Akhir dari Bimasakti

Ilustrasi Andromeda yang mendekati Bimasakti (sumber : www.nasa.gov)

Selain asteroid, galaksi juga bisa saling bertabrakan dan bergabung membentuk galaksi baru. Galaksi-galaksi sering bertabrakan karena jaraknya yang dekat - walaupun untuk kita tidak dekat - terutama di masa lalu saat alam semesta lebih kecil dan galaksi lebih dekat lagi. Sementara, bintang-bintang malah tidak sering bertabrakan karena cukup jauh satu sama lain. Saat 2 galaksi bertabrakan, ada banyak peristiwa aneh terjadi, seperti galaksi kecil menembus pusat galaksi besar dan menyisakan lubang di tengahnya sehingga menjadi galaksi cincin. Sebaliknya, galaksi besar bisa menelan galaksi kecil, misalnya Bimasakti yang pernah menelan galaksi kerdil elips Sagittarius dan Galaksi NGC 5195 yang ditelan Galaksi Pusaran Air. Planet dan bintang bisa terlempar keluar ke ruang antargalaksi, masuk ke dalam pusat galaksi, atau terlempar ke jalur orbit baru. Kalau ada 2 lubang hitam di kedua galaksi itu bertabrakan, salah satunya bisa terlontar secepat jutaan km per jam. Penggabungan 2 galaksi seukuran juga bisa memperbanyak awan gas dan mempercepat kelahiran bintang ratusan kali lebih cepat daripada di galaksi tenang. Ini akan menyebabkan ribuan sistem tata surya terbentuk dan memicu ledakan supernova setiap beberapa tahun sekali, padahal di Bimasakti saja supernova hanya terjadi setiap 100 tahun sekali. 4 tabrakan galaksi lainnya di antaranya adalah galaksi kecil M32 pernah menembus piringan Galaksi Andromeda lebih dari 200 juta tahun lalu. Wujud M32 tetap ada, tapi lama-kelamaan akan bergabung dengan Andromeda. 
                                                            Sumber : scitechdaily.com

Lalu, Galaksi Cartwheel yang berjarak 500 juta tahun cahaya bertabrakan dengan suatu galaksi dan ada dua galaksi berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi yang bertabrakan dan melontarkan bintang dan gas yang membentuk ekor. Satu lagi tabrakan galaksi yang mungkin paling terkenal adalah tabrakan galaksi kita dengan galaksi tetangga, yaitu Bimasakti dan Andromeda. Galaksi Andromeda memiliki diameter 260.000 tahun cahaya dan berisi triliunan bintang, sementara Bimasakti membentang sejauh 100.000 tahun cahaya dan berisi 400 miliar bintang. Galaksi Andromeda, Bimasakti, dan semua galaksi lainnya terbungkus dalam halo galaksi samar yang terdiri dari gas, debu, dan bintang-bintang liar atau pengembara. Para astronom mengukur ukuran Halo Andromeda dengan melihat seberapa banyak halo ini menyerap cahaya dari quasar di belakangnya kalau dilihat dari Bumi. Hal yang mengejutkan mereka adalah Halo Andromeda membentang sejauh setengah jarak ke Bima Sakti atau sejauh 1,3 juta tahun cahaya sampai 2 juta tahun cahaya dari pusat Galaksi Andromeda. Bahkan, halo kedua galaksi ini mulai saling bersentuhan! Itu artinya, tabrakan Bimasakti dan Andromeda sudah dimulai. 
Kiri : Galaksi Pusaran Air & NGC 5195 (sumber : www.nasa.gov), Kanan : proses penggabungan Bimasakti dan Andromeda (sumber : astronomy.com)

Walaupun masih prediksi, kedua galaksi terbesar di Grup Lokal ini bisa dibilang 99% akan bertabrakan dalam 4.5 miliar tahun lagi dan akan membentuk galaksi elips yang berbentuk bola sepak. Grup Lokal adalah salah satu kumpulan galaksi tempat galaksi kita dan si galaksi tetangga berada. Andromeda berjarak 2,5 juta tahun cahaya dari kita Bimasakti, tapi mereka berdua tetap tertarik gravitasi masing-masing, ditambah dengan gravitasi materi gelap. Saat ini Andromeda atau M31 sedang mendekati kita dengan kecepatan 483.000 km/jam, cukup cepat untuk melakukan perjalanan dari sini ke Bulan dalam sejam saja. Tapi, setelah mereka berdua bertemu, butuh waktu 2 miliar tahun lagi untuk menjadi 1 galaksi yang baru menurut simulasi Teleskop Angkasa Hubble. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan Efek Doppler yang mendeteksi perubahan frekuensi dan panjang gelombang dari M31. Tidak hanya mereka berdua, Galaksi Triangulum atau M33 akan meramaikan penggabungan kedua galaksi dan akan ditelan oleh Galaksi BimaMeda atau Androsakti (atau apapun namanya) yang baru saja terbentuk. Galaksi satelit Andromeda ini memiliki diameter 50.000 tahun cahaya dan hanya berisi 100 miliar bintang. Sampai tahun 1920-an, para astronom mengira Andromeda dan Triangulum adalah nebula di dalam Bimasakti karena terlihat seperti gas kalau dilihat dari Bumi. 
Galaksi Triangulum (sumber : www.nasa.gov)

Apa yang akan terjadi kepada kita? Tenang, gabungan kedua galaksi itu tidak akan menghancurkan tata surya kita. Tapi, Matahari kita sendiri yang akan membakar Bumi kita, seperti yang pernah aku bahas sebelumnya. Saat gabungan kedua galaksi terjadi, Matahari kita akan menjadi raksasa merah, membesar, menelan Merkurius dan Venus, dan menghancurkan dan membakar Bumi dan Bulan. Sebelum Bimasakti dan M31 bergabung sepenuhnya, bintang kita sudah duluan menjadi katai putih alias sudah mati. Bahkan sebelum 4.5 miliar tahun lagi, luminositas atau tingkat cahaya Matahari akan meningkat sekitar 4 miliar tahun lagi. Itu akan memanaskan permukaan Bumi dan menyebabkan efek rumah kaca yang tidak terkendali, seperti Venus. Itu artinya kita tidak bisa melihat penggabungan Bimasakti dan Andromeda, kecuali kalau kita berhasil meninggalkan Bumi atau tata surya kita dan pindah ke planet lain. Memangnya apa yang menarik tentang tabrakan Bimasakti dan Andromeda? Kita bisa melihat jalur-jalur gas yang memenuhi langit malam kita, seperti gambar di bawah. Jadi, apakah tabrakan Galaksi Bimasakti dan Galaksi Andromeda menyeramkan atau menyenangkan? 
Ilustrasi langit malam saat Bimasakti dan Andromeda bergabung (sumber : www.quora.com)

Atas : ilustrasi tabrakan Bimasakti dan M31 (sumber : www.universetoday.com), Bawah : ilustrasi Andromeda dilihat dari Bumi saat sudah dekat (sumber : earthsky.org)

-----

Post a Comment

0 Comments