahwa diameter maksimalnya adalah 0,5 km. Komet yang memiliki kecepatan 32 km/detik ini katanya juga melontarkan sejumlah kecil nikel.
Ternyata memang di luar tata surya kita ada 'banyak UFO yang sedang mengintai kita'. Semoga saja kita bisa segera pergi pertama ke dunia di luar orbit Neptunus, kemudian Awan Oort, sampai akhirnya kita bisa keluar dari tata surya kita ini.
ーーーーーー
Lihat juga rekamannya ya :
0 Comments